Sejauh Roda Berputar: Perjalanan Ondeway dan Petani Kopi Kahayya
Penulis : Halia Asriyani

Andi Reski Anggraini, atau Ikky di tahun 2014 adalah seorang relawan. Ia bersama teman-temannya menyusuri perjalanan jauh yang tak mudah, untuk bisa berbagi pengetahuan sekaligus bermain bersama anak-anak di sebuah taman baca di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Sepuluh tahun yang lalu, Desa Kahayya di Kecamatan Kindang masih sangat sulit diakses. Ikky dan kawan-kawan harus berjalan kaki kurang-lebih empat kilometer dengan perjalanan menanjak dan berbatu. Buku-buku yang ia bawa diangkut dengan kuda, atau dengan motor oleh orang-orang desa yang tentunya harus memiliki keahlian melewati jalan terjal dan berbatu.

Tapi semua itu akan terbayar ketika melihat pemandangan Desa Kahayya. Desa di sudut lereng Gunung Bawakaraeng ini memiliki pemandangan mempesona. Setiap kali Ikky dan teman-temannya datang, anak-anak Desa Kahayya akan berkumpul untuk belajar dan bermain bersama. Buku-buku yang mereka bawa, hasil donasi dari berbagai tempat, akan jadi satu buah tangan yang mereka nantikan. Tak hanya keindahan alam yang memikat mata, rupanya desa ini juga menghasilkan kopi.

Mendengar Kabupaten Bulukumba, yang terbayang di benak kita mungkin adalah pantai-pantai yang indah. Siapa sangka, di sana juga ada wilayah pegunungan dengan potensi kopi lokal. Ikky mulanya tidak mengetahui bahwa di tanah kelahirannya itu ada daerah yang menghasilkan kopi. Ia lalu mencari tahu potensi kopi tersebut dan kemana kopi-kopi itu dibawa.

Ikky akhirnya tau, hasil panen kopi petani di Desa kahayya selama ini dijual ke tengkulak. Sayang sekali, karena dengan begitu petani tidak memperoleh harga yang wajar dibanding harga kopi pada umumnya yang seharusnya mereka dapatkan. Resah akan hal itu, Ikky bersama kawan-kawannya pun mendaftarkan diri ke sebuah program pemberdayaan melalui Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Berhasil terpilih untuk tahun 2015-2016, akhirnya mereka pun mulai mendampingi petani kopi.

Salah satu bukit di Desa Kahayya. Sumber: desakahayya.id

Ada dua jenis kopi yang dikembangkan di Desa Kahayya, yaitu Arabika dan Robusta. Petani Kopi di sana mengolah biji kopi dengan cara tradisional. Mulai dari memanen, mengeringkan, menggiling hingga menjualnya. Padahal setiap kopi memerlukan perlakuan tersendiri. “Ternyata perlu petani mendapatkan pengetahuan tentang proses pengolahan kopi, minimal dengan memetik merah dan tidak menjemurnya di tanah. Dulu sepanjang jalan ke Kahayya, petani menjemur kopi di tanah, sementara kopi gampang menyerap bau. Sehingga bisa berbau bahkan berasa tanah.” Papar Ikky.

Ya, kopi memang punya sifat yang mudah menyerap bau dan rasa dari sekitarnya. Karena itulah, cita rasa kopi kadang berbeda-beda. Kadang ada kopi beraroma dan memiliki cita rasa buah-buahan, ada pula coklat, kayu manis dan sebagainya. Hal ini tergantung dengan tanaman pendamping yang ada di sekitar kopi. Maka dari itulah, setiap daerah memiliki ciri khas kopinya masing-masing. Namun, itu semua bisa terjadi kalau perawatan dan hasil panennya baik, serta diolah dengan benar. Semua proses berperan penting menentukan hasil akhir dari kopi tersebut. Jadi bukan hanya peran petani yang penting, tapi juga proses pengolahan, sampai dengan pemilik kedai kopi, semuanya berperan penting untuk menghasilkan kopi dengan kualitas yang baik.

Ikky dan kawan-kawannya mendampingi petani mulai dari perawatan tanaman kopi, panen, pengolahan pasca panen, hingga menyangrai biji kopi. Meskipun program pemberdayaan petani kopi yang Ikky kerjakan di Kahayya dengan Dompet Dhuafa berakhir di tahun 2016, tapi Ikky terus saja kembali ke Kahayya. “Kaki saya terus melangkah kembali ke Kahayya entah kenapa. Saya ingin terus belajar bersama petani kopi di sana. Mungkin inilah yang disebut panggilan.” Kata Ikky.

