“Nak, cuci dulu pembalutmu sebelum dibuang, nanti kamu dikejar setan”
Itu adalah sebuah mitos yang diceritakan ibu dan teman-teman saya di tahun pertama saya mengalami datang bulan. Usia saya saat itu baru 11 tahun, masih seorang gadis kecil yang belum memahami apa-apa tentang masalah kesehatan menstruasi. Saya benar-benar ketakutan karena saat itu saya percaya bahwa setan akan muncul dan menggentayangi saya, jadi tanpa pikir panjang saya ikuti saran untuk mencuci pembalut sebelum dibuang. Saat menginjak usia 18 tahun baru saya sadari bahwa informasi itu tidak benar adanya. Ternyata tidak ada setan yang mengganggu selama datang bulan.
Sayangnya, takhayul seputar masalah kesehatan menstruasi tidak hanya ada di Indonesia tapi di banyak negara lainnya. Di daerah pedesaan di Nepal, seorang wanita berusia 22 tahun meninggal saat memutuskan untuk tidur di luar rumah ketika datang bulan saat musim dingin. Di Kepulauan Solomon, seorang wanita harus membayarkan sejumlah uang sebagai bentuk permintaan maaf kepada seorang pria bila pria tersebut melihat bercak darah di pakaian si wanita yang diakibatkan oleh datang bulan.
Menstruasi masih merupakan sebuah tantangan besar bagi banyak perempuan di dunia, walaupun menstruasi adalah sebuah proses yang alami dan normal bagi mereka. Darah menstruasi adalah satu-satunya darah yang terjadi bukan karena penyakit atau kekerasan, dan merupakan sebuah pertanda bahwa seorang wanita mampu hamil. Suatu hal yang seharusnya tidak membuat seorang wanita menjadi malu dan khawatir. Faktanya, tidak mengekang wanita selama masa datang bulan akan menghasilkan banyak hal positif bagi mereka, misalnya keadaan reproduksi yang lebih sehat, tenaga kerja yang lebih produktif, pemberdayaan wanita, dan kesetaraan gender yang lebih baik.
Masalah-masalah tersebut dibahas selama lokakarya mengenai kesehatan menstruasi yang saya hadiri di Melbourne pada bulan September 2019 lalu yang diselenggarakan oleh Pacific Readiness for Investment and Social Enterprises (Pacific RISE) dan juga Criterion Institute. Tujuan lokakarya tersebut adalah untuk menjaga momentum dari “Laporan Tabu Terakhir”, yang mengungkapkan betapa pentingnya menjamin para wanita dan gadis memiliki akses ke layanan dan produk kesehatan menstruasi untuk menikmati tingkat kesehatan, martabat, otonomi, dan kontrol yang tinggi atas kehidupan mereka, yang sangat terkait dengan peluang pendidikan dan ekonomi mereka. Para peserta lokakarya berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari perusahaan sosial, organisasi nirlaba, hingga pemerintah yang umumnya bekerja di Kepulauan Pasifik, seperti World Vision Vanuatu, Mana Care di Samoa, Marie Stopes Timor Leste, dan DFAT.
Bersama dengan Sarah Wilson, kami berdua sangat bangga dapat diundang sebagai perwakilan dari Solution Lab Kopernik untuk membagikan pengalaman kami dalam mengimplementasikan proyek kesehatan menstruasi di Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, Indonesia. Bekerja sama dengan Simavi dan AYO Indonesia, kami berupaya menghasilkan pembalut yang dapat digunakan berulang kali yang diproduksi secara lokal di Ruteng, dibuat dari wanita untuk wanita. Kami memilih proses pengembangan produk pembalut yang dapat digunakan berulang kali sebagai titik awal untuk mendorong diskusi yang lebih terbuka seputar menstruasi, hal yang masih dianggap tabu di daerah tersebut.
