Festival Forum Kawasan Timur Indonesia kembali digelar pada 24-25 Oktober 2018 di Four Points Hotel by Sheraton Makassar. Perhelatan ini mengangkat beragam praktik cerdas dan inspirasi yang merupakan inisiatif lokal yang dinilai mengangkat unsur-unsur mendasar yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan.
Kelima Praktik Cerdas yang diangkat BaKTI pada tahun ini berasal dari Kalaodi - Tidore, Mollo Utara, Manado, Makassar, Papua dan Papua Barat. Selain itu BaKTI juga mengangkat sembilan tokoh inspiratif yang tengah mengerjakan beragam inisiatif keren dari Tolikara, Makassar, Parepare, Maros, dan Jakarta.
“Keberhasilan-keberhasilan yang ditampil-kan oleh praktisi praktik cerdas dan inspirator patut dicontoh atau menjadi inspirasi oleh daerah-daerah lain di Indonesia yang juga menghadapi tantangan yang sama. Dengan belajar dari kegiatan lain yang telah berhasil dilakukan, masyarakat tidak lagi mulai dari nol dan peluang untuk berhasilnya jauh lebih besar”, kata Prof. Dr. Ir. Hj. Winarni Monoarfa, MS, Ketua Pokja Festival Forum Kawasan Timur Indonesia.
Antusiasme terhadap Festival Forum Kawasan Timur Indonesia semakin hari semakin besar. Sebanyak 918 peserta membanjiri acara yang diadakan sekali dalam dua tahun ini. Peserta Festival Forum Kawasan Timur Indonesia tidak hanya berasal dari Kota Makassar atau Sulawesi saja, melainkan juga dari Papua dan Papua Barat, Nusa Tenggara, Maluku, Aceh, Riau, dan tentu saja dari Jakarta.
Dalam Festival Forum Kawasan Timur Indonesia, BaKTI mengajak seluruh peserta untuk merayakan kemajuan dari upaya-upaya yang telah dilakukan, bertukar solusi, bertukar informasi, dan memperluas jaringan untuk dapat meningkatkan capaian dan mengembangkan inovasi.
“Sebagai organisasi yang berfokus pada pertukaran pengetahuan, Festival Forum Kawasan Timur Indonesia adalah salah satu agenda rutin utama yang penting untuk dilaksanakan karena merupakan satu dari tiga pilar pertukaran pengetahuan yang diusung oleh Yayasan BaKTI, yaitu acara pertukaran pengetahuan”, kata M. Yusran Laitupa, Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI.
Kedua pilar penggerak pertukaran pengetahuan lainnya yang diusung oleh BaKTI adalah jaringan pertukaran pengetahuan dan media pertukaran pengetahuan.
Festival Forum Kawasan Timur Indonesia tahun ini merupakan pertemuan kedelapan dan dan dengan pendekatan kreatif untuk mendorong terjadinya interaksi yang lebih baik antar pelaku pembangunan. Terdapat tiga program utama dari rangkaian acara Festival Forum Kawasan Timur Indonesia yaitu Panggung Inspirasi, Galeri Informasi, dan Side Events.
Panggung Inspirasi
Panggung Inspirasi menampilkan praktik-praktik cerdas dan inspirator yang diidentifikasi oleh BaKTI sejak satu tahun terakhir. Tahun ini tema praktik cerdas yang ditampilkan tahun ini cukup beragam.
Mulai dari kearifan lokal pengelolaan kawasan hutan lindung di Kalaodi, Tidore Maluku Utara yang sejalan dengan hukum negara sampai aplikasi online sistem administrasi dan informasi kampung dan distrik di Papua - Papua Barat. Lalu ada pendidikan karakter melalui kelas literasi yang meluas hingga kewirausahaan sosial di Mollo Utara, Nusa Tenggara Timur.
Tak ketinggalan, anak-anak muda keren yang mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel bagi nelayan di Kota Makassar hingga portal analisis data berbasis peta di Kota Manado yang memanfaatkan data terintegrasi dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mengoptimalkan pelayanan publik sekaligus meningkatkan pendapatan daerah.
GEN Oil, anak muda makassar yang percaya bahwa pembangunan Indonesia dapat semakin maju dengan energi baru terbarukan berbasis masyarakat. Praktik Cerdas dari Makassar ini mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel dan mendistribusikannya kepada nelayan di kawasan pelabuhan Paotere Makassar. Mereka juga memelopori gerakan mengumpulkan minyak jelantah yang melahirkan inisiatif Used Cooking Oil Bank (UCO Bank) dan Tabungan SITAMPAN.
