• Foto: Baiq Titis Yulianti
    Foto: Baiq Titis Yulianti

Pandemi COVID-19 yang kini tengah melanda dunia, termasuk Indonesia telah merenggut banyak korban jiwa. Untuk melawan virus ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi seluruh masyarakat juga harus berperan aktif dalam memutus rantai penyebaran virus. 

Masyarakat baik secara individual maupun komunitas bergerak untuk keselamatan bersama. Tidak terkecuali Kelompok Konstituen di Lombok Timur, yang memanfaatkan kemampuan dan cara masing-masing, bahu membantu bersama pemerintah setempat. 

Nurmihsum misalnya, bersama anggota Kelompok Konstituen Kecamatan Selong memiliki komunitas yang fokus pada penguatan ekonomi masyarakat. Komunitas ini dibentuk dan diketuai oleh Pak Darma Santosa, Ketua KelompokKonstituen Kelurahan Rakam, sekaligus Ketua Forum Media Lombok Timur. Komunitas tersebut memproduksi detergen cair dan sabun mandi yang diperjualbelikan sebagai tambahan pendapatan bagi anggota kelompok. Selain itu, mereka juga membentuk gerakan nasi bungkus gratis setiap hari Jumat yang dibagikan bagi bagi kaum dhuafa, pemulung, petugas kebersihan, warga lanjut usia, tukang parkir, yatim piatu, serta petugas SPBU.

Setelah pemerintah menetapkan masa tanggap darurat, Nurmihsum dan Kelompok Konstituen tidak hanya membagikan nasi bungkus, tetapi juga membagikan sabun pencuci tangan dan minuman herbal. Semuanya merupakan hasil produksi sendiri. Jika sabun cuci tangan sedikit dimodifikasi dari sabun mandi yang telah mereka produksi, maka minuman herbal mereka produksi dengan memanfaatkan berbagai empon-empon dan rempah lokal, seperti jahe, temulawak, cengkih, sereh, dan lain-lain. 

Pembagian difokuskan di beberapa titik Lombok Timur, seperti Desa Kaliantan, Serewe, Kecamatan Selong, Sembalun, Sembalun, Bumbung dan sekitarnya. Harapannya, semua masyarakat dapat menjaga kesehatan dan kebersihan. “Ini yang kami bisa lakukan untuk masyarakat, memberikan sabun cuci tangan dan minuman herbal. Semoga dapat membantu pemerintah mengatasi wabah ini”, Ungkap Nurmihsum dengan bangga.

Hal serupa juga dilakukan oleh Sumiati, Ketua Kelompok Konstituen Lombok Arus, Desa Aikmel. Berangkat dari kenyataan melonjaknya harga masker dan langka, maka Sumiati yang berprofesi sebagai penjahit berinisiatif untuk membuat masker dari kain perca. Masker-masker tersebut lalu dibagikan kepada masyarakat miskin dan rentan, seperti para lansia, disabilitas, tukang parkir, ibu rumah tangga, pedagang bakulan, dan ibu–ibu pedagang pasar tradisional yang ada di Desa Aikmel.

Foto: Baiq Titis Yulianti
Foto: Baiq Titis Yulianti 


Ketika dua orang orang penduduk Desa Aikmel dinyatakan sebagai pasien positif COVID-19, permintaan masker semakin meningkat. Lalu Sumiati berencana untuk membuat 5 ribu masker dengan melibatkan anggota Kelompok Konstituen yang telah dilatih menjahit. Untuk menutupi kebutuhan bahan, sebagian masker tersebut dijualnya dengan harga 5 ribu rupiah kepada masyarakat yang mampu dengan semangat gotong royong. Rencana itupun berhasil, mulai dari 2 ratus menjadi 5 ribu masker.

Aktivitas Ibu Sumiati dan Kelompok Konstituen disosialisasikan di media sosial dengan tujuan untuk mendapat donasi. Benar saja, beberapa masyarakat secara individu tertarik untuk menyumbang bahan. Bahkan Bank Sampah NTB menawarkan kerjasama untuk pembuatan masker. Bank Sampah NTB menyiap bahan masker yang sesuai dengan standar kesehatan dan Kelompok Konstituen yang menjahitnya. Dengan target 5 ribu masker per minggu. Kesempatan itupun tidak disia-siakan oleh Sumiati dan anggota Kelompok Konstituen lainnya. “Mungkin apa yang kami lakukan ini hanyalah hal yang kecil dan sederhana, tapi semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan wabahnya segera berlalu”, Harap Sumiati. 

Kini, masker buatan Sumiati dan anggota Kelompok Konstituen Lombok Arus, Desa Aikmel telah didistribusikan ke berbagai wilayah yang ada di Pulau Lombok seperti Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah bahkan ke Kota Mataram.
Jika Nurmihsum dan Baiq Sumiati memilih menjadi relawan, maka lain halnya dengan Yahya, Ketua Kelompok Konstituen Desa Kembang Kerang yang kini telah menjadi Kepala Desa. Yahya dengan segala kapasitas dan kewenangannya sebagai kepala desa melakukan berbagai tindakan pencegahan. Sejak awal Februari, dimana virus ini mulai dikhawatirkan masuk ke Indonesia, Yahya telah mengikuti perkembangannya terus-menerus. Menurut Yahya, jika sudah ada korban yang positif di Jakarta maka tidak tertutup kemungkinan juga akan menjangkit dan menyebar ke daerah-daerah lainnya. Karena itu “Saya harus melindungi masyarakat saya, dengan atau tanpa instruksi pemerintah pusat” Demikian kata-kata Yahya.  

