Dentum tifa dan nyayian khas Asmat menggema di dermaga kampung Cumnew. Ratusan orang, laki-laki, perempuan dan anak-anak mengenakan busana tradisional Asmat. Mereka bernyanyi dan menari-menari. Sukacita besar tampak di raut wajah mereka. Kapur putih dihamburkan ke udara. Hari itu, Sabtu, 22 September 2018, mereka akan melakukan panen raya sayur organik. Panen raya ini juga dihadiri oleh Tim Monev KOMPAK.
Di kebun-kebun sayur milik masyarakat, tampak sayur hijau dan segar. Ada kangkung dan sawi yang siap dipanen. Ratusan petak sayur lainnya sedang tumbuh. Ratusan warga masyarakat di kelima kampung dan Tim Monev KOMPAK melakukan panen raya sayur di petak yang sudah siap panen.
Di balik hijaunya sayur organik di Ayam, Distrik Akat, terdapat sang arsitek pertanian organik yang menanganinya dengat tepat. Dia adalah Bruder Elias Logo OFM. Lelaki asal Wamena, Papua ini adalah seorang biarawan Fransiskan dan merupakan ahli pertanian organik di Papua.
Bruder Eli, sapaannya, tiba di Ayam, Distrik Akat pada Minggu, [19/8]. Selama mendampingi petani sayur organik di Ayam, ia tinggal bersama Pastor Paroki St. Martinus de Pores Ayam di Pastoran Ayam. Selama di Ayam, ia mendampingi para petani sayur organik di lima kampung di pusat Distrik Akat, yaitu kampung Waw Cesau, Ayam, Bayiw Pinam, Cumnew dan Jowes.
Bruder Eli berkisah bahwa sebelum dirinya berangkat ke Ayam, beberapa saudaranya merasa pesimis terhadap usaha pertanian organik di Distrik Akat. “Mereka bilang saya hanya menghabiskan waktu dengan pergi ke Asmat dan melatih orang peramu. Pada awalnya, saya sendiri kurang yakin, tetapi saya bertekad pergi ke Asmat” ucapnya.
“Waktu saya tiba di Ayam, saya membaca semangat para petani. Saya menemukan semangat orang-orang Asmat di Ayam untuk bertani sangat baik. Selain itu, saya melihat mereka pahat kayu (mengukir). Kayu keras bisa mereka pahat tanpa sketsa. Kita juga bisa lihat bahwa mereka bisa menanam umpak kayu besi ke dalam tanah. Artinya, mereka memiliki kemampun bekerja yang mengagumkan. Kalau kayu keras saja mereka bisa pahat dan umpak kayu besi yang berat saja mereka mampu tanam ke dalam tanah, apa lagi tanah lembek, saya yakin mereka pasti bisa menjadi petani,” Lanjutnya.
Berbekalkan alat pengukur pH tanah, ia mengukur tingkat keasaman tanah. Hasilnya, pH tanah di Ayam cukup tinggi sehingga harus ada intervensi berupa pemberian kapur, abu dapur serta pembuatan parit untuk mengalirkan air sehingga pH tanah bisa menurun dan bisa ditanami berbagai jenis sayur.
Ia menjelaskan bahwa tanah di kampung Cumnew dan kampung lainnya di Asmat pada saat pertama kali dibuka hasilnya akan kurang bagus karena terlalu basah dan pH tanah cukup tinggi. Tetapi, pada saat tanam kedua dan ketiga hasilnya pasti bagus, karena tanah mulai kering dan pHnya sudah menurun. Sedangkan tanam keempat harus ada intervensi lagi, yaitu pupuk kompos karena unsur hara tanah sudah berkurang. Karena itu, instalasi pupuk kompos sangat dibutuhkan di Ayam.
