Potret Pemberdayaan Perempuan Pedalaman Bahonglangi Bagian II (Selesai)
  • Foto: 1000 Guru Sulsel
    Foto: 1000 Guru Sulsel

Salah satu program utama 1000 Guru Sulawesi Selatan yaitu Pemberdayaan Perempuan di Pedalaman atau Rural Women Empowerment (RWE), melaksanakan pendampingan kaum perempuan khususnya dalam bidang pendidikan mencakup kemampuan baca, tulis, dan hitung  serta dalam bidang kewirausahaan di Bahonglangi, sebuah dusun di Desa Bontojai, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Program ini akan melalui beberapa fase pelaksanaan yaitu Fase Pengenalan Proyek Rural Women Empowerment dan mengurangi tingkat buta aksara di Bahonglangi khususnya untuk kaum perempuan, fase pelatihan manajemen keuangan keluarga dan keterampilan kewirausahaan bagi kaum perempuan Bahonglangi, fase pemasaran produk asli yang dikelola oleh kaum perempuan Bahonglangi, dan fase keempat mendorong terbentuknya kelompok usaha kecil yang melibatkan perempuan dan masyarakat Bahonglangi

Selain keempat fase tersebut, masyarakat Bahonglangi akan tetap mendapatkan pendampingan oleh tim dalam mengaplikasikan keselurahan hasil pelaksanaan proyek. Selain itu, tim akan melakukan komunikasi lewat telepon dengan peserta kegiatan dan pemerintah setempat terkait pelaksanaan proyek ini di Dusun Bahonglangi.

Pelaksanaan program ini akan melibatkan relawan dari Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Awalnya, setiap relawan akan berkontribusi secara finansial dalam membiayai seluruh akomodasi dan media pembelajaran dalam proyek. Di pertengahan 2018, proyek ini berhasil memenangkan hibah dari Konjen Australia melalui program Direct Aid Program Australian Government. Sehingga program ini dapat melakukan beberapa pengembangan dan melibatkan lebih banyak relawan untuk terlibat langsung.

Berdasarkan hasil assessment yang dilaksanakan di Dusun Bahonglangi sejak 2016, Dari 100 jumlah perempuan, yang menjadi sasaran pelaksanaan proyek ini adalah perempuan dewasa (18-45 tahun). Hampir seluruh dari perempuan di dusun ini mendapatkan beban ganda dalam keluarga, yaitu melakukan pekerjaan rumah dan umumnya ikut membantu suami di hutan, sawah maupun di kebun.

Diakhir September 2019, sebanyak 19 orang berhasil untuk melanjutkan ke kelas berikutnya dengan indikator mereka bisa membaca, menulis, dan berhitung.  Pada fase kedua peserta mendapatkan pelatihan pengelolaan keuangan dan keterampilan kewirausahaan. Diawal pelaksanaan fase ini, mereka diminta untuk mengklasifikan seluruh sumber penghasilan mereka dan alokasi pengeluaran mereka. Pelaksanaan fase ini dilakukan dengan memberikan contoh kasus yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari mereka. Setiap peserta diwajibkan mencatat seluruh transaksi keuangan keluarga dalam sebuah buku kas dan akan didiskusikan pada setiap sesi. Selain itu, ini peserta juga didorong untuk menggali potensi alam dan hasil pertanian mereka. Hingga akhirnya mereka sepakat untuk mengangkat potensi beras merah organik dan madu hutan. Maka dalam fase ini mereka juga mendapatkan beberapa keterampilan pengolahan beras merah dan madu hutan. Mulai dari proses panen, pemilahan produk layak jual, pengemasan dan pemasaran. Mereka didampingi untuk melakukan quality control  terhadap produk mereka sehingga seluruh produk yang mereka jual memiliki standar mutu yang sama.

Memasuki fase berikutnya, peserta didampingi untuk memulai melakukan pemasaran produk mereka yang telah dikemas dengan kemasan lebih baik. Pemasaran dilakukan di sekitar mereka dan di dibantu oleh tim untuk melakukan pemasaran produk di Makassar dan sekitarnya. Pada fase ini juga mereka telah mampu menjaga kualitas produk mereka dan siap untuk dipasarkan lebih luas. Peserta juga mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan soft skill  mereka khususnya dalam berkomunikasi.

