• Foto: Alivia Alfiarty
    Foto: Alivia Alfiarty

Saya beruntung dapat diterima untuk menimba ilmu perihal kepemimpinan dan program pemberdayaan berkelanjutan di Youth Action Forum 2018 yang diselenggarakan oleh United in Diversity dan SDSN Youth. Youth Action Forum 2018 diselenggarakan pada tanggal 29 Oktober hingga 1 November di UID Learning Hub, Jakarta.

Youth Action Forum adalah sebuah learning journey yang diperuntukkan bagi pemuda yang berinisiatif melakukan perubahan ke arah yang lebih baik bagi organisasi maupun komunitasnya. Seperti tagline Collaboration for Happiness, forum ini bertujuan memperluas jaringan, meningkatkan kapabilitas kepemimpinan serta menciptakan peluang kolaborasi serta aksi kolektif untuk Solusi Berorientasi Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Oriented Solutions (SOS) di Indonesia.

Saya mendaftarkan diri mengikuti Youth Action Forum ini mewakili Komunitas Aksi untuk NTT. Banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh komunitas Aksi untuk NTT salah satu di antaranya adalah Program Sekolah Binaan yang telah berjalan selama satu tahun terakhir. Dalam proses wawancara, saya menjelaskan latar belakang serta kegiatan dari program kunjungan ke SMAN 2 Takari Kelas filial Meobesi dan apa yang menjadi dasar pertimbangan kami untuk menjadikan sekolah tersebut sebagai sekolah binaan komunitas kami di tahun 2018.

Foto: Alivia Alfiarty
Foto: Alivia Alfiarty


Saya senang sekali saat dinyatakan lulus seleksi mengikuti Youth Action Forum. Hari pertama Youth Action Forum, kami berkenalan dengan para fasilitator dari United in Diversity bersama 61 peserta lain yang berasal dari 18 provinsi dan 33 kota/kabupaten. Selain berkesempatan untuk bertemu dengan para pemimpin muda dan berbagi cerita dan pengalaman dengan mereka, saya juga berkesempatan untuk belajar tentang System Thinking dan Theory U, yang baru saya ketahui ketika mengikuti forum ini.

Fasilitator-fasilitator dari United in Diversity sangat menyenangkan dan profesional. Selain para fasilitator handal, kami juga dibimbing oleh para pemateri keren seperti Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Bapak Eko P. Sandjojo, President of UID Foundation, Ibu Mari Elka Pangestu, Founder of IBEKA Ibu Tri Mumpuni   beserta Bapak Iskandar B. Kuntoadji, Bupati Bojonegoro, Kang Yoto. Para pemateri berbagi pengalaman dalam membangun dan mengembangkan beragam program di organisasi dan komunitas mereka. Bagi saya, mereka adalah orang-orang yang bekerja tidak hanya dengan akal pikiran, tetapi juga dengan hati nurani.

Kami juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan para pemimpin muda diantaranya Bang Goris Mustaqim (Founder of Yayasan Asgar Muda), Kak Azalea Ayuningtyas (Founder of Du'Anyam), Ayu Kartika Dewi (Founder of Sabang Merauke), dan Kak Arwin (Aparatur Muda Indonesia). Selain itu, banyak praktik-praktik yang bagi saya dapat memperluas perspective, menstimulus kreatifitas, empati, attention to details, dan dapat membangun koneksi dengan tubuh melalui mindfulness. Saya memperoleh insight baru mengenai sosok pemimpin seperti apa komunitas saya butuhkan, dan bagaimana saya bisa menjadi seorang pemimpin yang baik.

Foto: Alivia Alfiarty
Foto: Alivia Alfiarty


Di akhir acara, kami diminta untuk membentuk kelompok dan merancang sebuah program untuk dijalankan selama 1 tahun ke depan. Saya dipertemukan dengan teman-teman yang luar biasa, diantaranya Meriza Nathaniel (Founder of Dream Catcher Indonesia), Dwi Pristiawati (yang memiliki segudang gelar duta dan komunitas), Solviana Deak (Perwakilan Komunitas Literasi Bergerak Sumba Tengah), Salman Al-Farisi (Leader of World Merit Semarang), dan Made Naraya (Founder of Angon Enterprise). Kelompok kami bernama Bumi Kami. Kelompok kami merancang social enterprise yang mengusung tema wisata berkelanjutan berbasis masyarakat.

