Rumput laut merupakan komoditas unggulan bagi masyarakat pesisir Buton Utara. Sebagian besar penduduk yang tinggal di wilayah pesisir melakukan budidaya rumput laut. Petani rumput laut dapat memelihara rumput laut dengan kisaran waktu 30-35 hari untuk dilakukan pemanenan. Rumput laut kering akan dipasarkan ke pengusaha lokal dengan harga yang tidak menentu. \
Fluktuasi harga saat ini menjadi permasalahan tersendiri bagi pembudidaya rumput laut. Pembudidaya rumput laut tidak pernah dapat menentukan harga sendiri jika menjual dalam bentuk kering karena sangat tergantung pada penentuan harga oleh pembeli dan pengusaha. Dominasi kerja laki-laki pada areal budidaya merupakan fenomena umum. Hal ini karena metode budidaya longline atau tali panjang sangat berat untuk dilakukan oleh perempuan di lautan.
Butuh upaya yang sangat besar untuk dapat mengatur lahan budidaya mereka. Hal ini sangat menyulitkan jika ada perempuan yang ditinggal oleh suami dan harus mengerjakan sendiri usaha budidaya rumput lautnya, maka dapat dipastikan areal tersebut tidak akan dapat terurus dengan baik.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Halu Oleo (UHO) yang bekerja sama dengan BAPPEDA Buton Utara memberikan pelatihan sekaligus menyerahkan Horisontal Net kepada kelompok perempuan pembudidaya rumput laut Kabupaten Buton Utara. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat skema kewilayahan yang berlokasi di Perairan Kabupaten Buton Utara yang didukung sepenuhnya oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Pengenalan inovasi Horizontal Net (HORINET) memberikan kemudahan untuk para perempuan pembudidaya rumput laut untuk dapat melakukan budidayanya sendiri dengan tidak tergantung pada tenaga laki-laki. Hal ini karena mudahnya sistem budidaya HORINET. Ditambah lagi bahwa petani rumput laut tidak akan kehilangan rumput laut yang ditanam karena patah selama budidaya oleh hempasan gelombang dan arus.
Metode HORINET dapat menjadi solusi tersendiri dalam usaha budidaya rumput laut. Perempuan pembudidaya dapat melakukan penjualan rumput laut kering yang cukup banyak dengan hasil yang baik.
Sebagai upaya meningkatkan nilai tambah hasil panen rumput laut, LPPM UHO bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Buton Utara mendatangkan Dr. Andi Besse Patadjai dan Dr. Asnani untuk melakukan pendampingan dan pelatihan pembuatan olahan rumput laut.
Inovasi Horisontal Net memungkinkan para perempuan pembudidaya rumput laut untuk menjual rumput laut kering sekaligus mengolah rumput laut kering menjadi berbagai macam makanan olahan yang dapat dijual langsung ke pasar-pasar terdekat.
Beberapa olahan rumput laut yang dilatihkan kepada pembudidaya rumput laut antara lain stik rumput laut, selai rumput laut dan minuman jeli rumput laut dengan tiga varian rasa antara lain rasa nenas, rasa mangga dan rasa buah naga. Pemilihan buah tersebut karena Buton Utara terkenal menghasilkan buah segar yang cukup baik khususnya untuk mangga, nanas dan buah naga. Guna memberikan penguatan pada produk olahan rumput laut yang dihasilkan, perempuan pembudidaya juga mengenalkan merek MOIKO yang dari bahasa lokal berarti baik, enak, bagus dan indah.

Pembudidaya rumput laut Perempuan memang belum banyak dikenal karena mereka tenggelam dalam dominasi pembudidaya laki-laki di hampir seluruh areal budidaya rumput laut. Banyak yang kehilangan harapan ketika mereka ditinggal pergi suami atau anak laki-laki mereka. Mereka kadang hanya memandang areal budidaya mereka dengan asa yang patah. Namun kehadiran inovasi Horisontal net dapat kembali menumbuhkan asa mereka untuk dapat memulai dan melakukan usaha budidaya sendiri.
Areal budidaya rumput laut yang di tinggal suami atau anak-anak mereka tidak lagi menjadi harapan hampa namun telah menjadi penopang hidup yang baik. Rumput laut tidak hanya dijual dalam bentuk kering, namun juga dapat dijadikan sebagai olahan makanan yang tentu akan meningkatkan nilai tambah dan nilai jual rumput laut yang mereka hasilkan.
Produk olahan rumput laut menjadi makanan dengan merek MOIKO menjadi kebaikan untuk dapat menjamin kehidupan mereka seperti kalimat dalam label merek olahan makanan yang berbunyi “Dari tangan-tangan terampil Pembudidaya Perempuan di Buton Utara, tercipta produk olahan rumput laut yg diproses dengan mengedepankan kualitas bahan baku dan penerapan cara produksi yg baik dibawah bimbingan tenaga ahli dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo”.

Produk olahan makanan ini tidak hanya sekedar hasil tangan perempuan perkasa pembudidaya rumput laut namun merupakan harapan baru bagi peningkatan taraf hidup mereka terutama bagi mereka yang ditinggal suami atau anak laki-laki mereka. Harapan ini semoga akan terus tumbuh untuk membuktikan bahwa laki-laki bukan satu-satunya yang dominan pada areal budidaya rumput laut namun pembudidaya perempuan juga dapat menghasilkan lebih dari sekedar rumput laut kering.
Informasi lebih lanjut
Penulis adalah Guru Besar Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo dan Anggota Jaringan Peneliti Indonesia Timur