Perjuangan Panjang Untuk Masa Depan Anak Paniai
  • Foto: Syaifullah/Yayasan BaKTI
    Foto: Syaifullah/Yayasan BaKTI

Beberapa wanita setengah baya berdiri di depan sekumpulan ibu yang duduk di atas hamparan rumput. Mereka berada di bawah naungan tenda biru sederhana yang dibangun dengan tiang kayu. Di dekat para ibu setengah baya itu ada beberapa lembar poster berukuran A2 yang dipasang di balok kayu yang melintang setinggi lebih kurang 1,5 meter. Beragam poster itu adalah materi komunikasi dan sosialisasi program BANGGA Papua.

Hari ini ada  kegiatan sosialisasi dan pendataan Program BANGGA Papua di Kabupaten Paniai yang diadakan di bulan Juni 2019 di kampung Pasir Putih, Distrik Ekadide. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan komunikasi yang diadakan sebulan sebelumnya di Kantor BAPPEDA Kabupaten Paniai di Madi. Sebelumnya dalam pelatihan komunikasi yang difasilitasi oleh mitra pembangunan KOMPAK dan Yayasan BaKTI, para kader Posyandu, tenaga kesehatan, dan anggota Tim Penggerak PKK (TP-PKK) dibekali kemampuan sosialisasi dan komunikasi selain pengetahuan dasar tentang BANGGA Papua. Tujuannya agar mereka bisa membantu tim Sekber BANGGA Papua Kabupaten Paniai mendata penerima manfaat dan melakukan sosialisasi program.

Pendataan penerima manfaat dan sosialisasi program BANGGA Papua di Paniai bukan hal yang mudah. Data kependudukan di Papua memang selalu menjadi salah satu tantangan. Beratnya tantangan alam dan terbatasnya sumber daya manusia menjadikan pendataan kependudukan menjadi sangat sulit. Akibatnya, data kependudukan yang sudah terintegrasi dalam sistem kependudukan nasional masih tergolong rendah. Tidak terkecuali di Kabupaten Paniai.

Foto: Syaifullah/Yayasan BaKTI
Foto: Syaifullah/Yayasan BaKTI

Kabupaten Paniai terdiri dari 24 distrik dan 216 kampung. Tidak semua distrik dan kampung bisa dijangkau dengan transportasi darat. Beberapa distrik seperti Baya Biru, Bogobaida atau Siriwo hanya bisa dijangkau lewat jalur udara alias menggunakan pesawat terbang kecil atau helikopter. Distrik tersebut hanya bisa dijangkau dengan berjalan khaki berhari-hari  atau menyewa pesawat atau helikopter berarti harus siap merogoh kocek minimal 70 juta rupiah untuk pergi dan pulang.

Melakukan pendataan di distrik-distrik tersebut membutuhkah sumber daya yang besar. Padahal anggota Sekber BANGGA Papua Paniai yang aktif tidak sampai 30 orang.  Kondisi ini jelas mempersulit kerja tim Sekber BANGGA Papua di Paniai untuk mendata calon penerima manfaat, ibu-ibu yang memiliki anak usia empat tahun ke bawah. “Akhirnya untuk pendataan, kita mengandalkan kepala kampung saja. Data dari mereka itu kita verifikasi di kabupaten,” kata Elieser Yogi yang akrab disapa Eli.

Tantangan Lain Pendataan
Selain tantangan geografis masih ada tantangan lain dalam mendata calon penerima manfaat program BANGGA Papua di Paniai, yaitu adanya penolakan dari warga. Kecurigaan warga terhadap kegiatan pendataan sangat tinggi akibat trauma masa lalu.

Menurut Eli Yogi, pendataan warga telah sering kali dilakukan di Kabupaten Paniai untuk beragam jenis program bantuan. Namun kebanyakan dari program-program tersebut tidak direalisasikan. Akibatnya, warga merasa ditipu.

Selain trauma, ada pula sekelompok warga yang takut untuk melakukan perekaman biometrik (pemindaian sidik jari dan retina) salah satu tahap untuk dapat memiliki NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang tercantum dalam e-KTP.  Menurut mereka pemeriksaan biometrik ini adalah bagian dari ajaran sesat sehingga bertentangan dengan kepercayaan mereka.