Muflihudin yang kerap dipanggil Fly, sudah pensiun dari pekerjaan lamanya sebagai preman dan kini menjadi agen pengumpul minyak jelantah sekaligus distributor GEN Oil. Gerakan energi terbarukan berbasis masyarakat ini telah menghadirkan perubahan besar bagi Fly dan kawan-kawannya. Semoga juga menghadirkan perubahan bagi Indonesia
Hengky Vecky Tewu, Asisten II Setda Kabupaten Manokwari Selatan saat memaparkan manfaat dan pentingnya SAIK dan SAID bagi Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan (kiri)
Sonya Aunusi, Kader Kampung Waren, dan Sekretaris Kampung Waren berbagi cerita tentang inisiatif membuat bank darah yang lahir setelah pendataan golongan darah warga sebagai bagian dari penggunaan aplikasi SAID-SAIK (kanan)
Steven Ohee, Kepala Distrik Sentani Timur berbagi cerita tentang manfaat data SAID-SAIK dalam perencanaan distrik (kiri)
Anna Winoto, Team Leader KOMPAK menuturkan perubahan yang lahir dari Program KOMPAK - LANDASAN yang mendorong penggunaan SAID – SAIK (kanan)
Wakil Walikota Manado, Mor Dominus Bastiaan berbagi pengalaman Pemerintah Kota Manado membangun portal online analisa data berbasis peta yang dapat dengan efektif digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan penting pemberian layanan publik dan berhasil meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Manado dari pajak dan retribusi daerah
Kepala Bapelitbangda Kota Manado, Linny Tambajong, berbagi pengalaman Pemerintah Kota Manado membangun portal online analisa data berbasis peta yang dapat dengan efektif digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan penting pemberian layanan publik dan berhasil meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Manado dari pajak dan retribusi daerah
Romo Jimmy Kewohon, Kepala Sekolah SMPK St. Yoseph Freinademetz, Taiftob Kapan Mollo Utara, NTT menceritakan bagaimana 15 anak didiknya yang tergabung dalam Kelas Menulis Kreatif To The Lighthouse berhasil menerbitkan buku berjudul Kap Na'm To Fena berisi kumpulan cerita pendek keren tentang lagenda, fabel, dan keseharian mereka (kiri)
Findy Lengga, Siswi Sekolah SMPK St. Yoseph Freinademetz, Taiftob, Kapan, Mollo Utara, NTT dan peserta Kelas Menulis Kreatif To The Lighthouse dengan bangga menceritakan pengalaman dan kemajuan yang dialaminya sembari berkarya dan belajar bersama teman-temannya dan para relawan di Lakoat.Kujawas (kanan)
Marlinda Nau, anggota Kelompok Tani Lakoat.Kujawas mengaku tertarik untuk ikut belajar bersama setelah beberapa kali membaca buku di Perpustakaan Lakoat.Kujawas. Selain belajar bersama, Marlinda juga turut memberi diri untuk mengembangkan kembali dan mem-promosikan makanan-makanan tradisional yang pernah ditinggalkan warga Taiftob (kiri)
Dicky Senda berbagi cerita tentang beragam kegiatan komunitas Lakoat.Kujawas dan bagaimana ia dan para relawan tidak bekerja sendiri karena begitu banyak orang yang ikut bergerak bersama dalam mengembangkan tradisi dan budaya Mollo, memajukan Taiftob dengan kewirausahaan sosial, dan meraih mimpi anak muda Mollo melalui kelas literasi dan menulis kreatif (kanan)
Menteri PUPR Mochamad Basoeki Hadimoeljono saat memaparkan progress pembangunan infrastruktur di kawasan timur Indonesia (kiri)
Paparan Dirjen PPMD Kementerian Desa, Taufik Madjid, mengenai percepatan pembangunan daerah tertinggal melalui pengembangan ekonomi digital
Meiske Wahyu menceritakan pengalamannya dan perjalanan SabangMerauke memberikan kesempatan kepada anak-anak di seluruh Indonesia mengalami toleransi dan menghargaikeberagaman, belajar menjadi Indonesia yang seutuhnya
Adi Saifullah Putra mengawali perjalanan kisah inspiratif di hari kedua Festival Forum Kawasan Timur Indonesia dengan berbagi cerita tentang Mallsampah-Layanan Pengelolaan Sampah Online
Ester Wanimbo dari Kampung Karubaga, Tolikara, Papua mengajak mama-mama untuk belajar membuat noken agar tidak terus berhadap pada bantuan pemerintah. Ia mengaku sedang memegang tongkat estafet untuk mengajar mama-mama di sana membaca, menulis, dan berhitung agar mereka juga bisa mendapatkan cahaya huruf dan belajar firman Tuhan serta mampu mengelola ekonomi keluarga.
