Fasilitator itu orang biasa. Ia bukan pemimpin yang dielu-elukan. Ia seharusnya tidak terlihat. Tapi kita percaya, orang-orang yang kita sentuh, bisa mengubah dunia.
Kita percaya dengan membangkitkan rasa dan semangat, kita bisa menciptakan dunia yang lebih adil, setara, bahagia dan damai. Paulo Freire memiliki istilah untuk semua ini, dunia yang lebih mudah untuk bercinta.
Menjadi yang gaib di mata banyak orang, adalah pilihan. Kita menyimak dan menangkap semua percakapan yang bermakna. Kita menimba dari berbagai proyek kreatif, kolaborasi yang kian masif dan ide-ide segar yang mendunia.
Kita tak pernah berhenti berkontemplasi, apa yang bisa kita bantu bagi banyak orang. Apa yang bisa membuat orang berbinar-binar menekuni hidup dan kehidupannya.
Kita membantu mereka menemukan kekuatan diri. Kekuatan-kekuatan yang tersembunyi. Kekuatan-kekuatan yang sengaja dibunuh sejak dini. Kekuatan-kekuatan itu menjadi energi. Energi yang menyalakan pelita dimana-mana.
Kita mengasah rasa dan imajinasi mereka untuk berani menangkap masa depan. Masa depan bukan yang dibentuk orang lain. Atau, orang yang berkuasa. Masa depan bisa dibentuk oleh siapa saja.
Kita adalah kaum optimis. Pada masa yang paling kelam pun, kita mencari cahaya. Cahaya bagi semua. Selama ada yang menyalakan pelita, harapan selalu ada.
Fasilitator pada gilirannya mendorong setiap orang menjadi Warriors for Human Spirit. Pejuang Keagungan Insani. Keagungan insani hanya bisa diaktivasi oleh dirinya sendiri. Fasilitator hanya memicu agar semua orang menggerakkan kecerdasan pikiran, hati, tubuh dan jiwanya.
"Kita tidak bisa mengubah dunia saat ini. Namun, dengan membuka pikiran, hati, tubuh dan jiwa pada dunia, kita bisa menemukan keberanian, kepasrahan dan kelembutan bukan pada diri kita sendiri melainkan pada semua orang, " kata Master Buddha Tibetan, Chogyam Trungpa.
Selama lebih dua puluh tahun, kita terus mencari apa itu fasil atau mudah. Bagaimana kita bisa membantu orang dengan membuat semua hal menjadi lebih mudah. Bukan hal yang sederhana. Karena mudah bukan sederhana.
Membuat mudah berarti bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja kreatif. Ketika orang semakin suka menambahkan sesuatu, kita justru mengurangi atau menghentikan sesuatu.
Menambahkan pada sebuah sistem adalah sesuatu yang mudah. Dan sistem biasanya bergeming dan tidak merasa terancam. Sistem tidak berubah.
Sebaliknya bila kita mengurangi sesuatu dari suatu sistem. Ia akan mengalami iritasi. Ia tidak suka. Sistem itu bergerak. Gerakan itu hanya penanda, ada yang sedang berubah.
Menjadikan mudah dan sederhana sesuatu seperti bentuk, proses dan mindset perlu mengurangi hal-hal yang distraktif. Kita harus belajar merelakan dekorasi-dekorasi itu pudar dan hilang. Letting go, kata Otto Scharmer, penggagas Theory U.
Mudah tidak selalu mudah. Orang berfiikir kalau bisa diperumit mengapa dipermudah. Membuat mudah seperti cara berfiikir yang keliru. Kerumitan adalah simbol kepandaian. Boleh jadi, mudah itu bodoh.
Karena itu, saya teringat peristiwa pada sebuah kegiatan parade inovasi sosial di Ambon, Maluku, beberapa tahun lalu. Seorang menteri yang hadir pada kegiatan itu terheran-heran dengan berbagai inovasi sosial dari Kawasan Timur Indonesia. "Ternyata solusi-solusi yang ditawarkan itu mudah dan sederhana, mengapa kita di Jakarta berfikirnya rumit-rumit,"
Pernyataan di muka sering kita dengar. Betapa orang lebih suka menciptakan kerumitan-kerumitan baru dengan niat memudahkan. Seperti, memproduksi terus menerus regulasi untuk lebih mudah atau lebih rumit?
Fasil pada galibnya mengembalikan manusia pada kemanusiaannya. Kembali pada tubuhnya. Kembali pada hatinya. Kembali pada nalarnya. Kembali pada spiritualitasnya.
Semakin banyak manusia bisa mengaktifkan keagungan insaninya, kian mungkin dunia berubah menjadi lebih baik.
Sebagai fasil, kita memang tidak bisa mengubah dunia. Kita menyadari bahwa semua hal hadir dari mana saja, kebaruan menjadi kunci perubahan, identitas penting pada pembaharuan dan menyadari untuk selalu awas pada kompleksitas dan ketidakmenentuan.
Fasil boleh jadi adalah petualang untuk membantu setiap orang "back to human", kembali kepada kemanusiaannya. Fasil mengajak ke masa lalu yang mengasyikan. Fasil mengajak menangkap berbagai hal dari masa depan. Kita perlu belajar mengendapkan berbagai hal untuk menjadi fasil yang vibrant.
Dirgahayu Inspirasi Tanpa Batas.