Sebagai bagian dari rangkaian Peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret, Yayasan BaKTI Makassar menggelar Diskusi Inspirasi BaKTI dengan mengangkat tema ”Shelter Warga”. Shelter warga adalah insiatif cerdas dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar dalam upaya penanganan kasus perempuan dan anak korban kekerasan yang berbasis RT/RW secara partisipatif di Kota Makassar. Shelter warga pertama kali dikembangkan di Kota Makassar tahun 2016 di enam kelurahan dan terus diadopsi hingga akhir tahun 2019 diharapkan seluruh kelurahan di Kota Makassar telah memiliki Shelter warga.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar, Ibu Tenri A. Palallo dan Ketua Shelter warga Kelurahan Manggala, Bapak Sabir. Dalam presentasinya Ibu Tenri mengungkapkan bahwa kehadiran shelter warga sudah banyak menyelesaikan persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak di masyarakat. Tidak hanya itu, persoalan sosial lain juga ikut diselesaikan misalnya kasus pencurian dan penyebaran berita hoax. Shelter Warga awal didirikan tanpa modal, warga yang mempunyai misi yang sama dalam mengendalikan kekerasan terhadap perempuan di lingkunganya kemudian dilibatkan. Sebagai bentuk tanggung jawab, DP3A Kota Makassar mengalokasikan dana operasional sebesar 600 ribu per bulan kepada shelter-shelter yang aktif. Pemerintah juga membentuk social security yang diatur dalam Peraturan Walikota Makassar dimana RT/RW akan mendapatkan insentif senilai 1 juta rupiah apabila kelurahannya bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kegiatan ini dihadiri oleh 73 orang berasal dari kalangan pemerintah daerah, LSM, media, akademisi, dan masyarakat umum.