• Pak Sudirman (kiri) dan Mama Bernadetta (kanan) <br> Foto: Rahman Ramlan/Yayasan BaKTI
    Pak Sudirman (kiri) dan Mama Bernadetta (kanan)
    Foto: Rahman Ramlan/Yayasan BaKTI

Namanya (Iptu) Sudirman. Pak Dirman adalah Kapolsek Suator, salah satu distrik di Kabupaten Asmat. Sejak mendapat Surat Perintah dari Kapolres Asmat untuk mengamankan jalannya pelayanan pembayaran dana BANGGA Papua di Sektor Suator, Sudirman membentuk tim yang terdiri dari tujuh orang anggota ditambah bantuan dua orang personil dari Polres Agats, untuk melakukan tugasnya itu.

BANGGA Papua adalah prakarsa perlindungan sosial Pemerintah Provinsi Papua yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya Orang Asli Papua melalui peningkatan kesehatan anak asli Papua yang berusia nol sampai di bawah empat tahun, melalui pemberian dana tunai kepada ibu atau wali sah anak. Dana tunai sebesar 200 ribu rupiah per anak per bulan diberikan untuk membantu ibu atau wali sah anak agar dapat menyediakan makanan yang bergizi bagi anak dan meningkatkan akses anak kepada layanan kesehatan yang lebih baik.      

Tata kelola Program BANGGA Papua dijalankan oleh sebuah Sekretariat Bersama (SEKBER) di Kabupaten, yang menjadi perpanjangan tangan dari Sekretariat Bersama BANGGA Papua Provinsi. Namun demikian, layanan pembayaran dana dijalankan oleh Bank Papua, melalui transfer ke rekening ibu atau wali sah anak.

Sejak bulan Desember 2018, Program BANGGA Papua telah memasuki tahap pembayaran dana, di tiga Kabupaten Pilot Prakarsa: Asmat, Paniai dan Lanny Jaya. Sekber Kabupaten Asmat berkoordinasi dengan Bank Papua dalam menentukan titik-titik pelayanan pembayaran dana. Binam, ibu kota Distrik Suator, adalah salah satu titik pembayaran yang dipilih, bersama dengan beberapa titik pembayaran lain di Kabupaten Asmat. Titik pembayaran di Binam melayani penerima manfaat dari kampung-kampung di Distrik Suator, Distrik Juotu, Distrik Braza dan Distrik Koroway.  Distrik Suator sendiri jaraknya 134 km dari Agats, ibukota Kabupaten Asmat. Jarak tempuh Agats-Suator kurang lebih 5 jam dengan speedboat.  

Kepastian keamanan selama kegiatan pembayaran dana menjadi hal yang penting. Di sinilah Sudirman dan timnya berperan banyak.“Saya bagi anggota di tiga area. Ada yang bertugas di swalayan, ada di kantor Bank Papua, dan ada juga yang membantu TNI di area antrian. Sedang lainnya patroli,” kata pria berkumis dan murah senyum ini, sambil memantau antrian masyarakat di Bank Papua. Selama hari-hari pelayanan pembayaran, sejak pagi, selepas apel, Sudirman berpindah-pindah memantau situasi setiap area, lengkap dengan pengeras suara.

Selain memastikan keamanan dan ketertiban pelayanan, Sudirman bahkan membantu menjelaskan kepada masyarakat tentang mekanisme pelayanan dan melakukan edukasi tentang pemanfaatan dana. Berbekal buku saku yang telah disiapkan oleh Sekber Asmat, Sudirman penuh percaya diri menjelaskan tentang tujuan program dan bagaimana dana harus digunakan dengan baik. Buku saku ini menjadi rujukan bagi setiap orang atau institusi dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat terkait BANGGA Papua.

Selain dari buku saku itu, Sudirman juga mempelajari program BANGGGA Papua dari pertemuan-pertemuan dengan Sekber Asmat pada saat sosialisasi pra-pembayaran di kantor Distrik Suator. Ia tidak segan bertanya kepada anggota Sekber bila ada hal-hal yang ia kurang mengerti. Berbekal pengetahuan ini, Sudirman aktif meningkatkan pemahaman masyarakat tentang program BANGGA Papua. Ia menjadi agen informasi bagi Sekber Asmat.

Kepolisian dan TNI terlibat aktif dalam kegiatan ini. Selain diselenggarakan oleh tim Polres Suator, pengamanan pembayaran ini juga dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait setempat seperti kepala distrik, dan Posramil, kepala Puskesmas dan tokoh agama. Keterlibatan pihak-pihak ini menunjukkan dukungan mereka kepada program BANGGA Papua.

Foto: Syaifullah/Yayasan BaKTI
Kapolsek Suator, Sudirman, menjelaskan mekanisme pelayanan pembayaran dan pemanfaatan dana BANGGA Papua
Foto: Rahman Ramlan/Yayasan BaKTI


Mama Bernadetta
Sudirman bukan satu-satunya orang yang sibuk selama kegiatan pembayaran dana BANGGA Papua di Distrik Suator. Ada juga mama Bernadetta, seorang guru SD, yang hadir untuk mendampingi penerima manfaat.

