Cara yang Bisa Dilakukan Untuk Menghadapi Udara Buruk Penyebab Perubahan Iklim
Penulis : Finastri Annisa

Menurut data laporan IQair per tahun 2021 Indonesia menempati peringkat ke-17 sebagai negara dengan polusi udara yang tinggi di dunia. Indonesia juga menempati peringkat pertama sebagai negara dengan polusi udara tinggi se-Asia Tenggara. Polusi udara merupakan sebuah kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak, sebab terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya yang mengancam kesehatan tubuh manusia. Berdasarkan data WHO per tahun 2019 sembilan dari sepuluh orang di dunia menghirup udara yang tercemar setiap hari.

Dampak dari polusi udara cukup merugikan banyak hal. Tercatat 4,2 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh polusi udara. Sebanyak 40.000 kematian anak balita setiap tahun akibat paparan PM2.5 dari bahan bakar fosil. Kerugian ekonomi sebesar 8 miliar USD (berkisar 3,3% dari total PDB dunia) hilang setiap hari akibat berkurangnya harapan hidup, kelahiran prematur, penyakit yang mengakibatkan kunjungan ke rumah sakit dan kehilangan pekerjaan, serta beban keuangan akibat penyakit.

Keadaan udara buruk menurunkan tingkat kesehatan hingga produktivitas ekonomi. Selain memiliki efek jangka panjang, udara buruk juga menimbulkan masalah jangka pendek seperti bersin dan batuk, sesak nafas, sakit kepala, iritasi mata, dan pusing.

Polusi udara yang disebabkan oleh emisi metana, bahan bakar fosil, dan polusi udara fase gas, menjadi penggerak utama perubahan iklim. Polutan udara memiliki dua bentuk fisik: padat, partikel dan polutan fase gas. Polutan fase gas, seperti gas rumah kaca (GRK) terdiri dari metana, dinitrogen oksida, dan karbon dioksida. Polutan-polutan ini memasuki atmosfer bumi dalam konsentrasi yang cukup pekat. Sehingga menyebabkan sistem iklim planet kita berubah. Ketiga gas rumah kaca menyerap radiasi, mereka juga menjebak panas matahari dan menghentikannya memasuki ruang angkasa. Hal ini yang menciptakan efek rumah kaca. Efek yang secara perlahan meningkatkan suhu bumi.

Perbuatan positif kecil untuk lingkungan, bisa berdampak besar bagi bumi. Membenahi efek perubahan iklim tentu perlu kerjasama seluruh penduduk bumi. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi kualitas udara yang buruk?

Mengurangi Jejak Karbon Pribadi
Setiap individu manusia menciptakan jejak karbon pribadi. Mulai dari penggunaan kendaraan, memasak, hingga mengkonsumsi rokok. Mengurangi jejak karbon pribadi akan membantu menurunkan kadar polusi udara. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan transportasi umum, atau memilih jalan kaki dengan jarak yang dekat dibandingkan menggunakan motor atau mobil pribadi. Ketika membeli kendaraan, pilihlah kendaraan yang hemat bahan bakar atau menggunakan energi listrik. Mengurangi konsumsi makanan yang diolah dengan dibakar arang. Serta mengurangi konsumsi rokok.

Jaga Diri di Tengah Kondisi Udara Buruk
Butuh waktu yang panjang untuk memulihkan udara dari pencemaran. Oleh sebab itu, tetap gunakan masker penyaring partikel udara seperti masker N95, ketika sedang bepergian ke tempat dengan tingkat polusi udara yang tinggi. Agar partikel berbahaya tidak mudah masuk dna menumpuk di dalam tubuh.

Bijak Dalam Menggunakan Bahan Bakar Bahan bakar batu bara saat ini masih menjadi sumber energi penghasil listrik di Indonesia. Pembakaran batubara menghasilkan emisi gas yang mencemari udara. Hemat energi listrik menjadi salah satu cara untuk menghadapi kondisi udara buruk. Semakin banyak orang yang menghemat listrik, maka pembakaran batu bara pun semakin bisa ditekan. Menghemat listrik dapat dilakukan dengan mematikan alat elektronik saat tidak dipakai, membeli barang elektronik yang hemat daya.

Mengatasi Polusi Udara dalam Ruangan
Kondisi udara di luar ruangan juga akan mudah mempengaruhi kondisi dalam ruangan. Kita perlu mengatasi kebersihan udara dalam ruangan agar dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik. Cara mengatasi polusi udara dalam ruangan yaitu dengan meningkatkan jumlah ventilasi, agar terdapat sirkulasi udara yang lancar. Menggunakan pembersih udara (air purifier) yang hemat daya. Rutin membersihkan rumah dan alat-alat pembersih udara, kipas, ataupun pendingin ruangan. Hindari merokok di dalam ruangan, sebab partikel rokok akan menempel dan sulit untuk dibersihkan.

