Konten yang diminati anak bervariasi dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti usia, jenis kelamin, dan tentu ketersediaan teknologi komunikasi dan aplikasi yang dimiliki oleh anak. Usia menentukan minat anak, ada kecenderungan usia 13 tahun ke bawah lebih senang dengan hiburan dan permainan. Permainan atau game anak dalam bentuk kartun, simbol, angka, dan huruf yang sederhana adalah game yang sering dimainkan anak pada usia ini. Sementara pada usia 13 tahun ke atas, anak sudah mulai bereksplorasi dengan konten tertentu, misalnya audio dan video hiburan atau film, serta permainan yang lebih kompleks.
Remaja dan pra-remaja mulai mengenal sejumlah aplikasi media sosial popular yang memungkinkan menemukan konten yang diminati, seperti konten-konten yang ada di Youtube, Instagram, TikTok, Facebook, dan lain-lain. Pada usia ini mereka juga mulai berjejaring secara online melalui media sosial tersebut, terutama di Whatsapp, bersama dengan teman sebaya seperti teman sekolah dan tetangga.
Perbedaan jenis kelamin juga menentukan minat pada konten tertentu, misalnya perbedaan memilih konten hiburan (lagu dan film), berbagai status dan story gambar dan video, perbedaan memilih game, dan seterusnya. Sementara pendidikan dan informasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah yang terkait dengan mata pelajaran sekolah, walaupun sejumlah anak juga memanfaatkan konten-konten pendidikan dan informasi yang berisi tutorial seperti membuat kerajinan tangan, menggambar dan melukis, termasuk memasak. Permainan game juga berbeda, ada kecenderungan anak laki-laki senang bermain game, walau anak perempuan juga berminat. Anak laki-laki senang bermain game onlineterutama konten perang, petualang, dan olahraga seperti sepak bola dan balapan.
Kaspersky Safe Kids (2022) secara global melaporkan bahwa selain tayangan program atau acara yang paling diminati oleh anak, anak-anak juga memiliki minat yang tinggi terhadap berbagai hal yang terkait dengan peranti lunak (aplikasi), audio, dan video (43,6 persen), komunikasi internet (17,2 persen), dan web e-commerce (16,1 persen). Laporan ini juga mencatat aplikasi paling populer di Android yang dipakai kelompok anak yaitu YouTube (31,6 persen), TikTok (19 persen) dan WhatsApp (18,3 persen). Sementara itu untuk program Windows yang banyak digunakan adalah Google Chrome (44,7 persen), Microsoft Edge (12,6 persen), dan Discord (9,8 persen).
Bagaimana dengan minat anak terhadap konten dewasa? Bagi anak ini sangat terbuka dalam dunia online mulai dari berbagi, menonton, bergaul atau bahkan meminati dan menikmati konten-konten yang diperuntukkan untuk orang dewasa, seperti di Youtube, TikTok, Instagram, atau aplikasi game dan film. Bahkan tidak menutup kemungkinan anak meminati konten-konten yang bisa melanggar hak-hak mereka sebagai anak, terutama yang berhubungan dengan kekerasan dan pelecehan seksual.
Walaupun secara formal belum ada penelitian secara mendalam, namun ECPAT Indonesia (2021) mengatakan bahwa anak-anak Indonesia menjadi sasaran pelecehan dan eksploitasi seksual online. Data Disrupting Harm in Indonesia menunjukkan bahwa 2% anak-anak pengguna internet berusia 12-17 tahun melaporkan mengalami pelecehan seksual dan eksploitasi online, seperti anak-anak diancam atau diperas untuk terlibat dalam aktivitas seksual. Jumlah ini kemungkinan kurang dari fakta sebenarnya, karena anak-anak merasa tidak nyaman mengungkapkan pengalamannya. Fakta ini bisa diduga bahwa anak-anak Indonesia suka bereksplorasi mencari dan berminat yang terkait dengan konten-konten yang berhubungan dengan aurat-seksual, baik dalam bentuk teks, gambar dan video.