Foto: Baiq Titis Yulianti
Foto: Baiq Titis Yulianti 


Maka Yahya langsung berkoordinasi dengan kepala dusun untuk memperketat pemantuan bagi masyarakat yang baru kembali dari luar daerah maupun luar negeri, agar segera melapor 1x24 jam. Selain itu, Yahya meminta Ketua RT/RW untuk segera melaporkan jika ada masyarakat yang mengalami gejala flu untuk didatangkan tenaga medis untuk memeriksa. 

Hingga akhirnya ditetapkan masa Tanggap Darurat sejak 16 Maret silam oleh pemerintah kabupaten. Yahya merasa apa yang dilakukannya belum cukup untuk melindungi masyarakat di desanya. Maka pada tanggal 25 Maret, Yahya mengadakan rapat koordinasi yang melibatkan pihak Puskesmas Aikmel, Babinsa, Polmas, BPD, LKMD, dan Kepala Wilayah. Dari pertemuan tersebut disepakati beberapa hal, sebagai berikut:
1    Memperketat akses keluar masuk di Desa Kembang Kerang, dengan wajib lapor 1x24 jam. Jika tidak, maka akan dikenakan sanksi
2    Siapapun yang baru kembali dari luar negeri atau luar daerah wajib melapor ke pemerintah desa melalui kader atau RT.
3    Melakukan isolasi selama 14 hari secara mandiri bagi masyarakat yang baru kembali dari luar negeri atau luar daerah dengan pengawasan tenaga medis.
4    Memberikan bantuan paket sembako bagi masyarakat yang diisolasi.
5    Melakukan penyemprotan disinfektan pada fasilitas umum satu kali seminggu.
6    Menyiapkan sabun dan tempat cuci tangan di setiap gang. 
7    Menyiapkan 7 ribu masker bagi masyarakat yang diproduksi oleh masyarakat setempat.
8    Menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri) bagi tenaga medis di desa.
9    Membentuk Tim Relawan Bersinar (Bersih, indah, aman, dan religius) COVID-19 Desa Kembang Kerang.

Tim Relawan Bersinar COVID-19 Desa Kembang Kerang merupakan gabungan dari berbagai lembaga desa dan instansi terkait di desa, seperti BPD, LKMD, Kader, Babinsa, Polmas dan Puskesmas. Tim ini menjadi garda terdepan dalam pencegahan dan penanganan COVID-19. Beberapa tugas dari tim adalah melakukan sosialisasi serta pemeriksaan jika ada masyarakat yang terindikasi mengalami sakit. 

Foto: Baiq Titis Yulianti
Foto: Baiq Titis Yulianti 


Sejauh ini sosialisasi yang dilakukan tidak melulu melalui rumah ibadah dan mobil keliling tetapi juga melalui media sosial. Bagian Humas Desa Kembang Kerang selalu meng-update informasi terkait upaya pencegahan melalui PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta selalu mengingatkan untuk melapor jika baru kembali luar daerah ataupun keluar negeri dengan mencantumkan nomor kontak. 

Menurut Yahya, sejauh ini sosialisasi yang dilakukan cukup berhasil, bahkan ada beberapa masyarakat  dan mahasiswa yang akan pulang kampung melapor diri melalui nomor kontak yang ada di media sosial. Dengan demikian Tim Relawan sudah siap, bahkan akan dijemput di bandara menggunakan ambulans desa jika memang diperlukan dan langsung dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Untuk masa tanggap darurat ini, Yahya berencana akan mencairkan dana santunan bagi anak yatim dan lansia lebih awal. Dimana biasanya santunan tersebut diberikan saat hari raya. Semua kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Kembang Kerang dibiayai dari Dana Desa. Namun sayangnya, anggaran tanggap bencana yang telah dialokasikan tidak cukup. “Kami saat ini tengah melakukan perubahan APD Desa, tidak hanya untuk pencegahan saja, tetapi juga untuk kemungkinan hal terburuk terjadi”, ucap Yahya.

Yahya adalah Ketua Ikatan Kepala Desa (IKADA) Kecamatan Aikmel, melakukan koordinasi dengan kepala desa lainnya untuk bersama dan bahu membahu melawan wabah ini. Terutama dalam memperketat pintu masuk dan melakukan isolasi bagi masyarakat yang dalam pemantauan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengirimkan surat pernyataan sikap dan dukungan bagi pemerintah kabupaten dan provinsi untuk melakukan isolasi dan karantina bagi masyarakat yang masuk ke Provinsi Nusa Tenggara Barat dan mendapatkan respon positif dari pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kebijakan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk mewajibkan bagi semua masyarakat yang masuk ke Lombok Timur utuk melakukan pemeriksaan diri yang dipusatkan di Pendopo Kantor Bupati, bahkan juga dilakukan penjemputan terutama bagi pekerja migran. Mereka yang terindikasi mengalami gejala akan langsung di karantina di Rusunawa yang terletak di Kecamatan Peringgabaya, sementara yang dalam kondisi sehat akan dikembalikan ke desa dengan membawa surat keterangan sebagai ODP (Orang Dalam Pemantauan).

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.