Meningkatkan Kesejahteraan Psikososial Anak
Penulis : Yusri, Farida Aryani
  • Foto: Dokumentasi YIM
    Foto: Dokumentasi YIM

Problematika Permasalahan Anak 
Kesehatan mental telah menjadi isu yang sangat penting selama pandemi dan pasca pandemi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 meningkatkan tekanan mental, depresi, kecemasan di masyarakat, bukan hanya dialami oleh orang dewasa, remaja, tapi juga dialami oleh anak-anak. Studi yang dilakukan oleh UNICEF menunjukan bahwa 1 dari 7 anak mengalami masalah kesehatan mental selama pandemi dan anak-anak berpotensi mengalami dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental anak.

Terdapat berbagai faktor yang cenderung mempengaruhi permasalahan psikologis pada anak seperti pola asuh yang tidak tepat, pengabaian anak oleh orang tua, kurang perhatian dan kasih sayang, lahir dan tumbuh di lingkungan yang negatif atau tidak mendukung perkembangan anak, anak menjadi korban dari perilaku kekerasan di lingkungannya, dan penyalahgunaan gadget atau teknologi informasi.

1

Selama pandemic COVID-19 tentunya terdapat perubahan aktivitas anak atau jadwal harian anak secara signifikan. Anak cenderung tidak dapat bermain dengan teman-temannya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Anak hanya menghabiskan waktunya di rumah tanpa melakukan aktivitas yang disenangi oleh anak. Di beberapa situasi, banyak anak menghabiskan waktunya di rumah dengan mengakses internet untuk bermedia sosial dan bermain game tanpa memperhatikan durasi penggunaan internet. Perubahan aktivitas dan keterbatasan melakukan sesuatu inilah yang berpotensi menyebabkan anak mengalami stress dan permasalahan psikologis lainnya.

Pandemi COVID-19 juga berdampak pada hal lain, seperti banyak anak kehilangan orang tua karena pandemic COVID-19, banyak orang tua kehilangan pekerjaan selama pandemic COVID-19, dan banyak orang tua harus berpindah ke kota atau daerah lain meninggalkan anaknya supaya mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, sehingga mereka harus hidup terpisah dengan anaknya.  Anak-anak yang hidup di situasi atau di lingkungan tersebut berpotensi mengalami permasalahan psikologis yang perlu diselidiki dan ditangani dengan cepat dan tepat. Berdasarkan hal tersebut maka penting kiranya memberikan dukungan psikososial pada anak khususnya kepada anak yang teridentifikasi berpotensi mengalami permasalahan psikologis. 

Dukungan Psikososial
Dukungan psikososial adalah segala bentuk dukungan awal yang diberikan kepada anak yang membutuhkan baik dari pihak sekolah maupun dari keluarga, dan masyarakat yang bertujuan untuk menjaga atau mempromosikan kesejahteraan psikososial dan/atau mencegah atau mengatasi gangguan psikologis atau kesehatan mental pada anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.  

1

Tujuan dari program dukungan psikososial adalah untuk meningkatkan  kesehatan mental dan kesejahteraan psikososial anak. Kesejahteraan psikososial yang dimaksud meliputi aspek fisik, psikologis, kognitif, emosional, sosial dan spiritual yang akan mempengaruhi kemampuan anak untuk tumbuh belajar dan berkembang untuk memaksimalkan potensinya.
Pembelajaran Dukungan Psikososial di Tingkat Sekolah
Program ini fokus mendesain bagaimana memberikan dukungan psikososial yang dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran di tingkat satuan Pendidikan baik itu di tingkat PAUD maupun di sekolah dasar. Terdapat beberapa materi yang akan diajarkan oleh guru sebagai fasilitator sekolah kepada siswa. Berikut adalah beberapa gambaran umum judul topik setiap pertemuan dan tujuan dari setiap topik tersebut.

1

Topik 1: Aku dan Diriku
Tujuan yang diharapkan dari topik ini adalah siswa diharapkan mampu mengekspresikan dan menceritakan perasaannya melalui kartu emosi positif dan emosi negatif. Selain itu, siswa diharapkan mampu mengenali keistimewaannya untuk membangun sikap menghargai dan melindungi dirinya sendiri.
Hal yang ingin ditekankan dalam modul ini bahwa setiap orang akan memiliki perasaan yang berbeda-beda. Guru perlu memberikan pemahaman kepada siswa bahwa siswa perlu mengekspresikan perasaannya melalui emosi (positif/negatif), dengan diawali tindakan berpikir terlebih dahulu baik atau tidak baik dampak perilaku yang akan ditunjukkan terhadap dirinya dan lingkungannya.