Arie Kriting, seorang komika dan rekan seperjuangan BaKTI dalam melawan stigma negatif tentang kawasan timur Indonesia kembali hadir dan mengingatkan pentingnya jati diri sebagai orang melanesia yang juga merupakan kekayaan Indonesia.
Samsul Widodo, Inspirator Festival Forum Kawasan Timur Indonesia, Dirjen PDT Kementerian Desa yang sekaligus pelopor program Inovasi Desa menceritakan pentingnya digital marketplace untuk mengangkat produk-produk unggulan dari desa ke pasar nasional bahkan internasional (kiri)
Pasikola adalah sebuah inisiatif hasil kreasi bersama Pemerintah Kota Makassar, komunitas kreatif, Organda, LSM dengan dukungan UNDP. Layanan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk aplikasi online yang semuanya merupakan masukan dari pengguna layanan (siswa dan orangtua). Saat ini tersedia 10 unit Pasikola di Kota Makassar dan akan terus bertambah (kanan)
Kaharuddin Kadir, Ketua DPRD Kota Parepare menceritakan perubahan positif yang dirasakannya sebagai wakil rakyat setelah melaksanakan metode Reses Paritispatif (kiri)
Nurjannah, anggota sebuah kelompok konstituen di Kota Parepare, menceritakan pengalamannya mengikuti Reses Partisipatif dan manfaat yang ia rasakan sebagai masyarakat yang aspirasinya mendapatkan respon positif dari perwakilan rakyat (tengah)
Chaidir Syam, Ketua DPRD Kabupaten Maros menceritakan pengalaman dan manfaat yang dirasakan saat melaksanakan Reses Partisipatif - sebuah metode pelaksanaan reses yang mengangkat nilai-nilai partisipatif dan menjaring sebanyak-banyaknya aspirasi konstituen dari berbagai lapisan (kanan)
Curah Ide
Curah Ide adalah bagian acara Festival Forum Kawasan Timur Indonesia yang memungkinkan setiap peserta untuk saling berbagi pengalaman dan inspirasi serta mencurahkan komitmen baru yang dapat dilakukan sendiri dan bersama-sama di daerah masing-masing bagi pembangunan berkelanjutan Indonesia.
Side Events
Festival ini mengajak setiap peserta untuk menjalin hubungan harmonis dan saling mendukung antar Pemerintah Daerah, Pemerintah Nasional, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mitra pembangunan internasional, sektor swasta, komunitas, akademisi, jurnalis, dan individu lainnya dengan berfokus pada aset yang dimiliki diri dan kelompok untuk dikembangkan secara positif dalam mendorong berbagai upaya meningkatkan kesejahteraan sebagai bagian dari Indonesia yang berdaulat.
Dimensi Baru Kemitraan CSO dan Pemerintah
Diterbitkannya Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang dan Jasa No. 16 Tahun 2018 memungkinkan organisasi masyarakat sipil (CSO) untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam mendorong kebijakan berbasis riset, pengurangan kemiskinan, dan penguatan kualitas pelayanan publik di garis depan. Perpres ini juga memungkinkan organisasi-organisasi masyarakat sipil untuk mendapatkan pendanaan yang diperlukan untuk dapat terus bekerja membantu kelompok-kelompok terpinggirkan di berbagai daerah di Indonesia. Sesi ini mendiskusikan dimensi dan peluang baru kemitraan antara CSO dan pemerintah yang didukung oleh Perpres ini sekaligus melihat beragam tantangan yang mungkin dihadapi pada tahap implementasinya.
Developing Inclusive and Creative Economies
Developing Inclusive and Creative Economies (DICE) adalah sebuah program yang dilansir British Council untuk mendukung kewirausahaan sosial dan kreatif di Inggris dan lima negara berkembang utama: Brasil, Mesir, Indonesia, Pakistan, dan Afrika Selatan. DICE mengambil pendekatan lintas sektoral yang inovatif yang memanfaatkan pengalaman dan keahlian Inggris dalam ekonomi kreatif dan sosial untuk mempromosikan pembangunan inklusif dan mendukung kemajuan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. British Council Indonesia berbagi informasi tentang DICE dan program lainnya terkait kewirausahaan sosial dan warga aktif serta melihat peluang kolaborasi.
