Menari dengan Tabuhan Gendang Sendiri : Adaptasi Kebiasaan Baru untuk KTI
Penulis : Ita Ibnu

Pandemi COVID-19 telah berdampak besar pada tatanan hidup berbangsa yang berpengaruh pada berbagai sektor pembangunan seperti sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan pendidikan. Berbagai upaya tengah dilaksanakan untuk mengatasi tantangan tersebut. Di tengah badai ini, ada banyak kisah upaya inspiratif yang tengah dikerjakan berbagai lapisan masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki. BaKTI percaya, banyak praktik-praktik baik atau inovasi sosial yang dilakukan dengan cara-cara khas Kawasan Timur Indonesia dalam mengurangi dampak COVID-19 yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat, pemerintah daerah dan berbagai pihak di KTI yang dilakukan dengan semangat kerja sama, gotong royong, dan optimisme.

Sebagai lembaga yang berfokus pada pertukaran pengetahuan tentang program pembangunan di kawasan timur Indonesia, BaKTI menyelenggarakan webinar Forum Kawasan Timur Indonesia untuk mengangkat tiga inisiatif cerdas yang dijalankan oleh para pihak yang berasal dari Kawasan Timur Indonesia yang berhasil menghadapi tantangan pembangunan di masa pandemi dan mampu beradaptasi dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk mampu beradaptasi terhadap kebiasaan baru. Webinar Forum Kawasan Timur Indonesia diselenggarakan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 serta ulang tahun BaKTI yang ke-16.

Gotong Royong Pendidika Daerah 3 T di Masa Pandemi

Ernest Manase
Ernest Manase


Saat ini di SDI Jimbor, Desa Watu Baru, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat bekerja sama dengan Puskesmas untuk melakukan kunjungan ke kelompok belajar sekaligus pemeriksaan kesehatan anak-anak.

Ernestus Manase, Guru Honor SDI Jimbor Kabupaten Manggarai Barat berbagi cerita mengenai inisiatif yang dilakukan oleh pihak SDI Jimbor bersama pemerintah desa, orang tua siswa, komite dan pengawas sekolah, tokoh masyarakat bergerak bersama mencari solusi pembelajaran di masa pandemi agar anak-      anak tetap mendapatkan pelajaran dan pendampingan dari guru tanpa tergantung jaringan internet yang berlaku kehadirannya untuk daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) dengan tetap mempertimbangkan keamanan dan protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas pembelajaran. 

Berbagai cara dan inisiatif dilakukan oleh pihak sekolah yang didukung oleh orang tua siswa termasuk komite sekolah untuk tetap menjalankan pembelajaran dari rumah dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah siswa untuk memberikan pelajaran bagi murid-muridnya tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.  Setiap harinya, guru-guru harus mengelilingi beberapa kampung, menyambagi dari rumah ke rumah untuk memberikan pelajaran bagi murid-muridnya.

Selain itu selama masa PBR pembelajaran dilakukan dengan membentuk kelompok belajar anak berdasarkan kedekatan rumah yang didampingi oleh kader, Kelompok Penerima Layanan (KPL) dan orang tua siswa. Guru akan mendatangi kelompok-kelompok belajar ini untuk memberikan pelajaran dan juga memberikan tugas-tugas. Peran orang tua justru sangat nampak dalam mendampingi anak atau kelompok belajar anak yang nanti didatangi oleh guru-guru. Karena keterbatasan jumlah guru, kegiatan BDR tidak dapat dilangsungkan untuk siswa yang tinggal di tempat yang terlalu jauh dari sekolah.

Selain itu, ada beberapa sekolah yang merasa arus keluar masuk orang ke wilayahnya sangat sedikit sehingga melakukannya dengan sistem shift.  Ada sekolah yang melakukannya dengan mengurangi jam belajar.  Bahkan saat ujian sekolah tiba, di SDI Jimbor tetap melaksanakan ujian kenaikan kelas. Ujiannya dilakukan di dua tempat berbeda. Yaitu di sekolah untuk siswa yang di Dusun Rado dan di Dusun Mbuer disiapkan tempat ujiannya di Mbuer. Sekolah melalui dana BOS,  menyediakan masker untuk anak-anak, thermo gun dan juga penyediaan tempat cuci tangan.