Mengelola Sampah Secara Mandiri
Sampah perlu dipilah dan dikelola dengan baik, dimulai dari rumah sendiri. Tidak membakar sampah adalah salah satu cara untuk mengurangi polusi udara. Mengelola sampah secara mandiri akan dapat mengatasi aksi bakar sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah organik dapat dijadikan pupuk kompos, sedangkan sampah anorganik dapat didaur ulang kembali menjadi ecobrick atau barang daur ulang lainnya. Kita juga dapat berpartisipasi dalam gerakan pemilahan sampah. Di mana sampah yang sudah dipisah dapat dijemput oleh komunitas yang memiliki program pengelolaan daur ulang.

Menanam di Rumah
Daun memiliki kemampuan fotosintesis yang unik. Alih-alih membutuhkan oksigen seperti manusia, daun menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Menanam tanaman dapat membantu untuk menyaring udara buruk yang ada di sekitar kita. Seandainya setiap satu atap rumah penduduk memiliki kelompok tanaman yang dirawat, atau setidaknya merawat satu pohon di depan rumahnya, tentu akan membantu dalam kontribusi memperbaiki kondisi udara.

Mengurangi Makan Daging
Sapi adalah hewan ruminansia yang memiliki sistem pencernaan poligastrik. Sebuah sistem pencernaan yang mana di dalamnya terdapat mikroorganisme yang memecah selulosa pada dinding sel tumbuhan, sehingga nutrisi dalam tumbuhan tersebut dapat diserap dan dimanfaatkan untuk proses metabolisme tubuh sapi. Dalam proses pemecahan selulosa, di dalam rumen terjadi fermentasi yang menghasilkan gas metana. Gas ini dikeluarkan melalui gas buangan (sendawa dan kentut) serta feses yang dikeluarkan oleh sapi. Semakin banyak jumlah daging sapi yang dikonsumsi, maka semakin meningkat pula pencemaran udara yang menjadi salah satu penyebab pemanasan global.

Berpartisipasi Dalam Mendorong Pemerintah dalam Membuat Kebijakan Ramah Lingkungan
Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki andil dalam menegakkan kebijakan lingkungan. Hal ini berlandas Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Salah satu program pemerintah untuk mengatasi pencemaran udara adalah dengan membuat jalur khusus sepeda. Dengan harapan dapat mendorong warga berkendara lebih banyak menggunakan sepeda dibandingkan kendaraan bermotor pribadi. Namun, jika dianalisis lebih lanjut, ada banyak peluang program lingkungan yang bisa kita jalani. Tentunya Pemerintah sebagai pemangku kebijakan memiliki andil yang sangat berpengaruh. Oleh sebab itu, menjadi bagian individu yang mendorong pemerintah mengesahkan kebijakan ramah lingkungan, menjadi hal yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan udara yang bebas dan nyaman dihirup.

Menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Kehidupan Sehari-hari
SDGs merupakan tujuan yang disepakati oleh pemimpin-pemimpin dunia untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Terdapat empat pilar yaitu; pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, pembangunan lingkungan, pembangunan hukum dan tata kelola. Memahami konsep dan penerapan SDGs akan membantu kita untuk mempertimbangkan sikap apa yang harus diambil ketika menghadapi sebuah keadaan. Utamanya dalam sikap menjaga lingkungan dan peran apa saja yang bisa diambil untuk menyelamatkan bumi. Berbagai penelitian INFID tentang Sustainable Development Goals yang dapat diakses secara publik seperti yang berjudul Seberapa Paham Warga Indonesia Kepada SDG? Dan Laporan Pelaksanaan SDGs di tiga daerah.
Belum ada ditemukan planet lain seindah dan senyaman bumi untuk ditinggali. Namun, manusialah yang membuat berbagai kerusakan dengan eksploitasi hasil bumi serta membuat pencemaran lingkungan. Kepada manusia jugalah perbaikan ini harus dilakukan berkelanjutan. Saling mengisi dan bekerja sama untuk mengembalikan kembali keasrian bumi. Memilih langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghadapi udara buruk. Agar kita dan generasi selanjutnya masih dapat menghirup udara bebas dan sehat.

Sumber: https://www.infid.org/publication/read/cara-yang-bisa-dilakukan-untuk-menghadapi-udara-buruk-penyebab-perubahan-iklim

 

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.