Marisa 10 April 2019. Bupati Syarif Mbuinga menyampaikan bahwa persoalan limbah sampah plastik merupakan persoalan serius tidak hanya di tingkat global tapi juga dialami oleh Kabupaten Pohuwato. Menurut Bupati Pohuwato persoalan sampah plastik sama pentingnya dengan persoalan perubahan iklim global. Maka dari itu bupati menyarankan agar masyarakat lebih memperhatikan lagi kebersihan lingkungan di sekitar mereka terlebih lagi kepada ibu-ibu petugas kebersihan di sekitar Kota Marisa. Pada kesempatan ini juga Bupati berkesempatan menyaksikan uji coba proses daur ulang plastik serta hasil daur ulang tersebut yang disebut dengan biji plastik.
Dari volume sampah terus meningkat dan akumulatif seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Diperkirakan jumlah sampah yang kita hasilkan sebesar 0,8 kilogram per orang per hari. Lebih dari 20.000 botol plastik terjual per detik, pada tahun 2016 terhitung 480 milyar botol plastik terjual atau 1 juta botol per menit. Sehingga botol plastik menjadi kontributor pencemaran lingkungan. Pengunaan plastik telah meningkat sebesar 20 kali lipat dalam 50 tahun terakhir. ungkap Marahalim Siagian dari Burung Indonesia. Saat ini baru 5 persen yang dari sampah plastik yang didaur ulang secara efektif. Permasalahan sampah terutama plastik memang menjadi masalah global dan melibatkan semua pihak tinggal bagaimana kita merubah masalah menjadi peluang, limbah menjadi uang, lanjut Marahalim.
Harga plastik saat ini 2.500 per kilogram. dan bisa dilakukan sebagai pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu luang, mengumpulkan sampah plastik sebanyak 20 kilogram mungkin tidak sulit karena saat ini banyak plastik yang tercecer, di jalan, pekarangan, sekolah, kantor atau pas ada perayaan pesta. Mengumpulkan plastik bisa juga dilakukan dengan cara membuat bank sampah plastik. “Ibu-ibu bisa membawa plastik ke bank sampah plastik untuk ditimbang dan diganti dengan uang atau sembako", ungkap Bahari Gobel, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pohuwato.
Burung Indonesia sangat concern dengan permasalahan limbah plastik karena berdampak langsung kepada lingkungan dan kehidupan satwa seperti ikan dan burung laut. Tidak sedikit sampah plastik di laut dikonsumsi oleh hewan-hewan tersebut karena baik bau maupun visual dari sampah tersebut hampir mirip dengan makanan hal ini disebapkan oleh tumbuhnya mikroba yang biasa disebut sebagai 'Plastisphere' yang merubah bau dan menutupi sampah plastik tersebut. Pada umumnya burung laut merupakan jenis predator yang memakan apa saja yang terlihat oleh mereka hal ini membuat mereka tumbuh dan berkembang pesat akan tetapi dengan adanya sampah plastik mereka salah mengira plastik tersebut sebagai makanan dan induk burung memberikan sampah plastik kepada anaknya hal ini mengakibatkan banyaknya burung laut yang mati karena kekurangan nutrisi. Hal ini dikemukakan oleh Amsurya Warman Program Manager Burung Indonesia.
Dalam kesempatan ini juga Burung Indonesia mengangkat tema “Pohuwato Bebas Sampah Plastik” dengan menghimbau penggunaan tumbler (botol minum) sebagai alternatif yang dapat menghemat plastik dibandingkan dengan menggunakan air minum kemasan dalam setiap kesempatan maupun acara.
Burung Indonesia juga mengampanyekan penggunakan tote bag alih-alih kantong plastik. kedepannya Burung Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Pohuwato mulai menerapkan budaya hemat plastik untuk mencapai tujuan yaitu Pohuwato bebas sampah plastik. Hal ini disimbolisasikan dengan penyerahan wadah air minum dan tote bag kepada Bupati Kabupaten Pohuwato.
Kegiatan ini bertempat di UPST Kota Madani Desa Teratai, Burung Indonesia yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato mengadakan launching pengolahan daur ulang limbah plastik oleh Bupati Kabupaten Pohuwato yang dirangkaikan dengan silaturahmi sekaligus pembinaan petugas kebersihan dalam rangka menyongsong Adipura 2019. Bupati menandai daur ulang limbah plastik sebagai bentuk upaya pemerintah Kabupaten Pohuwato dalam mengatasi masalah limbah plastik.