Reses Partisipatif: Narasi Rakyat di Legislatif
Sejak tahun 2015, Program MAMPU Yayasan BaKTI memperkenalkan metode reses yang partisipatif bagi anggota DPRD untuk dapat menyerap aspirasi rakyat sekaligus wadah bagi masyarakat untuk bertemu dan menyampaikan permasalahannya kepada pemerintah daerah. Dalam tiga tahun terakhir, Reses Partisipatif telah diterapkan di Maros, Parepare, Tana Toraja, Lombok Timur, Ambon, dan Belu. Reses Partisipatif juga sukses direplikasi di Bengkulu. Dalam acara ini kita mendengarkan pengalaman sukses dan pembelajaran dari mereka yang telah menerapkan Reses Partisipatif.
Youth Showcase
Pada tanggal 13 Juli yang lalu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) meluncurkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Indonesia 2017. IPP berperan penting dalam membantu pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya di tingkat nasional dan provinsi untuk meninjau keefektifan kebijakan dan program yang berkaitan dengan pembangunan pemuda yang selama ini telah dimulai oleh pemerintah. IPP 2017 mencakup lima domain, yakni pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi. Kehadiran IPP 2017 diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan dalam memberikan rekomendasi terkait kebijakan dan strategi pembangunan pemuda di Indonesia.
Kemandirian Pangan dari Desa Berdaya
Dalam rangka pemenuhan hak atas pangan maka upaya dilakukan pada aspek ketersediaan dan akses. Pada aspek ketersediaan, penyediaan input menjadi penting dilakukan. Input yang memadai diharapkan dapat meningkatkan produksi yang menyebabkan ketersediaan pangan pun meningkat. Pada kegiatan ini, mendiskusikan beragam upaya yang telah dan dapat dilakukan untuk meningkatkan akses petani terhadap input pertanian bersubsidi dari pemerintah serta fasilitas-fasilitas lain yang mendukung pemenuhan hak masyarakat atas pangan.
Masyarakat Terlibat Hasil Belajar Murid Meningkat
Inovasi KIAT Guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dasar pendidikan di desa-desa sangat tertinggal. Setelah berjalan lebih dari setahun, program ini berhasil meningkatkan hasil belajar murid dengan memberdayakan masyarakat dan orang tua murid untuk terlibat dalam pendidikan, serta mengaitkan pembayaran tunjangan khusus guru dengan kehadiran dan kualitas layanan guru di sekolah.
Lab on Wheels
Melalui Lab on Wheels, Pulse Lab Jakarta berbagi informasi kepada para pemangku kepentingan (pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan organisasi non-pemerintahan) di kawasan timur Indonesia tentang manfaat penggunaan sumber data baru untuk penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan, dan juga untuk merancang dan mengevaluasi program pembangunan.
Papua Insights
Pelaku pembangunan di Papua berbagi pengalaman dalam melakukan inovasi dan pendekatan yang sesuai konteks pembangunan Papua, khususnya penguatan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat kampung, penguatan tata kelola kecamatan/distrik untuk mendukung perbaikan pelayanan dasar peningkatan kualitas pelayanan pendidikan di tingkat SD, khususnya pada aspek penguatan tata kelola sekolah dan peningkatan kemampuan calistung pada siswa dan peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan, terutama intervensi penanganan malaria.
Galeri Informasi
Festival ini mengajak setiap peserta untuk menjalin hubungan harmonis dan saling mendukung antar Pemerintah Daerah, Pemerintah Nasional, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mitra pembangunan internasional, sektor swasta, komunitas, akademisi, jurnalis, dan individu lainnya dengan berfokus pada aset yang dimiliki diri dan kelompok untuk dikembangkan secara positif dalam mendorong berbagai upaya meningkatkan kesejahteraan sebagai bagian dari Indonesia yang berdaulat.
Tiga belas lembaga menampilkan beragam produk pengetahuan dalam Galeri Informasi. Mereka adalah Ditjen PKP Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi; Pemerintah Kabupaten Maros; DFAT Australia; KIAT Guru; British Council; SMERU; UNFPA; OXFAM Indonesia; Invest Co Op; CCPHI – AKATIGA; USAID IUWASH, Asia Pulp and Paper Sinar Mas dan Tenoon.