Josias adalah seorang difabel, dengan ragam disabilitas grahita. Ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Kelas 3 pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Leleani 2. Josias tumbuh dan dibesarkan olehnya oma dan opanya. Dalam berbagai tantangannya, Josias tetap ingin untuk menghargai hidup yang dimilikinya. Josias merasa senang dapat belajar di SLB Leleani 2 bersama teman-teman, dan dikasihi oleh guru-gurunya. 

Dalam proses belajar di sekolah, Josias aktif untuk mengikuti berbagai kegiatan dari sekolah. Josias selalu bersemangat dalam mengikuti kegiatan, dia tidak mengeluh dalam mengikuti proses di sekolah. Menurut guru-gurunya, Josias termasuk siswa yang aktif, rajin, dan percaya diri. Josias juga dapat mengikuti proses-proses pembelajaran yang diberikan oleh guru-gurunya dengan baik. 

Jika ada kegiatan di luar sekolah, Josias juga antusias untuk mengikutinya tanpa mengeluh. Karena itu, jika ada kegiatan-kegiatan di luar sekolah, Josias termasuk salah satu siswa yang sering diikutkan. Dengan melibatkannya pada kegiatan-kegiatan di luar sekolah, Josias makin percaya diri, termasuk ketika berinteraksi dengan orang lain. Ini menjadi hal positif tersendiri bagi Josias, dengan begitu dia mempunyai peluang untuk mengakses bantuan atau pun dukungan bagi peningkatan kapasitas.

Ketika Lembaga Rumah Generasi melakukan beberapa kegiatan peningkatan kapasitas, Josias menjadi salah satu peserta yang diikutkan. Beberapa kegiatan yang diikuti oleh Josias antara lain, sosialisasi perilaku hidup sehat dan bersih, hak kesehatan seksual dan reproduksi, wisata edukasi ke Kantor Walikota dan Kantor DPRD Kota Ambon, serta beberapa kegiatan lain yang melibatkan difabel. 

Josias adalah difabel yang belajar untuk percaya pada dirinya sendiri dan tidak merasa minder akan berbagai keterbatasan yang ada. Ia melihat berbagai peluang yang hadir sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan kepercayaan dirinya. Dengan motivasi tersebut, berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan bersama Rumah Generasi, Josias menerima bantuan pemberdayaan ekonomi untuk usaha penjualan minyak tanah yang juga ia tekuni. 

Josias mempunyai kemampuan untuk mengelola usaha, tentu dengan dukungan dari pihak-pihak yang ada di sekitarnya. Sebagai sebuah lembaga yang melakukan beberapa program, di mana penerima manfaatnya termasuk para difabel,  maka Rumah Generasi bersedia dan mempunyai waktu untuk mendampingi Josias dalam mengelola usaha. 

Pada tahap awal, Josias mulai berusaha dengan penjualan minyak tanah. Namun, dalam waktu  yang akan datang, mungkin Josias bisa menambah usaha dengan jenis atau barang yang lain. Tentu harus dilakukan secara bertahap dan perlu pendampingan, sehingga Josias juga mempunyai kesempatan untuk belajar dari proses-proses tersebut.  

Untuk memulai usaha penjualan minyak tanah, maka Rumah Generasi berkomunikasi dengan Penjabat Walikota Ambon saat itu, Bodewin Wattimena. Bodewin merespon positif usaha Rumah Generasi untuk Josias. Bodewin Wattimena lalu memberi tanggung jawab kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Ambon, untuk mengurus izin usaha penjualan minyak tanah untuk Josias. Sehingga proses pendaftaran izin, bahkan survei lokasi tempat tinggal Josias, pembukaan buku rekening bank, dan penandatanganan perjanjian penjualan minyak dengan agen berjalan tanpa hambatan yang berarti. Josias sangat bersemangat dan antusias dalam segala proses persiapan dokumen sampai penandatangan perjanjian bersama agen, karena ini merupakan kali pertama bagi Josias memiliki usaha sendiri.

Dalam proses daftar tunggu agen yang ternyata telah penuh di tahun 2023, maka Josias mendapat pengantaran minyak tanah di tahun 2024. Ketika tiba gilirannya, dalam kurun waktu dua minggu sebanyak dua drum minyak tanah telah habis. Akhirnya Josias melakukan penyetoran lagi untuk pengantaran minyak tanah berikutnya. Proses ini terus berulang dan berjalan lancar sampai saat ini. 

Pihak sekolah dalam hal ini Kepala SLB Negeri Leleani 2, Farida Autansye Tuasula merasa sangat senang, dan berterima kasih karena dengan adanya pemberiaan bantuan ini, Josias menjadi lebih mandiri dan percaya diri bahwa dia dapat melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. “Saya merasa sangat senang karena kolaborasi bersama Rumah Generasi maka pemberdayaan ekonomi ini dapat dilakukan kepada Josias. Ini menjadi contoh bagi anak-anak disabilitas lainnya yang ada di sekolah kami bahwa, anak disabilitas juga dapat berdaya, memiliki usaha, dan dapat mengelola usaha mereka sendiri.” Ungkap Ibu Farida.

Karena itu, Farida berharap Josias dapat terus mengelola usaha penjualan minyak tanah ini, untuk memenuhi kebutuhannya secara pribadi. Disamping itu juga bisa memberi manfaat bagi keluarga. Harapannya juga, teman-teman difabel yang lainnya dapat menjadikan Josias sebagai contoh dalam merawat kepercayaan diri dan kemandirian.

Pemerintah Negeri Latuhalat juga merasa bahwa pemberian bantuan ini sangat berdampak secara langsung bagi anak-anak Negeri Latuhalat. Josias dapat menjadi contoh, sehingga pemerintah negeri juga dapat memikirkan dukungan untuk pemberdayaan difabel melalui  perencanaan yang partisipatif dan tepat sasaran, menggunakan anggaran desa. 

Sementara keluarga Josias, dalam hal ini oma dan opanya merasa bahwa bantuan ini membuat Josias belajar untuk lebih bertanggung jawab atas kepercayaan yang telah diberikan. Mereka mendukung dan berharap Josias selalu tekun dan telaten untuk mengurus usahanya ini. Keluarga Josias juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan  bantuan pada Josias. 

Raja Negeri Latuhalat, Audy Salhuteru, menyampaikan bahwa Josias akan dijadikan contoh positif dalam memberdayakan anak difabel yang ada di Negeri Latuhalat. Masyarakat sendiri akan dihimbau secara keseluruhan untuk mendukung Josias dalam usahanya dengan membeli minyak tanah yang dijual Josias. Sebagai raja, Audy Salhuteru, berharap Rumah Generasi dan lembaga lainnya perlu mendukung pemberdayaan anak dengan disabilitas, sehingga menjadikan anak-anak dengan disabilitas dan penyandang disabilitas lebih mandiri. 

Josias adalah salah satu contoh bagaimana difabel hidup berdaya dari usaha yang dikerjakannya secara mandiri. Pengalaman Josias membuka mata bahwa difabel pun berhak mendapatkan akses atas pekerjaan dan fasilitas finansial untuk dapat memiliki usaha mandiri dan hidup sejahtera di Indonesia. 

 

Info lebih lanjut:

Penulis adalah Asisten Program, Program INKLUSI-BaKTI-Rumah Generasi.

Hubungi kami melalui info@bakti.or.id untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Program INKLUSI-BaKTI.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.