Berdasarkan pengalamannya bersama petani sayur di Ayam selama satu bulan, Bruder Eli mengatakan bahwa mendampingi orang Asmat perlu dilakukan dari jarak dekat. Ia juga menjelaskan setiap orang yang mau datang ke Asmat untuk mendampingi petani, harus tinggal bersama dengan mereka di kampung-kampung. Selain itu, harus menguasai teknik pertanian, mulai dari pengolahan tanah, cara tanam, perawatan sampai panen karena setiap setiap jenis sayur memiliki cara tanamnya sendiri. Misalnya, kangkung, tomat, cabe, masing-masing memiliki teknik tanam dan perawatannya sendiri.
Dentum tifa perbaikan gizi masyarakat melalui ketersediaan sayur organik di Distrik Akat telah ditabuh. Bruder Elias Logo telah mendampingi para petani sayur di pusat Distrik Akat selama satu bulan (21 Agustus-19 September 2018). Harapannya ke depan, pertanian organik akan tetap berlanjut sehingga pengetahuan dan teknik pertanian yang diberikan oleh Bruder Eli tidak lenyap ditelan waktu. Selain itu, beliau juga berharap agar Distrik Akat bisa menjadi daerah penghasil buah-buahan.
Selama mendampingi para petani sayur di Ayam, Bruder Eli menekankan pentingnya mengelola tanah tanpa menggunakan pestisida. Ia mengajak segenap masyarakat untuk tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida karena akan merusak keseimbangan ekosistem. Karena itu, harus menggunakan pupuk organik.
Untuk mengatasi kesenjangan ketersediaan pupuk organik, Bruder Eli berharap KOMPAK LANDASAN bisa memfasilitasi pendirian instalasi pupuk organik di Ayam. “Sekali lagi, KOMPAK LANDASAN bisa mendorong pemerintahan kampung dan Dinas Pertanian untuk mendirikan instalasi pupuk kompos sehingga masyarakat bisa menggunakannya untuk pertanian organik,” tandasnya.
Pelaksanaan kegiatan pertanian organik di Distrik Akat diikuti oleh kelompok petani dari kampung Waw Cesau, Ayam, Bayiw Pinam, Cumnew dan Jowes. Setiap kampung membentuk satu kelompok terdiri atas lima orang. Selain itu, melibatkan SD YPPK St. Martinus de Pores Ayam, SD YPPGI Ayam, SD Persiapan Negeri Cumnew dan SMP Negeri 1 Agats, Akat dan Puskesmas Ayam.
Selama pendampingan, setiap hari Bruder Elias Logo OFM mendampingi kelompok-kelompok petani secara bergiliran. Bruder Eli mengajarkan teknik membuat petak (bedeng), menabur benih, menanam tumpang sari dan merawat sayur yang telah tumbuh.
Hasilnya, sayur tumbuh dengan subur dan tertata rapi. Sayur yang ditanam adalah kangkung, sawi, tomat, terong. Pada Sabtu, [22/9], Tim Monev KOMPAK bersama Sekda Kabupaten Asmat, Bartolomeus Bokoropces dan Kepala OPD di lingkungan pemerintahan Setda Kabupaten Asmat melaksanakan panen raya sayur di Distrik Akat.
Tim Monev KOMPAK yang hadir di Ayam dan mengikuti kegiatan panen raya sayur organik adalah Astrid Kartika, Unit Manager, Human Development, Kedutaan Besar Australia, Joanne Sharpe, Unit Manager, Social Protection, Kedutaan Besar Australia. BAPPENAS terdiri atas, Vivi Yulaswati, Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Bappenas, Alen Ermanita, Plt. Kasubdit Aparatur Pemerintah Daerah, Direktorat OTDA Kementerian Dalam Negeri, Dharendra Wardhana, Staff Direktorat Perencanaan Kependudukan dan Perlindungan Sosial Bappenas, Ted Weohau, Implementation Director-KOMPAK, Heracles Lang, Special Autonomy Implementation Improvement Lead, KOMPAK, Nia Firtica, Communications and Media Relations Lead, KOMPAK, Yusran Laitupa, Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, serta tim KOMPAK - LANDASAN II Papua.