Di Flores, kebanyakan wanita membuang bekas pembalut sekali pakai mereka di sungai, tempat pembuangan sampah, hutan, bahkan membakarnya. Hal ini diakibatkan infrastruktur pengelolaan sampah yang tidak memadai. Ketersediaan pembalut yang dapat digunakan berulang kali yang diproduksi secara lokal akan menyediakan alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan bagi para wanita di Ruteng saat masa datang bulan. Hal ini juga berpotensi menciptakan pendapatan dan juga pengembangan keterampilan baru bagi penjahit lokal yang memproduksi pembalut tersebut.
Berdasarkan temuan yang kami hasilkan dari proyek eksperimen sebelumnya bersama gadis-gadis sekolahan di daerah pedesaan Sumba, Flores, kami memahami bahwa harga merupakan sebuah fitur yang menentukan untuk adopsi pasar di daerah pedesaan dan terpencil. Proyek kami menemukan bahwa, meskipun biaya pembalut yang dapat digunakan berulang kali lebih hemat untuk jangka panjang, penghematan tersebut terlalu kecil untuk ditawarkan sebagai insentif untuk para wanita dan gadis. Oleh karena itu, kami perlu menjaga harga produk untuk tetap rendah dan pada saat yang bersamaan juga menjaga kualitasnya sebagai upaya dalam menciptakan pasar kesehatan menstruasi yang berkelanjutan di daerah pedesaan di Indonesia. Hal ini lebih mudah untuk diucapkan, dan lokakarya yang kami hadiri membantu kami mengeksplorasi cara-cara untuk mengumpulkan sumber daya untuk menegosiasikan harga bahan yang lebih baik dan berpotensi menarik investasi untuk menciptakan model bisnis jangka panjang yang berkelanjutan. Lokakarya tersebut juga membantu kami dalam mempelajari alat-alat penting untuk mengidentifikasi dan menentukan segmen pasar kami yang nantinya akan membentuk strategi pemasaran dan harga yang kami patok.
Di luar alat-alat dan seluruh pengetahuan yang saya pelajari selama lokakarya, saya merasakan sebuah koneksi dengan para peserta lainnya. Sebagai wanita, kami semua memiliki tantangan yang serupa dalam mengatasi masalah yang terjadi dan banyak hal yang bisa kami kerjakan bersama. Saya menjadi optimistis membayangkan gadis-gadis lainnya di masa mendatang tidak akan mengalami tantangan yang sama seperti yang saya alami saat berusia 11 tahun. Datang bulan pertama bagi mereka tidak akan diangap sebagai hal yang memalukan, melainkan sebagai suatu momen sakral yang dirayakan saat memasuki usia dewasa sebagai seorang wanita yang sehat.
“Perfect Fit Sebuah Titik Awal Pintar untuk Membentuk Ulang Manajemen Kesehatan Menstruasi di Indonesia” didukung oleh Grand Challenges Canada, yang didanai oleh Pemerintah Kanada.
Mengenai Grand Challenges Canada
Grand Challenges Canada didedikasikan untuk mendukung Bold Ideas with Big Impact®. Didukung oleh Pemerintah Kanada dan mitra lainnya, Grand Challenges Canada memberi bantuan dana kepada inovator di negara berpenghasilan rendah dan menengah serta Kanada. Bold Ideas Grand Challenges Canada mendukung integrasi dari inovasi sains dan teknologi, sosial dan bisnis yang dikenal sebagai Integrated Innovation®. Salah satu investor yang mengutamakan dampak terbesar di Kanada, dan dengan pendekatan investasi feminis, Grand Challenges Canada telah mendukung jaringan lebih dari 800 inovasi di lebih dari 80 negara. Grand Challenges Canada memperkirakan bahwa inovasi-inovasi tersebut memiliki potensi untuk menyelamatkan hingga 1 juta jiwa dan meningkatkan taraf hidup hingga 28 juta jiwa sebelum tahun 2030.
Artikel ini bersumber dari https://kopernik.info/id/berita-acara/blog/menyingkap-takhayul-menstruasi,-menggunakan-pembalut-yang-dapat-digunakan-berulang-kali