Jika mendengar tentang objek wisata laut mati, tentu kita akan langsung berpikir objek itu ada di Yordania, Timur Tengah. Tapi kawan, nyatanya Indonesia juga memiliki laut mati yang berada di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Yang membedakan keduanya adalah, laut mati di Yordania adalah danau dengan kadar air asin yang cukup tinggi, sehingga membuat orang bisa terapung tanpa menggunakan pelampung dan tak ada ikan yang hidup di dalamnya.
Sementara laut mati di Pulau Rote, adalah teluk yang airnya cenderung payau. Air payau itu adalah perpaduan antara air laut dan air tawar. Secara geografis, sperti disebut pada laman resmi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, objek wisata laut mati ini, terletak Dusun Sipuk, Desa Sotimori, Kecamatan Landu, Leko. Sotimori merupakan salah satu dari 10 desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao.
Dengan bentangan luas sekira 12 kilometer persegi, suasana laut mati ini relatif lebih sunyi ketimbang objek wisata laut lainnya. Objek wisata ini berjarak menuju laut lepas - Laut Sawu - sekitar satu kilometer dari bibir laut mati bagian utara. Keunikan lainnya dari laut mati di Rote ini seperti dijelaskan Indonesia Kaya adalah pasirnya berasal dari kulit kerang atau keong, serta ikan-ikan yang umumnya hidup di air tawar dapat hidup dan berkembang di kawasan perairan laut mati ini.
Destinasi Wisata Alternatif di Pulau Rote
Laut Mati di Pulau Rote boleh jadi menjadi salah satu destinasi wisata alternatif selain dua objek wisata pantai yang cukup tenar di pulau itu, yakni pantai Nemberala dan Bo'a. Pantai Nemberala adalah salah satu kawasan wisata ombak yang kesohor bagi para pencinta olahraga selancar di dunia, karena memiliki ombak terbaik ke dua di dunia setelah Hawaii.
Tak heran, jika ke Pulau Rote kita bakal menemui banyak bule di Kota Ba'a untuk membeli segala kebutuhan makanan untuk persiapan mereka di Pantai Nemberala. Karena memang di pantai itu tak terdapat supermarket atau toko penjual makanan untuk kebutuhan sehari-hari.
Berjarak sekitar enam kilometer dari pusat Kota Ba'a, yang merupakan pusat pemerintahan di Pulau Rote, untuk mencapai laut mati, butuh waktu tempuh sekitar 90 menit menggunakan kendaraan bermotor. Kondisi jalannya secara umum sudah cukup bagus meski pada beberapa titik terdapat jalanan yang berlubang dan berbatu.
Setibanya di sana, Anda dapat menikmati pemandangan di laut mati ini dengan menggunakan jet ski, serta mengelilingi beberapa pulau kecil yang terletak di tengah laut dengan pesona bukit-bukit yang menjorok ke laut.
Hijaunya hutan bakau dan karang di pesisirnya menambah cerita tersendiri. Di sebelah barat laut mati, ada bukit kecil yang cukup tinggi untuk melihat pemandangan laut mati. Dari bukit itu kawan dapat menikmati pesona matahari terbit.
Saat menyusuri pasir di tepian laut mati sebelum jam 8 pagi, Anda akan mendapati buih-buih putih, di luar jam itu, buihnya akan akan hilang diterpa angin yang cenderung kering dan kencang. Air laut mati pun bakal mengikuti siklus air laut, saat pasang air akan naik, begitu pun sebaliknya.
Akses dan Akomodasi
Jika Anda ingin menyambangi Pulau Rote melalui jalur udara, bisa melalui Kota Kupang dari Bandara El-Tari menuju Bandara Lekunik, Rote. Kawan bisa terbang dengan layanan Trans Nusa dan Susi Air, dengan ongkos sekitar 200-300 ribu rupiah, sekali terbang.
Penerbangan hanya tersedia tiga kali seminggu, yakni pada Senin, Rabu, dan Jumat/Sabtu. Jadwal dapat berubah tergantung situasi dan kondisi cuaca tentunya. Tapi jika kawan lebih memilih jalur laut, terdapat dua pilihan. Pertama, menggunakan kapal Ferry Roro atau kapal cepat. Ferry Roro bertolak Pelabuhan Bolok, Kupang, yang akan memakan waktu tempuh 3-4 jam hingga tiba di Pelabuhan Pantai Baru, Rote. Sementara jika menggunakan kapal cepat, kawan bisa mulai dari Pelabuhan Tenau, Kupang, dengan jarak tempuh hanya 1,5-2 jam saja. Tentunya perjalanan laut itu juga tergantu situasi dan gelombang laut.
Dari pelabuhan Pantai Baru, Rote, kawan dapat langsung menuju kota Ba'a yang berjarak sekira 80 kilometer. Waktu tempuh ke kota itu bisa dicapai dalam 1,5-2 jam saja melalui jalur aspal yang relatif mulus.
Seperti mengunjungi pantai-pantai lainnya di Pulau Rote, untuk mengunjungi laut mati ini Anda juga perlu banyak persiapan, karena fasilitas yang tersedia di sana tak seperti pada objek wisata air dan laut lainnya.
Jika hendak menginap di sekitar kawasan laut mati, kawan bisa bertanya kepada penduduk setempat, karena di lokasi tersebut tak terdapat losmen, apalagi Hotel. Umumnya, penduduk setempat menawarkan sewa kamar di rumah mereka dengan bayaran tertentu. Sepertinya seru nih, kawan. Bolehlah mulai direncanakan untuk menyambanginya.
Artikel bersumber dari Good News From Indonesia (GNFI) dan dapat dibaca pada link://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/10/11/laut-mati-di-pulau-rote-objek-wisata-unik-yang-belum-banyak-terjamah