Mendorong Anak Memanfaatkan Internet
Fungsi internet yang terus berkembang, bahkan telah mengambil alih sebagian besar aktivitas sehari-hari (luring) ke media berbasis internet (daring), seperti untuk berkomunikasi, hiburan, pendidikan, dan bahkan untuk berjejaring dan membentuk kelompok sosial khusus. Karenanya, seperti halnya dalam aktivitas luring, apa yang dilakukan di internet juga berkemungkinan dua: bermanfaat atau berdampak buruk.
Untuk membantu anak-anak memanfaatkan internet, orang tua bisa mengambil peran di dalamnya. Berdasarkan panduan “How to Talk to Your Children about the Internet”, berikut adalah cara menggunakan internet secara benar.
Menggunakan internet untuk belajar dan mencari informasi
Internet kini bagaikan sebuah kumpulan perpustakaan dan pusat data yang sangat besar. Ada sangat banyak informasi yang tersedia di internet, dengan sedikit keterampilan menjalankan mesin pencari seperti Google, Bing, atau Yahoo!, maka halaman informasi yang dibutuhkan itu seketika tersedia di depan kita. Ketersediaan informasi yang sangat kaya tersebut segera bisa dimanfaatkan untuk menambah pengalaman dan belajar tentang berbagai hal.
Menggunakan internet untuk terhubung satu sama lain
Berbagai aplikasi internet yang memungkinkan keterhubungan itu adalah email, media sosial, jejaring sosial, berbagai forum daring, dan banyak lagi lainnya. Kemudahan terhubung satu sama lain ini lalu memungkinkan dibangunnya hubungan yang bermanfaat, seperti kemudahan seorang siswa menemukan beasiswa yang diharapkannya. Atau kemudahan seorang anak yang berbakat memainkan biola menemukan mentor yang sesuai baginya.
Menggunakan internet untuk hiburan yang positif
Apa yang sebelumnya bisa ditemukan di berbagai siaran radio, televisi, game, dan lainnya, kini dengan mudah bisa diakses di internet. Kelebihannya dibanding media hiburan sebelumnya, kita bisa mengakses setiap saat konten hiburan yang dibutuhkan tanpa menunggu jadwal penayangannya. Dan jika konten yang diinginkan tidak tersedia pada suatu aplikasi, maka tersedia banyak aplikasi lain untuk alternatif. Beberapa aplikasi yang menyediakan konten hiburan seperti YouTube, media streaming, media tersemat seperti Windows Media Player dan iTunes, dan lain-lain. Karena jenis hiburan di internet sangat banyak tersedia untuk berbagai kalangan, maka anak-anak perlu didampingi dan dibekali kemampuan untuk memilih hiburan yang sesuai usia dan perkembangannya.
Menggunakan Internet untuk menciptakan peluang
Informasi dan jejaring yang tersedia di internet memungkinkan dimanfaatkan sebagai peluang pengembangan diri. Sebagai contoh, peluang kerja bisa dibangun melalui berbagai situs atau aplikasi penjualan online, menerbitkan artikel, pembuatan konten video yang potensial dimonetisasi, dan lain-lain. Peluang seperti itu bisa dilakukan pada situs dan aplikasi seperti LinkedIn, Amazon, Blogger, Bukalapak, YouTube, dan banyak lainnya.
Sosialisasi yang Sempurna
Sebagai bentuk budaya yang relatif baru dalam masyarakat, ranah daring memerlukan dukungan nilai, keterampilan, dan kebiasaan yang sesuai untuk mendukungnya berfungsi dengan baik. Dikatakan berfungsi dengan baik jika bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemaslahatan penggunanya, dan mampu menekan sekecil mungkin akibat buruknya.
Sosialisasi dipahami sebagai proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial. Anak-anak perlu terus disosialisasikan tentang dunia daring, apa aturan yang berlaku di dalamnya, peran apa yang sebaiknya dimainkannya, etika yang baik. Saling mendukung dan berkembang bersama usaha memperbaiki pendidikan anak-anak.