Para ahli memperkirakan bahwa 40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor risiko terjadinya kanker tersebut, sehingga diperlukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat untuk mencegah faktor risiko tersebut dengan peningkatan program pencegahan dan penanggulangan yang tepat. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan insiden dan kematian yang disebabkan oleh kanker serviks yaitu melalui pendekatan terapi maupun pencegahan faktor risiko. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan metode yang dapat dilakukan secara massal dan murah serta hasilnya lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan metode tes pap smear. Menurut penelitian Rasjidi, sensitivitas IVA untuk mendeteksi kanker serviks sebesar 75%, dengan spesifisitas sebesar 85% serta hasil pemeriksaan IVA yang positif menunjukkan adanya lesi prakanker serviks. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan Periksa Payudara Sendiri (SADARI), atau Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) oleh petugas kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016 tercatat 170 kasus kanker payudara, dan dari 317 perempuan kasusnya terdeteksi melalui pemeriksaan SADANIS. Sementara kasus kanker leher rahim di Sulawesi Selatan sebanyak 460 kasus.
Target Nasional IVA SADANIS tahun 2019 yakni 50% pada Wanita Usia Subur (WUS) umur 30-50 tahun yang sudah menikah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Finaninda tahun 2016, menunjukkan bahwa pemberian informasi (dalam bentuk promosi dan edukasi) kepada wanita usia subur sangat penting dalam meningkatkan keikutsertaan pemeriksaan IVA.
Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Kasus rawat inap kanker payudara sebesar 12.014 kasus (28,7%) sedangkan kanker leher rahim sebesar 5.349 kasus (12,8%). Cakupan deteksi dini IVA SADANIS Kabupaten Sinjai tahun 2016 adalah 613 orang dari target 3.379 orang. Tahun 2017, 1.507 orang dari target 10.122 orang. Target IVA SADANIS khususnya untuk Puskesmas Aska pada Tahun 2016 sebanyak 342 orang dengan pencapaian 53 orang (13%) dengan target 50%.
Berawal dari pengalaman bidan koordinator Puskesmas Aska sebagai tim Pemeriksaan IVA SADANIS. Pada bulan Agustus 2016 ditemukan Wanita Usia Subur usia 20 tahun positif IVA, wanita usia subur usia 30-40 tahun tumor payudara sebanyak 3 orang dan kasus kematian 3 wanita usia subur dengan Kanker Payudara pada tahun 2015. Kondisi tersebut membuka mata Bidan Koordinator Puskesmas Aska untuk melakukan langkah pro aktif sebagai screening Kanker Leher rahim dan Kanker Payudara melalui pemeriksaan dini IVA SADANIS. Ide tersebut dikomunikasikan ke Kepala Puskesmas, dan berdasarkan hasil pertemuan lokakarya mini Puskesmas Aska pada tanggal 28 September 2016 diputuskan untuk dijadikan inovasi Puskesmas Aska. Keputusan rapat tersebut dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No 67.1 Tahun 2016 dengan nama MLM IVA SADANIS. Kegiatan MLM IVA SADANIS dilaksanakan oleh Tim Puskesmas Aska yang terdiri dari bidan kordinator, bidan desa, dokter dan petugas program Penyakit Tidak Menular. Serta kolaborasi dengan beberapa unsur terkait, yaitu: Pemerintah (Dinas Kesehatan, Puskesmas, kelurahan, kecamatan), TIM PKK dan masyarakat (tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, majelis taklim).
Metode MLM IVA SADANIS ini menggunakan sistem multilevel marketing dimana satu wanita yang sudah diperiksa IVA SADANIS mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA SADANIS, hal ini berlaku secara jejaring. Sistem ini hanya dipakai pada multilevel barang atau produk. Melalui metode ini diharapkan dapat menjangkau semua wanita usia subur untuk melakukan deteksi IVA SADANIS. Secara tidak langsung dapat meminimalisir risiko kanker leher rahim. Dalam pelayanan IVA SADANIS ini dilakukan oleh tim petugas kesehatan yakni dokter, bidan terlatih IVA SADANIS, Petugas Penyakit Tidak Menular (PTM) memberikan pelayanan. Tim Promosi Kesehatan yang melakukan sosialisasi MLM IVA SADANIS sehingga masyarakat bisa mengetahui apa dan bagaimana inovasi tersebut.