Arah Angin Mulai Berubah
Selepas pencairan dana tahap pertama di Desember 2018, Sekber BANGGA Papua Kabupaten Paniai mulai memikirkan strategi berbeda untuk melakukan pendataan. Salah satunya adalah dengan menggandeng kader Posyandu, tenaga kesehatan, dan anggota TP-PKK yang tersebar di seluruh distrik di Kabupaten Paniai dan mengenal keluarga yang punya anak usia empat tahun ke bawah.

Para kader Posyandu, tenaga kesehatan dan anggota TP-PKK ternyata telah memiliki strategi dan kemampuan yang luar biasa untuk mendekati calon penerima manfaat. Mereka paham cara menggunakan kedekatan psikologis dengan calon penerima manfaat sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima meski tidak selamanya berjalan lancar. 

Hasilnya, di pencairan dana tahap pertama periode Januari-Juni 2019 jumlah penerima manfaat BANGGA Papua dapat menjangkau 5.405 ibu penerima manfaat dan 7.618 anak usia empat tahun. Jumlah ini lalu meningkat drastis di periode berikutnya, Juli-Desember 2019 menjadi 8.270 ibu penerima manfaat dan 11.942 anak usia empat tahun.

“Pencairan dana pertama tahun 2018 itu membuat banyak warga yang akhirnya percaya kalau ini bukan tipu-tipu. Mereka akhirnya mau didata,” kata Eli Yogi. Perpaduan antara strategi menggandeng mitra dari kader Posyandu, tenaga kesehatan, dan anggota TP-PKK juga menjadi bukti nyata pencairan dana.

Foto: Syaifullah/Yayasan BaKTI
Foto: Syaifullah/Yayasan BaKTI

Data Berguna Bagi OPD Lain
Hari ini, Sekber BANGGA Papua Kabupaten Paniai telah memiliki data penerima manfaat yang cukup akurat. Salah satu syarat utama penerima manfaat BANGGA Papua adalah harus memiliki NIK, dan itu berarti data penerima manfaat BANGGA Papua adalah data yang riil dan bisa dipertanggungjawabkan.

“Data kami sudah terintegrasi dengan data kependudukan nasional,” kata Eli Yogi. Menurutnya lagi, Sekber BANGGA Papua telah menyumbang sekitar 25% data kependudukan untuk Kabupaten Paniai. Data ini ternyata juga digunakan oleh Dinas Perumahan Paniai dalam mendapatkan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum bagi program pengadaan rumah bagi Orang Asli Papua di Paniai. Menurut Eli Yogi, saat ini ada beberapa OPD lain lagi yang juga menggunakan data yang dikumpulkan oleh Sekber BANGGA Papua.

Inspirasi dari BANGGA Papua bukan hanya di soal pendataan, tapi juga di sisi pengelolaan organisasi. Saat ini, Bupati Paniai Meki Nawipa sedang menggagas program Paniai untuk Lansia. Sebuah program perlindungan sosial bagi orang-orang tua di Paniai yang berusia 68 tahun ke atas. Pengelolaan program ini terinspirasi dari pengelolaan program BANGGA Papua. Salah satunya adalah dengan membentuk tim Sekber yang berisi orang dari lintas OPD sehingga bisa menerobos sekat-sekat dan ego sektoral.

Bupati Paniai, Meki Nawipa memang mengakui kalau program yang untuk tahap pertama ini dilaksanakan di tujuh distrik memang terinspirasi dari BANGGA Papua. Dalam rekaman wawancara dengan Yayasan BaKTI pada Maret 2020, Meki Nawipa menyebut program ini sebagai inspirasi tindak lanjut dari BANGGA Papua.

Dalam rentang tiga tahun sejak dimulai di akhir 2017 lalu, program BANGGA Papua di Paniai memang terbukti mampu memberi dampak positif yang signifikan. Selain pemahaman dan pengetahuan warga tentang gizi yang meningkat, efek samping seperti data kependudukan yang lebih rapi serta inspirasi tindak lanjut yang mulai dilaksanakan juga bisa dirasakan oleh warga.

Awalnya, pendataan di Paniai memang terasa berat bahkan nyaris dianggap mustahil. Namun, dengan kerjasama tidak kenal lelah dengan berbagai pihak, terbukti hari ini data tersebut ternyata sangat berguna. Seperti yang dikatakan oleh Eli Yogi, BANGGA Papua di Paniai memang ada untuk menjangkau yang tidak terjangkau dan melayani yang tidak terlayani. Semua demi masa depan anak Paniai yang lebih cerah.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.