Berikutnya, peserta dibagi menjadi 4 kelompok usaha kecil yang akan mengolah hasil pertanian mereka berupa beras merah dan madu hutan. Setiap kelompok usaha melakukan pencatatan atas hasil produksi dan penjualan produk mereka. Anggota masing-masing kelompok didorong untuk melakukan kerjasama tim dalam meningkatkan penjualan mereka dan mengatur organisasi kelompok kecil mereka layaknya sebuah organisasi usaha. Produk masing-masing kelompok telah dipasarkan di Sulawesi Selatan bahkan telah sampai ke Pulau Jawa.

Selama proses ini dilaksanakan sebanyak 31 relawan yang konsisten untuk berkunjung dalam dua kali sebulan yang biasanya terdiri dari 3-6 orang dalam sekali kunjungan. Selain kegiatan yang dilaksanakan di Bahonglangi, program ini juga melakukan beberapa kegiatan di Makassar untuk mendukung pelaksanaan kegiatan proyek di Bahonglangi. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan Proyek RWE kepada masyarakat luas sekaligus sebagai advokasi kegiatan. Selain itu, program ini memperkenalkan perempuan-perempuan Bahonglangi ke kabupaten dan mengundang mereka langsung untuk berbicara di depan dinas terkait.

Dalam pelaksanaan program ini, tim dan peserta dapat melihat serta merasakan perubahan yang sangat signifikan di Dusun Bahonglangi. Perubahan tersebut merupakan capaian positif dari pelaksanaan proyek RWE ini. Beberapa capaian tersebut antara lain: Proyek RWE Bahonglangi berhasil mendorong keterlibatan kaum perempuan di Bahonglangi dalam memaksimalkan hasil pertanian beras merah organik dan madu hutan. Kini, masyarakat Bahonglangi mampu memasarkan produk mereka dengan harga yang jauh lebih bersaing. Selain itu program ini juga berhasil mengurangi tingkat buta aksara di Bahonglangi. Di akhir program, sebanyak 86 persen dari total peserta telah lancar menulis, membaca dan berhitung bahkan telah mengerti konsep manajemen keuangan keluarga. Mereka lalu mengajar masyarakat lain khususnya keluarga mereka sehingga dampak dari program ini bukan hanya mereka tapi seluruh masyarakat Bahonglangi, menariknya program ini juga mampu mengurangi tingkat putus sekolah dan pernikahan anak. Sebelumnya 95 persen anak yang lulus sekolah dasar di Bahonglangi tidak melanjutkan sekolah karena kesadaran warga akan pentingnya pendidikan sangat kurang. Sejak 2019, sebanyak 98 persen lulusan SD melanjutkan sekolah mereka ke jenjang lebih tinggi. Hal ini juga mengurangi tingkat pernikahan usia dini di Bahonglangi yang sangat tinggi, karena mereka yang putus sekolah akan dinikahkan lebih cepat oleh orang tua mereka. Proses mediasi masyarakat Bahonglangi dengan pemerintah desa hingga tingkat kabupaten berhasil dilakukan. Hal tersebut dilihat dari perhatian pemerintah terhadap Dusun Bahonglangi semakin baik. Untuk pertama kalinya Dinas Kesehatan Kabupaten Bone mengunjungi Dusun Bahonglangi dalam Program Puskesmas Keliling pada bulan September 2018. Bupati Kabupaten Bone akhirnya menyempatkan untuk hadir dan bersosialisasi dengan masyarakat Bahonglangi. Bantuan dana sosial untuk masyarakat Bahonglangi lebih banyak dan merata, selain itu sejak proyek ini dilaksanakan, masyarakat Bahonglangi kini terbiasa memeriksakan kesehatan mereka ke Puskesmas terdekat. Hal yang paling menarik adalah mereka berhasil melaksanakan pengajian mingguan untuk melatih mengaji dan berbagi nasihat atau ceramah. Hal ini mengasah kemampuan komunikasi mereka dan menjadikan para perempuan ini senantiasa selalu solid.

Dari pelaksanaan program ini, secara pribadi penulis ingin menyampaikan bahwa perempuan yang hidup di pedalaman memiliki peran yang sangat besar dalam memajukan masyarakat seperti yang dikemukakan oleh UN Women watch Organization, “Rural women play a key role in supporting their households and communities in achieving food and nutrition security, and improving rural livelihoods and overal well-being.”

Memberikan kesempatan bagi perempuan untuk mengenal potensi diri dan lingkungan dan ditambahkan dengan asupan pendidikan lokal yang sesuai dengan situasi mereka, tidak hanya meningkatkan pendapatan atau mata pencaharian namun juga kesejahteraannya yang berkesinambungan.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.