“Mama-mama minta saya menemani mereka untuk membantu mendampingi selama pelayanan di Suator,” ia menjelaskan perannya.  Bernadetta sendiri terdaftar sebagai salah satu penerima manfaat Program BANGGA Papua karena dua orang anaknya masih berusia di bawah empat tahun.  

Mirip dengan pengalaman Sudirman, Mama Bernadetta memahami program BANGGA Papua setelah mengikuti kegiatan sosialisasi yang dilakukan Sekber Asmat di Distrik Suator pada bulan Desember 2018. Bernadetta hadir disosialisasi itu mewakili tenaga pengajar di sekolah tempatnya menjadi guru.  Pengetahuan itulah yang mendorong keterlibatannya sebagai pendamping mama-mama lain dalam kegiatan pembayaran dana.

“Antrian hari ini sangat panjang. Banyak warga kampung datang sebelum jadwalnya. Jadi saya inisiatif mengumpulkan mereka dan memberikan arahan agar lebih tertib dan mengerti bagaimana mengikuti prosedur pelayanan,” Mama Bernadetta menjelaskan sambil mengatur mama-mama yang berkumpul.

Saat itu, hari ketiga pelayanan pembayaran. Jumlah warga yang berkumpul dari kampung-kampung, membludak. Tidak bisa ditolak, dan tidak bisa dihindari, karena beberapa hari sebelumnya, mereka tidak bisa datang karena kondisi cuaca yang tidak menentu.   

“Kunci menghadapi warga sebanyak ini adalah koordinasi. Kita tidak bisa menyelesaikan sendiri permasalahan. Kita butuh bekerjasama dengan semua yang terlibat,” katanya.

Peran kepala kampung dan kepala distrik sangat menentukan kelancaran pelayanan, seperti situasi pada kegiatan pembayaran saat itu.
“Mereka (kepala kampung/kepala distrik) yang paling tahu kondisi warganya. Saya selalu minta bantuan mereka terjemahkan penjelasan saya ke dalam bahasa (lokal), agar masyarakat lebih mudah paham,” lanjutnya lagi.

Strategi melibatkan tokoh kampung seperti kepala kampung atau tokoh adat di Suator hanya salah satu contoh tentang pentingnya 'memahami kondisi warga' terutama di daerah pelosok Papua.  'Memahami kondisi warga' dalam hal ini berarti mengerti berbagai konteks lokal, yang lebih dari sekedar dapat berbicara dalam bahasa lokal. Memahami konteks lokal ini amat penting untuk memperbaiki kualitas komunikasi dan interaksi dengan masyarakat yang menjadi sasaran program.

Pemahaman konteks lokal ini juga yang mampu membangun kedekatan. Itu sebabnya Mama Bernadetta menjadi terpanggil untuk ikut mendampingi mama-mama lainnya selama kegiatan pembayaran dana. Mama Bernadetta membantu mereka dalam proses verifikasi: menjelaskan pertanyaan dari tim verifikasi kepada mama-mama dan membantu menjelaskan jawaban dari mama-mama kepada tim verifikasi, mendampingi mama-mama saat menarik dana dari rekeningnya, hingga saat mama-mama membelanjakan uangnya di swalayan BANGGA Papua.

Mama Bernadetta (samping baju warna merah) mendampingi ibu-ibu penerima manfaat
Mama Bernadetta (samping baju warna merah) mendampingi ibu-ibu penerima manfaat.
Foto: Rahman Ramlan/Yayasan BaKTI


Mama Bernadetta paham bahwa pembayaran dana lewat sistem transfer bank kepada masyarakat adalah hal yang baru. Mungkin saja beberapa mama yang hadir sudah punya nomor rekening bank sendiri dan sudah paham tentang proses transaksi di bank. Tetapi bagi mayoritas ibu/wali anak penerima manfaat, berinteraksi dengan pihak bank adalah hal yang sama sekali tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Karena itulah, pendampingan Bernadetta kepada mama-mama penerima manfaat, sangat besar artinya bagi mereka.

Sudirman dan Bernadetta hanya dua dari sekian banyak orang, yang berupaya untuk menjadi lebih dari sekedar pelaksana tugas, ketika mereka bekerja di daerah pelosok. Mungkin sedikit, tetapi mereka ada. Mereka bekerja.

BANGGA Papua adalah program yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Papua yang bertujuan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak orang asli Papua, dengan memanfaatkan dana Otonomi Khusus (Otsus). Melalui BANGGA Papua, Pemprov Papua sedang membangun generasi emas Papua.  BANGGA Papua menyediakan dana bagi anak orang asli Papua yang berusia di bawah 4 tahun, untuk digunakan membeli atau menyediakan kebutuhan gizi dan kesehatan anak. Dana diberikan langsung kepada ibu dan ditransfer melalui rekening miliknya. BaKTI menerima mandat untuk mendukung komunikasi strategis BANGGA Papua, khususnya meningkatkan kapasitas komunikasi pelaksana program di provinsi dan kabupaten.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.