Dusun Bahonglangi merupakan salah satu dusun di Desa Bontojai, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Dusun ini berada di tengah hutan pinus di kaki Gunung Bahonglangi yang merupakan puncak tertinggi di Kabupaten Bone. Di tahun 2017, dusun ini dihuni 41 kepala keluarga dan sekitar 214 jiwa penduduk. Diperlukan waktu sekitar 7 jam jam untuk mencapai Dusun Bahonglangi dari ibu kota Sulawesi Selatan, Kota Makassar. Perjalanan ke sana dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor selama 4 jam dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 3 jam.
Mata pencaharian masyarakat Bahonglangi adalah menyadap pohon pinus, bertani, berkebun, mencari madu, dan tidak sedikit yang membuat gula aren. Kondisi ekonomi mereka sangat jauh dari sejahtera dengan pendapatan hanya bersumber dari hasil menyadap pohon pinus terutama ketika cuaca sedang tidak apalagi banyak menghasilkan getah.
Dibandingkan dengan mata pencaharian yang lain, menyadap pohon pinus lebih menjanjikan karena ketika telah mengumpulkan getah yang dimasukkan dalam karung mereka akan mendapatkan bayaran. Jumlah anggota keluarga akan menentukan banyaknya pemasukan karena ketika mereka mempunyai banyak anak laki-laki maupun perempuan yang telah dewasa dan mampu untuk ke hutan dan menyadap getah pohon pinus, maka keluarga tersebut akan mendapatkan peluang untuk menghasilkan getah yang lebih banyak yang akan sebanding dengan upah yang mereka dapatkan.
Berbeda dengan menyadap pohon pinus, warga Bahonglangi mesti menunggu musim panen bila melakukan pekerjaan bertani atau berkebun. Oleh karenanya kegiatan ini hanya dilakukan sekali atau dua kali dalam setahun. Bertani padi menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi bagi mereka yang memiliki penggilingan beras dan sawah yang luas. Namun, bagi warga yang menjadi buruh sawah, hanya akan memperoleh pendapatan dari bagi hasil diakhir panen.
1000 Guru Sulawesi Selatan
1000 Guru adalah sebuah gerakan peduli pendidikan bagi anak-anak di daerah pedalaman Indonesia. Kegiatan dasar yang dilakukan oleh 1000 Guru adalah Traveling & Teaching. Para relawan diajak untuk melakukan perjalanan ke daerah pedalaman dan pada akhir pekan dapat mengajar anak-anak di sana dan mengeksplorasi obyek wisata di lokasi yang sama. Konsep kegiatan sukarela ini telah banyak diminati oleh anak-anak muda Indonesia dan menyentuh banyak masyarakat pedalaman Indonesia.
Hingga saat ini 1000 Guru telah hadir di 40 provinsi dan kota di Indonesia. Di Sulawesi Selatan, 1000 Guru telah hadir sejak pertengahan 2014 dan telah melaksanakan proyek antara lain Traveling & Teaching di 14 kabupaten/kota, Renovasi Sekolah di Manuju Kab. Gowa, Smart Center (SC) di Pulau Badi, Manuju dan Dusun Bahonglangi, serta satu Bulan Mengabdi di Pedalaman (SBMP) Bahonglangi, Kabupaten Bone serta beberapa proyek pendidikan lainnya.
Sejak tahun 2016, 1000 Guru Sulsel rutin berkunjung ke Dusun Bahonglangi, Desa Bontojai, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Kegiatan yang pertama dilakukan pada saat itu adalah Traveling & Teaching. Kegiatan ini melibatkan anak-anak muda Sulawesi Selatan sebagai relawan. Dalam kegiatan ini disandingkan juga dengan pengecekan kesehatan bagi masyarakat setempat yang khususnya tinggal di dekat sekolah.
Beberapa bulan berikutnya, 1000 Guru Sulawesi Selatan memutuskan untuk melanjutkan kegiatan di sana dengan mengangkat konsep Satu Bulan Mengabdi di Pedalaman (SBMP), kegiatan ini mengajak para relawan untuk tinggal selama sebulan di daerah ini dan menyatu dengan para warga. Tugas dari para relawan adalah mendampingi para guru di sana dalam pengajaran karena realita saat ini hanya satu orang guru saja yang mengajar untuk 6 kelas dan bahkan dapat terlaksana selama 6 bulan.
Bantuan dari donator mulai masuk melalui 1000 Guru Sulawesi Selatan mulai berdatangan dan salah satunya dari Kentucky Fried Chicken (KFC) sebuah waralaba restoran cepat saji dari Amerika Serikat. KFC bekerja sama dengan 1000 Guru dengan menyediakan menu bergizi bagi anak-anak sekolah di pedalaman. Seluruh bahan makanan diolah oleh pihak sekolah maupun orang tua untuk memastikan standar kualitas dan kesehatannya tetap terjaga.
Dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh 1000 Guru Sulsel di Dusun Bahonglangi, terlihat anak-anak sekolah dasar menjadi lebih rajin ke sekolah. Anak-anak juga mulai mengetahui pentingnya merawat diri agar tetap sehat. Kalau dahulu mereka mandi hanya sekali dalam sebulan, kini mereka mulai membiasakan diri mandi hampir setiap hari.
Sayangnya kesadaran para orang tua akan pentingnya pendidikan masih rendah. Masih banyak orang tua yang lebih memilih anak-anak mereka ikut membantu menyadap pinus di hutan.
Kebanyakan orang tua di Bahonglangi akan segera menikahkan anak-anak perempuan mereka setelah tamat SD atau mendorong mereka bekerja sebagai asisten rumah tangga ataupun penjaga toko di kota.
Rural Women Empowerment (RWE)
Akhir 2017, diadakan kunjungan ke Bahonglangi dengan mendatangkan beberapa relawan. Kunjungan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Smart Centre di Dusun Bahonglangi. Namun dalam kunjungan ini pula disempatkan untuk bertemu dan melakukan pengecekan kesehatan ke warga.
Hasil observasi yang dilakukan tim 1000 Guru menunjukkan hampir 100% penduduk disana khususnya orang tua tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung. Sejak dahulu kala, Dusun Bahonglangi hanya memiliki satu sekolah sasar, selain itu letaknya yang terpencil dan kemampuan ekonomi warga yang lemah, telah lama membatasi warga dalam menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Setelah sukses dengan kegiatan pertama di dusun ini, terbersit keinginan yang besar di antara sukarelawan 1000 Guru Sulawesi Selatan untuk melanjutkan kegiatan di Dusun Bahonglangi dengan fokus pemberdayaan masyarakat khususnya kaum ibu dan anak perempuan. Hal ini didasarkan kepada bahwa perempuan lah yamg menjadi tombak kesejahteraan dalam keluarga dan masyarakat. Perempuan tidak hanya melakukan banyak pekerjaan domestik tetapi juga mesti mengambil peran di ranah publik, mulai dari mengasuh anak, memberi makan, mencari nafkah membantu suami, hingga berpartisipasi dalam acara-acara di dusun. Peran perempuan pedalaman sangat strategis dalam menjalankan fungsi di keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Akhirnya setelah melalui kesepakatan bersama, maka program selanjutnya yang diusung oleh 1000 Guru Sulawesi Selatan di Dusun Bahonglangi yaitu Pemberdayaan Perempuan di Pedalaman atau Rural Women Empowerment (RWE) dengan melakukan pendampingan kepada kaum perempuan khususnya dalam bidang pendidikan, yakni baca, tulis, dan hitung serta dalam bidang kewirausahaan. Harapannya akan memberikan sumber mata pencaharian, membuka lapangan kerja, memaksimalkan sumber daya alam berupa perkebunan kopi,beras merah organik, ubi jalar, dan singkong yang pada akhirnya projek ini akan mengarahkan masyarakat untuk mengembangkan usaha kecil yang berkelanjutan yang dikelola langsung oleh masyarakat setempat khususnya kaum perempuan.
Adapun tujuan dari pelaksanaan projek ini adalah memberikan sumber mata pencaharian alternatif bagi masyarakat Bahonglangi khususnya perempuan, membuka lapangan kerja kepada kaum perempuan di Dusun Bahonglangi yang secara tidak langsung akan memberikan dampak besar bagi kemajuan pendidikan anak-anak mereka, memaksimalkan sumber daya alam berupa perkebunan kopi dengan hasil yang melimpah setiap tahunnya, Beras Merah Organik, ubi jalar dan singkong, dan mengembangkan usaha kecil yang berkelanjutan yang dikelola langsung oleh masyarakat Bahonglangi khususnya perempuan.
Tujuan ini akan diwujudkan melalui beberapa fase pelaksanaan diantaranya Fase Pertama Pengenalan Project Rural Women Empowerment dan mengurangi tingkat buta aksara di Bahonglangi khususnya untuk kaum perempuan, fase kedua pengenalan dan pelatihan manajemen keuangan keluarga dan keterampilan kewirausahaan bagi kaum Perempuan Bahonglangi, fase ketiga pemasaran produk asli yang dikelola oleh kaum perempuan Bahonglangi, dan fase keempat mendorong terbentuknya kelompok usaha kecil yang melibatkan perempuan dan masyarakat Bahonglangi. Keempat Fase ini dilaksanakan selam 21 bulan sejak November 2017 sampai Oktober 2019.
Selain keempat fase tersebut, warga Bahonglangi juga tetap mendapatkan pendampingan oleh tim dalam mengaplikasikan keselurahan hasil pelaksanaan proyek. Kegiatan pendampingan ini akan dilaksanakan sampai pada triwulan pertama tahun 2020. Setiap bulan dilakukan 2 kali kunjungan ke lokasi kegiatan, sehingga secara keseluruhan akan ada 42 kali kunjungan langsung. Selain itu, tim akan melakukan komunikasi lewat telepon dengan peserta kegiatan dan pemerintah setempat terkait pelaksanaan proyek ini di dusun Bahonglangi.
(Bersambung)