Genap tujuh belas tahun Program Ambulans Motor dijalankan Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) sebagai bagian dari upaya memperjuangkan pengiriman tenaga kesehatan ke tempat-tempat yang sulit dijangkau.
Program Ambulans Motor bermula dari diskusi antara petugas kesehatan dan penyuluh lapangan Keluarga Berencana di tahun 2000. Dalam diskusi itu, terungkap salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak di Flores Timur adalah terlambat mendapat pertolongan. Banyaknya kasus kematian akibat terlambat ditolong antara lain disebabkan oleh minimnya sarana transportasi umum bagi masyarakat untuk mencapai Puskesmas dan minimnya keberadaan ambulans dari petugas kesehatan untuk menjangkau masyarakat.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, muncul ide untuk mengembangkan inisiatif Manajemen Sarana Transportasi (MST) khususnya pengelolaan zero breakdown sepeda motor yang digunakan oleh petugas kesehatan di pedesaan. Ide ini yang kemudian berkembang dan dikenal dengan nama Program Ambulans Motor.
Dalam upaya mencari mitra untuk merealisasikan ide ini, Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) bertemu dengan Riders for Health (RfH) Inggris yang telah mengembangkan inisiatif tersebut di beberapa negara di Afrika. Atas dukungan dari Riders for Health YKS berkesempatan mengikuti program magang manajemen sarana transportasi untuk pelayanan kesehatan di Harare, Zimbabwe pada Februari 2001. Sepulang dari program magang itu, inisiatif Ambulans Motor mulai direalisasikan dengan mengoperasikan 12 unit sepeda motor yang merupakan donasi dari organisasi penggemar sepeda motor dari beberapa negara di dunia melalui Simon Millward.
Melalui program yang dinamakan Manajemen Sarana Transportasi (MST) khususnya yang menargetkan tidak ada kerusakan ambulance atau kendaraan bermotor petugas kesehatan (zero breakdown), YKS melaksanakan beragam kegiatan untuk memastikan agar perawatan kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan teliti dan tepat waktu.
Pada tahun 2015 YKS mendapatkan bantuan sebanyak 8 unit sepeda motor Revi Fit dari Pemerintah Australia melalui program AIPMNH, Astra International dan Komunitas Sepeda Motor Tiger 8000 di Inggris. Jenis kendaraan bermotor ini tampaknya lebih sesuai dengan petugas kesehatan perempuan karena berukuran lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan kendaraan bermotor yang disediakan sebelumnya.
YKS pun tetap memberikan edukasi petugas kesehatan yang kini semakin banyak perempuan agar dapat menggunakan kendaraan bermotor dengan lebih berhati-hati dan tetap memiliki pengetahuan yang baik dalam hal pemeliharaan mesin, kelengkapan berkendara, dan hal-hal terkait administratif misalnya menggunakan buku pencatatan untuk mencatat waktu penggunaan, kondisi suku cadang dan mesin kendaraan, serta aktivitas perawatan dan perbaikan yang dilakukan.
Dengan demikian kendaraan bermotor yang digunakan petugas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya. Kendaraan operasional selalu dalam keadaan siap pakai dan jarang, bahkan hampir tidak pernah terjadi kerusakan pada saat sedang melakukan pelayanan kesehatan. Hal ini terlihat sederhana namun ini menjadi salah satu kunci sukses dari keberlanjutan penjangkauan layanan.
15 Motor dan 3 Mobil Ambulans
Kini di Fase III Program, tepat di tahun ke-17, Program Ambulans Motor kembali melebarkan sayap dengan mengoperasikan 15 sepeda motor type CRF 150 dan 3 unit mobil ambulans, kerja sama YKS dengan Kedutaan Besar Jepang, Shell Indonesia dan Majalah Overland melalui Motorcycle Outreach-Inggris, yang diluncurkan secara resmi oleh Bupati Flores Timur, Anton Hadjon dan disaksikan Sekretaris II Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Yoshida, Kadis Kesehatan Flores Timur, dr. Ogie Silimalar dan Direktur YKS, Mansetus Balawala.