Kami berencana akan bekerja sama dengan kelompok pengrajin perempuan di Desa Umbu Pabal, Parewatana, Sumba Tengah untuk mempromosikan Kampung Adat Deri Kambajawa sebagai destinasi desa wisata yang mengusung konsep berkelanjutan. Target kami adalah menjadikan Parewatana sebagai destinasi wisata baru yang dimiliki dan dikelola oleh warga dengan sistem manajemen kooperatif yang ramah lingkungan. Kami ingin menjadikan Parewatana sebagai sentra kerajinan Sumba dengan menggunakan produk kerajinan Parewatana sebagai pintu untuk memperkenalkan Parewatana ke dunia luar Sumba. Selain meningkatkan partisipasi perempuan, kami juga ingin menjadikan desa ini mandiri secara ekonomi dan menjadikan budaya yang dimiliki oleh Parewatana terus lestari.

Bumi Kami melakukan tahap sensing sebagai tahap awal kami dalam menjalankan proyek. Sensing adalah sebuah proses pembelajaran yang memungkinkan kita keluar dari rutinitas dan secara langsung mengalami sebuah sistem melalui kacamata pemangku kepentingan yang berbeda. Sensing dilakukan di Sumba, Yogyakarta, Magelang, dan Bali.

Rasanya seperti semesta mendukung, team kami memperoleh beragam prestasi. Bumi Kami menjadi Grant Winner of Youth Action Forum 2018 oleh United in Diversity Foundation dan beragam kesempatan lain untuk memperluas jejaring dan wawasan, di antaranya TOP 10 Team of Young Changemakers Social Enterprise Academy 2019 presented by Campaign #forchange and @america, Semi-finalist Fellow of Young Social Entrepreneurs 2019 presented by Singapore International Foundation, Fellow of U.S. ASEAN Women's Leadership Academy for YSEALI 2019 presented by U.S. State of Department, Fellow of Vocational Programme for Sustainable Tourism 2019 presented by Griffith University of Australia, dan First Winner of Scholarship for Indonesian Youth Entrepreneur and Voluntary (IYEV) Camp 2019, dan yang terbaru, Made Naraya melalui essainya mengenai perjalanan kami dalam melaksanakan project prototyping ke Bali dan Sumba Tengah, berhasil lolos ke ajang Parlemen Remaja 2019 di DPR RI. Melalui program YCSE Academy 2019, kami memperoleh kesempatan untuk meresmikan proyek kami di @america pada tanggal 20 Desember 2019.

Foto: Alivia Alfiarty
Foto: Alivia Alfiarty


Youth Action Forum tidak hanya memberikan kesempatan bagi saya untuk bertemu dengan para pemimpin muda, tapi juga kesempatan untuk berkolaborasi dengan mereka. Masih banyak anak muda, khususnya di Nusa Tenggara Timur, yang belum paham mengenai program pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan kesadaran ini saya merunut perjalanan Aksi untuk NTT, bagaimana kami berinovasi dalam merancang dan menjalankan sebuah program.

Saya memperoleh kesempatan untuk memperluas kerja sama komunitas Aksi untuk NTT dengan komunitas dan organisasi lain yang memiliki visi dan misi yang sama. Banyak ide baru yang perlu segera dilaksanakan. Bersama dengan tim Aksi untuk NTT, kami kemudian melakukan brainstorming tentang program apa yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak muda tentang pentingnya partisipasi mereka dalam pencapaian SDGs.

Tahun ini, Youth Action Forum kembali membuka pendaftaran. Untuk mempromosikan kesempatan ini, United in Diversity, UNSDSN Youth, dengan support dari DANA (Dompet Digital Indonesia) mengadakan Youth Dialog Studio di Yogyakarta, Lampung, Kupang, dan Makassar untuk mendukung inisiatif para lulusan program YAF dan mengangkat suara-suara pemuda di daerah.

YDS Kupang diselenggarakan di Hotel Neo Eltari dan dihadiri sekitar 100 peserta yang berasal dari 3 sektor yang berbeda, yaitu pemerintah, non-pemerintah, dan bisnis. Harapannya, melalui kegiatan ini, semakin banyak anak muda di Kawasan Timur Indonesia terpanggil untuk mengikuti Youth Action Forum.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.