Cara Celebes Farm Menjaga Keragaman Hayati
Penulis : Halia Asriyani
  • Foto: Rizki Wahid, Pendiri Celebes Farm
    Foto: Rizki Wahid, Pendiri Celebes Farm

“Pangan berkelanjutan itu punya implikasi sebenarnya ke masyarakat yaitu ke sisi sosialnya, ekonominya, juga lingkungannya.Tiga hal ini harus berjalan beriringan.”

Hal ini diungkap Rizki Wahid, atau akrab disapa Kiki. Saban hari, Kiki mengurus Celebes Farm, sebuah usaha yang telah ia rintis sejak tahun 2020. Sekali waktu ia juga pergi ke desa, mendampingi petani dalam produksi hingga pemasarannya.

Semua berawal dari keresahan Kiki saat bekerja sebagai pendamping masyarakat desa di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Sulawesi Selatan. Saat itu, Kiki melihat bahwa hasil panen dari petani di desa yang ia dampingi di Kabupaten Pangkep tidak terdistribusi dengan baik. Akibatnya, bahan-bahan pangan tersebut semakin berkurang nilainya. Seringkali Kiki mendengarkan keluhan para petani tentang itu.

Sementara itu, sebagian besar LSM mendampingi penghasilan produk, namun sangat kurang yang mendampingi dalam hal pemasaran. Menurut Kiki, produk-produk pangan lokal ini perlu ditingkatkan nilai jualnya. Keresahan itu pun ia jawab dengan mendirikan Celebes Farm.

Lalu apa yang dilakukan Celebes Farm? Bisa dibilang, Celebes Farm adalah perpanjangan tangan dari petani ke konsumen. Petani memproduksi bahan baku dan Celebes Farm membantu mengolah, mengemas dan memasarkan hingga sampai ke konsumen. Jika selama ini produksi petani seringnya dijual secara curah, Celebes Farm mencoba mengembangkannya. Misalnya Jamur yang selama ini dijual langsung, coba diolah menjadi keripik jamur dan kaldu jamur. 

Pengemasan ini pun adalah salah satu kunci dalam pemasaran. Kemasan yang menarik akan semakin menarik pembeli. Dengan begitu, Celebes Farm mengisi gap antara petani dan konsumennya. Menyampaikan produk-produk pangan yang berasal dari desa yang jauh dari kota, tiba ke konsumen yang sebagian besar berasal dari kota.

Awalnya adalah madu hutan dari Desa Tompobulu, Kabupaten Pangkep. Kini produk Celebes Farm telah meluas dari berbagai daerah seperti Maros, Bone, Bulukumba, Barru, Polewali Mandar hingga di Luwuk Banggai. Kini tidak hanya madu, tapi telah berkembang menjadi berbagai produk seperti gula aren, minyak kelapa, beras organik, kaldu jamur, minyak kemiri, jahe bubuk dan masih banyak lagi produk yang tengah dikembangkan oleh Celebes Farm.


Pangan Sehat

“Pangan yang sehat adalah pangan yang tidak diolah dengan zat kimia serta tidak melewati proses pengolahan yang panjang hingga membuat nilai gizinya berkurang.” ungkap Kiki. Hingga kini, bahan baku produk-produk Celebes Farm yang datang dari petani langsung diolah tanpa menggunakan bahan pengawet ataupun zat kimia lainnya.

Di samping itu, pangan sehat bagi Celebes Farm juga adalah menyediakan pangan alternatif. Kiki memberi contoh seperti gula aren produksinya, karena indeks glikemik dari gula aren yang lebih rendah sehingga menjadi alternatif dari gula pasir. Begitu pula dengan minyak kelapa sebagai alternatif dari minyak kelapa sawit yang memiliki perbedaan dalam kandungan lemak jenuhnya. “Ternyata semua hasil alam ini bermanfaat bagi kita, tinggal kita mengolahnya bagaimana.” ujarnya.

 

Pangan Lokal

Di tengah berbagai tantangan pertanian saat ini atau ke depan, kita perlu mengembangkan sistem pangan alternatif untuk menjamin keamanan pangan. Pangan lokal adalah salah satu alternatifnya. Menurut kiki, untuk beralih ke Pangan lokal, di beberapa daerah seperti Jawa misalnya, sudah menjadi hal yang mewah. Tapi di Sulawesi, beralih ke pangan lokal itu masih sangat memungkinkan. Hal ini mengingat jumlah petani dan lahan untuk menanam yang masih terhampar luas. “Di saat segala sesuatu kian mahal, justru yang membantu kita adalah produk-produk lokal.” bebernya.