Virtual Tour: Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Pariwisata

Iben Yuzenho
Iben Yuzenho 


Pandemi membuka mata tentang pentingnya ekowisata sebagai kenormalam baru dalam berwisata. Hal ini merupakan peluang baru untuk bangkit dan eksis di abad virtual.Selamat datang di abad virtual di mana kita melakukan segala aktivitas secara virtual. Di masa pandemi, sebagian besar orang beraktivitas di rumah dan aktivitas virtual meningkat pesat. Iben Yuzenho berbagi inspirasi tentang pengalamannya dalam sebumi.id menjalankan virtual tour sebagai salah satu adaptasi berwisata baru di masa pandemi.

Sebumi.id adalah sebuah wirausaha sosial yang memberi layanan edukasi terkait konservasi dan ekowisata. Iben dan teman-temannya di sebumi.id melebarkan sudut pandang kita untuk turut berkontribusi menjaga kelestarian alam. Sebumi.id mengajak kita bepergian untuk terhubung dengan alam, mengenal orang-orang yang berada di destinasi wisata, dan menjadi terhubung dengan diri sendiri.

Iben dan sebumi.id yakin bahwa Virtual Tour adalah bentuk adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi yang dapat membangkitkan kembali geliat ekonomi dari bidang pariwisata. Virtual Tour adalah pengalaman perjalanan ke sebuah destinasi wisata yang dilakukan menggunakan teknologi informasi, komputer dan jaringan.

Virtual tour adalah sebuah peluang yang dapat dilakukan bagi pengelola perjalanan wisata yang mengalami dampak ekonomi akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar. Namun tentu saja, agar dapat menyelenggarakan sebuah perjalanan wisata virtual, penggunaan teknologi, kurasi (aktivitas, visualisasi, dan informasi) menjadi kunci utama selain call to action yang mempromosikan produk lokal yang mampu mendorong ekonomi lokal.

Riset dan Inovasi Biomolekuler sebagai Tanggap Darurat COVID-19 di NTT

Fima Inabuy
Fima Inabuy


Laboratorium biomolekuler sebagai alat tes, alat ukur yang pada dasarnya menjadi ketahanan kita untuk menghadapi pandemi di masa yang akan datang, Di Kawasan Timur Indonesia, banyak penyakit endemik yang menular melalui virus tidak tertangani karena minim teknologi biomolekuler. Tes PCR-dan teknologi biomolekuler sangat penting untuk menekan laju penularan penyakit endemik (Malaria, DBD) dan pandemi COVID-19 dan mengurangi jumlah korban meninggal. Ini perlu dipikirkan bagaimana mengembangkan tools deteksi dini untuk mengurangi resiko yang lebih besar.

Siapkah kita menghadapi pandemi di masa yang akan datang?
Di tengah keterbatasan fasilitas, keragaman budaya dan kondisi geografis kawasan timur Indonesia kita harus bersiap. Fima Inabuy, PhD, seorang ilmuwan biomolekular berbagi cerita bagaimana para ia bersama kawan-kawannya di Forum Academia NTT  menggagas didirikannya laboratorium biomolekuler di Kupang dan didukung oleh Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur.

Forum Akademia NTT menggagas berdirinya laboratorium biomolekuler dengan menggerakkan dan melatih volunteer yang berasal dari akademisi dan peneliti KTI, melakukan inovasi salah satunya bilik sterilisasi. Gagasan membangun laboratorium Biomolekuler dimulai sejak Mei 2020 dengan menjaring kerja sama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat dan pengusaha.

Sejak Juni kemarin, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengumumkan New Normal. Salah satu prasayarat untuk menerapkan new normal apabila positivity ratenya lebih kecil dari 5% selama 2 minggu berturut-turut. Untuk mencapai itu, setidaknya diperlukan 5000 tes setiap minggunya. Saat ini di NTT kurang dari 100 tes per hari dan 500 tes per minggu (10% dari yang disyaratkan oleh WHO) sehingga ada metode untuk mengatasi ini yaitu dengan mengadakan pool test.

Pada prinsipnya Pool Test adalah suatu metode tes yang menggabungkan banyak sampel sekaligus dalam satu kumpulan (pool) sampel atau satu reaksi yang sama, agar hasilnya dapat diihat dalam waktu yang lebih cepat, cakupan yang lebih luas (skala komunal, bukan individual) dan biaya tes yang lebih terjangkau.