Tim leader MLM ini bekerja sama dengan tim penggerak PKK sebagai perpanjang tangan dari tim inovasi ini untuk mempromosikan dan mensosialisasikan MLM IVA SADANIS. Tim penggerak PKK adalah kelompok masyarakat yang dekat wanita yang menjadi sasaran dari inovasi MLM IVA SADANIS.
Selama kurun waktu 1 tahun, wanita usia subur yang telah melakukan pemeriksaan IVA SADANIS yang semula hanya 53 menjadi 319 wanita yang kemudian direkrut menjadi agen. Wanita usia subur yang terekrut dalam agen dibekali metode merekrut wanita usia subur lainnya dengan menggunakan kartu keanggotaannya sebagai media promosi.
Perekrutan anggota dimulai dengan melakukan pendekatan kepada 53 wanita usia subur yang telah diperiksa pada bulan Oktober 2016. Dari 53 wanita usia subuh yang menyetujui untuk menjadi 'agen' sebanyak 43 orang, dan dari hasil rekrutan ini berkontribusi untuk mengajak wanita lainnya sehingga membentuk jejaring.
- Setelah agen MLM IVA SADANIS menemukan jejaring, agen mengantar ke tempat pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Pembantu atau Puskesmas.
- Pemeriksaan IVA SADANIS yang dilakukan oleh petugas Puskesmas. Jika hasil pemeriksaan positif akan ditindaklanjuti dengan terapi.
- Konseling oleh petugas dan komitmen kerjasama untuk mengajak 2 wanita lain yang tertera dalam kartu dan terdaftar di sistem jejaring MLM IVA SADANIS yang dilaksanakan pada 3 Pustu 1 Puskesmas.
- Pencatatan dan pelaporan dalam register keanggotaan MLM IVA SADANIS dan dalam bentuk jejaring.
- Melatih agen dan anggota MLM IVA SADANIS dan jejaringnnya sebagai fasilitator. Agen atau anggota MLM IVA SADANIS yang sudah melakukan pemeriksaan IVA SADANIS menjadi ujung tombak inovasi ini.
Sebelumnya cakupan pemeriksaan deteksi dini IVA hanya 15%, setelah satu tahun pelaksanaan inovasi, cakupan pemeriksaan meningkat. Pada tahun 2016 pencapaian target sebesar (53) 15% dan tahun 2017 sebanyak (329) 62%, hal ini melebihi target nasional yaitu sebesar 50%. Ditemukan kasus IVA (+) : 1, dan 7 kasus tumor payudara.
Di Internal Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Puskesmas Aska sudah menjadi percontohan untuk replikasi program sejenis MLM IVA SADANIS agar dapat diterapkan ke Puskesmas lain, ini diperkuat dengan adanya Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 135 Tahun 2017 tentang pelaksanaan program pemeriksaan IVA SADANIS dengan metode multilevel marketing di seluruh Puskesmas. Selain itu Inovasi ini menjadi bagian dari indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2005-2025, yaitu angka harapan hidup meningkat, Angka Indeks Kesehatan Masyarakat meningkat dan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).
Melalui inovasi ini terlihat jelas peran serta masyarakat dalam menemukan jejaring baru. Pemahaman wanita usia subur, khususnya agen, tentang pentingnya pemeriksaan dini IVA SADANIS membantu memberikan pemahaman ke orang lain. Pada akhirnya diharapkan akan melahirkan desa yang bebas dari kanker leher rahim dan kanker payudara. Inovasi MLM IVA SADANIS diikutsertakan dalam Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kemenpan dan Reformasi Birokrasi. Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan jenis pelayanan publik baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Inovasi ini melalui proses seleksi, coaching yang dilakukan tim independen dari GIZ, Yayasan BaKTI, KOMPAK, PKP2A LAN, STIA LAN yang dalam prosesnya bekerja sama dengan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan (Ortala) Setda Provinsi Sulawesi Selatan. Biro Ortala bertindak sebagai leading sektor pelayanan publik yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan inovasi pelayanan untuk diikutsertakan pada kompetisi tingkat nasional melalui SINOVIK (Sistem Inovasi Pelayanan Publik).
Tujuan dari kolaborasi pemerintah dan mitra pembangunan dalam kegiatan seleksi dan coaching ini salah satunya adalah untuk menguatkan pencapaian tata kelola pemerintahan yang baik.