Setelah mendampingi petani kopi Kahayya, para petani pun mulai teredukasi dan perlahan mengubah kebiasaan mereka dalam memperlakukan tanaman kopinya. Tapi tantangan berikutnya adalah memasarkan kopi tersebut. Jika ingin lepas dari tengkulak, maka haruslah kopi-kopi ini memiliki pasarnya. Tanpa itu, petani tetap saja mengalami kesulitan.

Sebagai upaya membantu pemasaran kopi Kahayya, Ikky bersama suaminya lalu mendirikan Ondeway Indonesia pada tahun 2018. Ondeway Indonesia pada awal berdirinya mengusung konsep gerobak kopi yang mereka namai “Ondeway Coffee Bike”. Yaitu berjualan kopi dengan gerobak yang berkeliling di Kota Bulukumba. Dengan modal  yang masih minim, Ikky bersama suami terus berusaha untuk membantu memasarkan kopi-kopi milik petani Kahayya. Mereka juga mengikuti berbagai kegiatan seperti pameran, pertemuan masyarakat ataupun even-even pemerintah dan swasta. Tujuannya untuk memperkenalkan Kopi Kahayya ke berbagai kalangan.

Ondeway Coffee Bike. Sumber: ondeway.co.id

Upaya itu berbuah manis, setahun kemudian, akhirnya ia memberanikan diri membuka kedai kopi yang terletak di pusat kota Bulukumba. Jenis olahan kopi yang dikembangkannya mulai beragam. Omset semakin meningkat, dan permintaan kopi ke Kahayya pun ikut bertambah. Hingga kini, di tahun 2024, Ondeway telah membuka kedai kopi cabang keduanya di Bulukumba.

Di akhir tahun 2023, pemberdayaan petani kopi Kahayya pun dijalankan atas nama Ondeway Indonesia dan kembali bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Fokus pemberdayaan mereka adalah peningkatan produksi dan kualitas kopi. Program yang dijalankan diantaranya adalah workshop perawatan kebun, pendampingan proses pasca panen, bantuan alat penjemuran dan pendirian green house di mana salah satu petani yang meminjamkan lahannya untuk pembangunannya, hingga pengenalan konsep coffee bike yang pernah dilakukan Ondeway agar para pelaku di hilir dapat menjual langsung produk olahan petani ke konsumen dengan menggunakan sepeda yang dilengkapi dengan peralatan kopi.

Selain itu, berbagai kegiatan pelatihan seperti manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan juga diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola bisnis kopi mereka. “Saya mendukung jika ada yang ingin menduplikasi konsep Coffee Bike, agar semakin banyak usaha kopi yang berkembang di Bulukumba dan dengan begitu permintaan kopi Kahayya pun semakin meningkat.” Ujar Ikky. Kini juga tengah diupayakan adanya indikasi geografis bagi Kopi Kahayya.

Kegiatan workshop sebagai bagian dari pemberdayaan petani kopi Kahayya. Sumber: ondeway.co.id

Di Kahayya, pemandangan pegunungan yang indah menghadirkan pusat wisata yang dikelola oleh warga setempat. Dengan adanya kopi Kahayya yang mulai dikenal luas, konsep wisata berbasis kopi pun dikembangkan. Semacam eduwisata, berwisata sekaligus menambah pengetahuan tentang proses jadinya kopi. Dengan begitu, seluruh masyarakat pun dapat berpartisipasi dan semakin produktif.

Siapa sangka, bermula dari aksi kerelawanan, akhirnya menjadi sebuah gerakan yang luas dan berlipat ganda. “Salah satu impian kita adalah bagaimana kopi lokal ini bisa bersaing dengan kopi-kopi di luar sana. Dalam artian hasil produksi meningkat dan kualitas terus terjaga. Saya juga selalu mengupayakan bagaimana agar omset Ondeway terus meningkat sehingga permintaan kopi juga meningkat, dan tentu saja harapannya kesejahteraan petani pun ikut meningkat.” Ungkap Ikky.

“Saya merasa penting untuk menggunakan produk lokal. Dengan kita minum dan memasarkan kopi Kahayya, saya ikut membantu memberdayakan petani kopi di Kahayya. Karena itulah, saya berupaya memberi dampak, mulai dari hal terkecil yang bisa saya lakukan.” Tambahnya. Seperti filosofi Ondeway Indonesia, dengan logo berupa roda dan bergambar kopi di tengahnya. Ia menaruh harapan bisa terus memberikan dampak baik, sejauh roda berputar.

Salah satu produk Ondeway Indonesia

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.