Adaptasi Kebiasaan Baru untuk KTI

Samsul Widodo
Samsul Widdo


“Ada banyak komoditas eksotis yang kita lupakan dan ini harus digarap bersama. Mari kita kerjakan bersama-sama’’.  Keynote Speech dari Bapak Samsul Widodo Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI menanggapi mengenai tantangan pembelajaran daring di daerah 3T di masa pandemi. Dari awal 2018 isu tidak adanya guru di daerah 3T telah menjadi tantangan tersendiri, dan saat ini tantangannya bertambah bertambah karena kendala jaringan internet.

Tantangan keterbatasan guru dan pembelajaran tetap berjalan berusaha dipecahkan dengan aplikasi HaloHola, sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh start up. Proses kerjanya dengan mengunduh semua materi pembelajaran didukung oleh aplikasi Zenius dan Quipper kemudian dimasukkan ke dalam 1 alat yang mampu memancarkan sinyal Wifi yang tanpa pulsa, selama ada listrik dan nanti akan dipancarkan ke kelas-kelas tanpa kabel sekalipun. Alat ini pula mampu menampung 1.000 video dan 10.000 buku elektronik. Sehingga walau guru tidak hadir, siswa masih dapat memperoleh pengajaran dari materi ini. Ini bisa menjadi salah satu alternatif. Terbukti di beberapa pilot project bisa membawa dampak signifikan.

Solusi lain untuk Pembelajaran Jarak Jauh bagi desa yang telah memiliki sinyal namun belum ada koneksi internet dapat bekerja sama dengan Bumdes dan Internet Service Provider untuk memasang Wifi di rumah warga atau di tempat umum di desa, dan dapat dijadikan unit usaha di desa. Bisa pula menggunakan dana desa untuk membayar koneksi jaringan. Ada beberapa solusi tergantung dari kondisi dari masing-masing desa.

Dana Desa juga dapat dimanfaatkan untuk membantu sekolah dalam hal pengadaan masker, hand sanitizer, dan alat cuci tangan. Dana desa dapat dimaksimalkan pemanfaatannya untuk penanggulangan COVID-19 di tingkat desa. Kemendesa mengharapkan kepala desa harus lebih proaktif melaporkan kondisi desanya. 

Berbagai upaya yang dilakukan oleh Kemendesa untuk Indonesia Timur. Di masa pandemi saat di mana banyak pedagang lokal, distributor kebutuhan bahan pokok yang kehilangan pasar,  Dirjen PDT Kemendesa akhirnya membuat  pilot project bekerja sama dengan Desa Detusoko, Kabupaten Ende NTT membuat aplikasi Whatsapp Store aplikasi online www.dapurkita.bumdesmart.id untuk memasarkan produk lokal. Layanan ini telah menjangkau seluruh desa di Ende dan telah membuka cabang hingga ke Maumere.


Indonesia Tanah Beta,
kami dari Indonesia Timur berhak mengatakan hal yang sama
dengan kepala tegap, dada membusung,
sekalipun punggung kami berkala matahari.
Siang ini, gendang adalah cerita tentang
sumber daya, keunikan, keunggulan yang
kita miliki di tempat-tempat tersembunyi.

Siang ini, gendang adalah pemberian,
yang mau atau tidak mau ada di depan mata,
terletak di halaman kita untuk kita kerjakan.

Untuk tanah seluas Kawasan Timur Indonesia,
yang kita butuhkan adalah orang-orang
yang berani mengambil pijakan
di atas bunyi gendang
kemudian menari.

Percayakah Bapak/Ibu semua bahwa
ketika gendang pakkanjara ditabuh
dengan riuh gempita itu
untuk memberikan landasan bagi
tarian Pakkerena yang bergerak dengan lamban.

Kita mungkin terlihat lamban,
tapi inilah kita
dengan kekuatan, kemampuan kita
akan menjadi masa depan Indonesia.

Mari menari dengan gendang kita sendiri
mari menjadi tempat Indonesia berbalik
sungguh di timur di mana matahari terbit
ada hal-hal yang bisa menjadi inspirasi.

Luna Vidya, September 2020

Webinar ini dapat Anda simak kembali di:
http://bit.ly/webinarForumKTI

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.