Topik 2: Kegiatan Keseharianku
Tujuan yang diharapkan dari topik ini adalah siswa mampu mengidentifikasi kegiatan yang dilakukannya sehari-hari, dan siswa mampu mengurutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mulai dari bangun tidur sampai tidur malam. Terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari membuat jadwal harian bersama anak, seperti: 1) kegiatan ini dapat digunakan untuk mengenalkan konsep waktu pada anak; 2) Mengajarkan bagaimana menentukan prioritas dalam hidupnya, 3) Melatih anak untuk disiplin terhadap jadwal yang ada; dan 4) Mengajarkan anak untuk tanggung jawab atas pilihan yang sudah dibuatnya. Selain itu, anak juga belajar memahami rutinitasnya sehingga kegiatannya sehari-hari dapat dijalankan secara teratur tanpa ada tekanan waktu maupun paksaan dari orang lain.

Topik 3: Mengenal Perilaku Perundungan
Tujuan yang diharapkan dari topik ini yakni siswa mampu mengidentifikasi perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan terutama perilaku yang mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan perundungan. Selain itu, siswa juga diharapkan mampu mengidentifikasi penyebab terjadinya perundungan dan menawarkan perilaku positif untuk mencegah perundungan, terutama di sekolah.

Topik 4: Teman cerita
Tujuan yang diharapkan dari topik ini adalah siswa diharapkan mampu mengenali dan mengelola emosi positif dan emosi negatif yang dirasakan. Selain itu, setelah mempelajari topik ini, siswa juga diharapkan mampu memiliki dan menerapkan sikap empati kepada teman-temannya dan dirinya sendiri.  Bentuk empati dalam hal ini adalah bagaimana siswa  dapat mampu menjadi pendengar dan teman cerita yang baik bagi temannya. 

1


Pada dasarnya, siswa perlu memiliki kesempatan untuk bermain bersama teman sebaya mereka, dengan begitu mereka akan belajar untuk mengenal dan mengelola emosi mereka dan emosi orang lain, mengembangkan keterampilan sosial dan memperkuat hubungan positif peserta didik dengan teman sebaya, guru, orang tua dan orang lain di lingkungannya

Topik 5: Aman Bermedia Sosial
Pada topik ini, siswa belajar dan berdiskusi mengenai penggunaan internet dan media sosial. Terdapat kemungkinan ada siswa yang belum mempunyai akun media sosial atau tidak mempunyai gawai/handphone pribadi. Namun, tentunya hal tersebut tidak menjadi alasan untuk tidak mempelajari bagaimana menggunakan internet dan media sosial. Terdapat beberapa tujuan yang diharapkan melalui pembelajaran topik ini, yakni siswa diharapkan dapat memahami kebiasaan mereka menggunakan internet, siswa mengetahui siapa saja yang terhubung dengan mereka di akun media sosialnya, dan siswa memahami perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam bermedia sosial, dan mengembangkan kesepakatan bermedia sosial dengan orang tua. Terdapat banyak potensi bahaya yang dapat terjadi ketika anak berteman dengan orang tidak kita kenal di media sosial, jadi penting memastikan anak tidak berteman dengan orang yang tidak kita kenal di media sosial terlebih lagi mengajak mereka berkomunikasi di media sosial. 

1

Topik 6: Menjadi Pribadi Tangguh
Lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa perkembangan yang baik bagi anak untuk mengembangkan dasar-dasar kepercayaan diri yang akan menjadi bekal dan pondasi dalam menghadapi tantangan-tantangan tumbuh kembangnya, dengan kata lain, resiliensi perlu dilatih sejak dini. Fokus pada topik ini adalah bagaimana siswa dapat melakukan kontrol terhadap dirinya dan perilakunya, dan bagaimana siswa dapat berlatih untuk bertanggung jawab terhadap dirinya dan perilakunya.

1

Topik 7: Aksi Kebahagiaan
Hal penting yang perlu diajarkan kepada siswa adalah bagaimana agar siswa dapat mengetahui apa saja yang bisa membuatnya bahagian, karena pada hakikatnya terdapat banyak hal sederhana yang dapat membuat anak bahagia. Adapun luaran yang diharapkan setelah mempelajari topik ini adalah siswa mampu mengidentifikasi apa yang membuatnya bahagia, dan siswa juga diharapkan mampu berbagi kebahagiaan dengan melakukan hal positif kepada temannya, guru, orang tuanya melalui Hari Aksi Kebahagiaan.

1

 

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.