Pangan lokal, selain sehat bagi kita dan membantu kita menemukan produk-produk alternatif yang lebih alami, dengan mengonsumsi pangan lokal, kita juga membantu perekonomian masyarakat desa. Jika selama ini petani kesulitan memasarkan produk-produknya, dengan mengonsumsi pangan lokal, tentu petani akan terbantu secara ekonomi. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan petani pun dapat meningkat.

Di samping itu, kita juga melestarikan alam. Kenapa? Karena petani berbasis komunitas mengolah alam untuk menghasilkan satu produk, maka ia pasti menjaga alam tersebut. Dengan adanya siklus memanen secara terus menerus, itu menjaga alam. Jadi konsumsi pangan lokal bukan hanya membantu petani secara ekonomi, tapi juga secara tidak langsung akan menjaga lingkungan.

“Jadi Harus bermanfaat bagi masyarakat, bernilai jual lebih, dan bermanfaat bagi lingkungan. Kami tidak akan mengolah produk yang bahan bakunya merusak alam.” tegas Kiki.

Pangan Berkelanjutan

“Kalau petani yang mengolah alam, maka dia pasti menjaganya. Beda dengan industri besar, efeknya akan membabat hutan.” kata Kiki. Menurut dia, jika petani yang mengolah hutan, maka alam akan ikut terjaga. Hal ini karena, sumber penghidupan mereka yang berasal dari situ sehingga mereka pasti akan menjaganya demi keberlangsungan hidup.

“Komunitas petani akan memanen secara bertahap atau dia berpindah dari satu lahan ke lahan lain untuk menjaga siklus alam berjalan, karena itu adalah sumber penghidupan mereka sehingga akan mereka jaga sebaik mungkin. Dan hasilnya bermanfaat bagi banyak orang, kalau industri, yang diuntungkan hanya beberapa pihak.” Tambahnya.

Gula aren yang menjadi salah satu produk Celebes Farm punya siklus yang lama, sekitar 20 tahun, setelah dipanen pun akan ditanam kembali agar terus bermanfaat. Begitu pula dengan beras organik. Proses penanaman beras organik dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia yang bisa merusak tanah. Walau hasilnya tidak sebanyak beras biasa tapi nilai ekonominya tetap lebih tinggi. Di samping itu, siklusnya akan lebih lama karena dilakukan secara alami sehingga kualitas tanah tetap terjaga dan dapat berumur panjang untuk dapat terus dimanfaatkan.

“Jadi berkelanjutan adalah bagaimana ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi generasi sekarang tapi juga bagi generasi berikutnya.” Kata Kiki. Madu hutan dari Celebes Farm sendiri pun dipanen secara lestari, jadi kalau biasanya dipanen sekaligus, untuk Celebes Farm dipanen setengah saja. Supaya nanti bisa bertumbuh dan dipanen lagi sebagian, begitu seterusnya agar berkelanjutan.

“Karena itu, kita perlu mendampingi petani mengolah hasil alamnya ini menjadi bernilai jual tinggi, agar siklus produksinya juga terus berjalan. Agar petani sejahtera, dan alam juga tetap terjaga dan dapat terus memberi manfaat bagi kita.” tegas Kiki. 

Begitulah ketiga prinsip Celebes Farm yaitu Pangan Sehat, Pangan Lokal dan Pangan berkelanjutan saling menopang. “Celebes Farm hadir dengan konsep pangan sehat, pangan lokal dan pangan berkelanjutan karena untuk merangkul petani yang secara potensi dia bisa menghasilkan produk, secara potensi mereka juga bisa menjaga alam, tapi mereka selalu kekurangan dalam hal pemasaran dan inovasi pembuatan.” pungkasnya.

Kini Celebes Farm bisa ditemui di toko sekaligus tempat produksinya yang berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan VII Nomor 82, Makassar. Celebes Farm juga telah tersedia di marketplace Shopee dan Tokopedia. Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi media sosial Facebook dan Instagram “Celebes Farm”

“Saya berharap bisa mendampingi semakin banyak kelompok petani di Sulawesi, karena itu saya memberi nama Celebes Farm. Saya ingin Celebes Farm menjadi mitra petani di Sulawesi dalam menghasilkan produk yang bisa diterima seluruh masyarakat.” tutup Kiki menyampaikan harapannya.

 

Temukan informasi selengkapnya mengenai Celebes Farm melalui Facebook dan Instagram @celebes_farm

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.