Pembentukan Forum Disabilitas di Desa/Negeri
Penulis : Yunita Luhulima
  • Dokumentasi Program INKLUSI-BaKTI
    Dokumentasi Program INKLUSI-BaKTI

Orang dengan disabilitas selama ini belum mendapat perhatian memadai, baik oleh negara maupun di dalam keluarga sendiri dan masyarakat. Tidak sedikit penyandang disabilitas yang diabaikan di dalam keluarga, seperti tidak didaftarkan dalam kartu keluarga, karena keluarga merasa malu mempunyai keluarga dengan disabilitas. Ada juga keluarga tertentu yang berupaya menyembunyikan anggota keluarganya yang penyandang disabilitas. 

Perspektif yang terbangun di masyarakat adalah orang dengan disabilitas tidak memiliki kemampuan apapun. Orang dengan disabilitas hanya memiliki kekurangan dan hanya menyusahkan, sehingga kemudian orang dengan disabilitas lebih baik berada di rumah saja. Perspektif ini tentu sangat merugikan penyandang disabilitas. Mereka mengalami diskriminasi dan hak-hak mereka sebagai manusia dan warga negara diabaikan.  

Cara berpikir dan cara pandang masyarakat yang seperti ini harus diubah dalam melihat penyandang disabilitas. Ini salah satu hal dilakukan Rumah Generasi di wilayah dampingannya, yaitu di Desa Nania dan Negeri Latuhalat. Melalui Program INKLUSI (Kemitraan Australia Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif), Rumah Generasi, sebagai sub mitra Yayasan BaKTI, mengorganisir disabilitas untuk memberi penguatan, sekaligus mengubah persepsi masyarakat terhadap mereka.

Pembentukan forum disabilitas yang dilakukan Rumah Generasi dimulai di tingkat desa/negeri. Dengan membentuk forum disabilitas di tingkat desa/negeri, maka pemberdayaan dan pengakuan hak-hak penyandang disabilitas dapat dimulai dari bawah. Adanya organisasi penyandang disabilitas di tingkat desa/negeri/kelurahan disambut positif, karena organisasi tersebut dapat mendata penyandang disabilitas, dan mengorganisasikan potensi penyandang disabilitas. 

Hal pertama yang dilakukan adalah pertemuan bersama Pemerintah Desa Nania dan Negeri Latuhalat. Pemilihan Desa Nania dan Negeri Latuhalat sebagai wilayah pertama pembentukan forum disabilitas karena terdapat SLB (Sekolah Luar Biasa). Dalam koordinasi untuk pembentukan forum disabilitas, tim Rumah Generasi mendapat sambutan baik, termasuk yang datang dari Puskesmas (Pusat kesehatan Masyarakat) di dua wilayah tersebut. 

Ketika rencana pembentukan forum disabilitas disampaikan kepada pihak SLB, guru, orang tua penyandang disabilitas, tokoh masyarakat, dan penyandang disabilitas di Desa Nania dan Negeri Latuhalat, semuanya menyambut dan mendukung. Mereka berharap forum disabilitas yang dibentuk di Nania dan Latuhalat dapat meningkatkan kepedulian pemerintah terhadap penyandang disabilitas, sekaligus memberdayakan penyandang disabilitas. Forum disabilitas yang dibentuk juga dapat menjadi contoh bagi desa/negeri/kelurahan lain dalam upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.

Pertemuan pembentukan Forum Disabilitas tidak hanya dihadiri oleh penyandang disabilitas, orang tua penyandang disabilitas, SLB, guru SLB, dan Rumah Generasi, tetapi juga pemerintah desa/negeri, tokoh masyarakat, Forum Anak Desa/Negeri. Sementara pengurus di dalam Forum Disabilitas terdiri dari penyandang disabilitas, pemerintah desa/negeri, staf puskesmas, guru-guru sekolah, orang tua, Forum Anak Desa/negeri, dan anak dengan disabilitas.

Pembentukan Forum Disabilitas Negeri Latuhalat ditetapkan dan ditandatangani dengan Keputusan Raja Negeri Latuhalat, yaitu Surat Keputusan Nomor 02 Tahun 2022, untuk masa bakti 2022-2027. Sedangkan Forum Disabilitas Desa Nania ditetapkan dan ditandatangani Kepala Desa Nania, dengan Surat Keputusan Nomor 004/SK-DN/III/2023 tentang Pembentukan Forum Disabilitas Desa Nania Kecamatan Baguala Masa Bakti 2023-2028.

Forum Disabilitas Negeri Latuhalat dan Forum Disabilitas Desa Nania yang telah terbentuk, kemudian selanjutnya mengikuti pertemuan regular yang dilakukan oleh Lembaga Rumah Generasi untuk mengenal jenis dan ragam disabilitas. Ini penting agar semua anggota Forum Disabilitas dari Negeri Latuhalat dan Desa Nania, mengenal dan mengetahui dengan jelas ragam disabilitas.

Selain itu, di dalam pertemuan yang dilakukan, juga didiskusikan tentang pelibatan orang dengan disabilitas dalam setiap pengambilan keputusan baik dalam musyawarah desa/negeri atau bahkan dalam organisasi keagamaan di Desa Nania dan Negeri Latuhalat, sehingga apa yang menjadi kebutuhan anak dengan disabilitas dan orang dengan disabilitas dapat dipenuhi, dan suara mereka didengar oleh pihak-pihak yang terkait dengan penyandang disabilitas dan Forum Disabilitas.

Pemerintah Negeri Latuhalat dan Desa Nania merasa sangat terbantu dan senang karena terbentuknya Forum Disabilitas di wilayah mereka, karena forum disabilitas ini akan membantu pemerintah Negeri Latuhalat dan Desa Nania untuk memastikan semua orang dengan disabilitas di desa/negeri terdata, sehingga memudahkan memiliki hak-hak administrasi kependudukan. Mereka juga akan mudah dilibatkan dalam seluruh proses pembangunan desa/negeri, bahkan dalam setiap kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan desa dan negeri (Musrenbang). 

Pemerintah Negeri Latuhalat dan Desa Nania juga berharap dengan hadirnya forum disabilitas ini, orang dengan disabilitas tidak lagi mengalami diskriminasi atau dianggap tidak penting, melainkan mereka dapat diberdayakan sehingga kekurangan mereka bukanlah sebuah hambatan untuk berkarya, dan berekspresi. 

Dalam Forum Disabilitas di tingkat desa/negeri ini, juga adalah pelibatan non disabilitas di dalam kepengurusan Forum Disabilitas sebagai bentuk dukungan bagi orang dengan disabilitas. Pelibatan non disabilitas di dalam organisasi forum disabilitas ini juga diharapkan menjadikan forum disabilitas sebagai organisasi terbuka, di mana tidak ada pembedaan, sehingga semua pihak dapat bekerja sama dan berkontribusi.

Forum Disabilitas diharapkan menyuarakan aspirasi bahkan memastikan orang disabilitas dalam pelibatan pembangunan. Selain itu keterlibatan perwakilan forum anak juga ada dalam forum disabilitas. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak juga memperhatikan orang dengan disabilitas baik usia anak, memastikan mereka memiliki hak-hak, serta menghargai keberadaan mereka. Selain itu guru SLB di Negeri Seilale dan Desa Nania juga dilibatkan untuk memperkuat Forum Disabilitas. Pihak Puskesmas juga dilibatkan karena dirasakan bahwa keterlibatan mereka sangat penting untuk mendukung forum disabilitas baik di Desa Nania maupun Negeri Latuhalat. 

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.