Sebanyak 15 unit motor dan 3 unit ambulans ini siap mendekatkan layanan kesehatan di lima kecamatan antara lain, Kecamatan Solor Barat, Wotan Ulumado,Adonara Tengah, Adonara Barat dan Lewolema. Pada wilayah ini terdapat banyak desa yang sulit dijangkau karena kondisi geografi dan akses jalan yang menantang.
Direktur YKS, Mansetus Balawala mengatakan bantuan sepeda motor ini menjadi penyemangat bagi teman-teman petugas kesehatan untuk lebih memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dan tentu YKS masih membutuhkan kerja sama dengan semua pihak, sekiranya ke depan nanti ada Ambulans Laut untuk bisa menghubungkan dengan cepat setiap kasus emergensi yang di rujuk dari pulau-pulau karena selama ini ada ibu hamil yang dirujuk dari pulau terpaksa melahirkan diatas kapal kayu berukuran kecil tanpa fasilitas kesehatan yang memadai.
Balawala mengatakan, selama 17 tahun mengembangkan Program Ambulans Motor di wilayah ini, pihaknya merasa bahwa apa yang dilakukan bersama tim di YKS tidak terlalu luar biasa. Namun tidak demikian bagi orang-orang di luar sana. Mereka menilai insiatif ini adalah sebuah terobosan inovatif yang berdampak nyata bagi upaya pendekatanan layanan kesehatan kepada masyarakat di daerah pedesaan.
Cukup banyak apresiasi diberikan terhadap Program Ambulans Motor ini. Beberapa di antaranya adalah, Indonesia MDGs Award tahun 2011 dan SATU Indonesia Award tahun 2010. Pada tahun 2013, lembaga ini kembali mendapat apresiasi The Ausaid Indonesia Social Inovator Award. Sementara di tahun 2019 Program Ambulans Motor dipilih menjadi bagian dari kampanye Global 'hell Advance – Outride Anything' dan menjadi salah satu finalis dalam ajang UN SDGs Action Awards 2019. Semua capaian ini karena kerja kolaboratif dan kemitraan yang kuat dengan semua pihak, terutama dengan Dinas Kesehatan Flores Timur, kepala puskesmas dan jajaran yang ada di bawahnya, teristimewa para pengendara kesehatan.
Kehadiran Program Ambulans Motor membawa kontribusi positif dalam menekan kasus kematian ibu anak dan mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat di daerah pedalaman di Flores Timur. Sebut saja disaat program ini diimplementasikan pertengahan tahun 2002 kasus kematian ibu bertengger di angka 25 kasus, kematian bayi 77 kasus dan kematian Balita 92 kasus.
Namun perlahan-lahan kasus kematian ibu anak mulai menurun. Bahkan hingga semester pertama tahun 2019, kasus kematian ibu dan bayi/balita di lima wilayah kecamatan yang diintervensi Program Ambulans Motor tidak ada sama sekali, sedangkan lahir mati terdapat tiga kasus. Begitupun halnya kasus-kasus gizi kurang dan buruk serta penyakit lain umumnya dari waktu ke waktu terus menurun jika dibandingkan dengan di awal program.
Kemudahan lain dengan hadirnya program ini adalah, respon terhadap panggilan pasien yang lebih cepat, adanya kunjungan rumah secara rutin dari petugas kesehatan, kemudahan dalam melayani kasus-kasus kesehatan, meningkatnya kunjungan para petugas kesehatan ke Posyandu, juga berbagai kemudahan lainnya dalam upaya memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat baik secara promotif, preventif dan kuratif.
Dukungan terhadap pekerja kesehatan yang dilakukan YKS tidak hanya sebatas pada kendaraan yang dioperasikan untuk mendekatkan layanan kesehatan namun juga menyediakan obat-obatan yang diperlukan berupa obat cacing, vitamin A merah biru dan multi vitamin untuk ibu hamil yang diberikan secara gratis dari YKS yang bekerja sama dengan Vitamin Angels, selain itu juga media-media informasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Manajemen Sarana Transportasi (MST) khususnya pengelolaan zero berakdown sepeda motor untuk pelayanan kesehatan di pedesaan atau program Ambulans Motor adalah salah satu praktik cerdas yang didokumentasikan dan publikasikan oleh Yayasan BaKTI pada Festival Forum Kawasan Timur Indonesia Tahun 2009.