Lelah perjalanan selama sekitar tiga jam melewati jalan bebatuan terjal yang naik turun membelah pegunungan, melewati lembah dan jurang terbayar tatkala kedatangan kami di sekolah langsung disapa anak-anak berseragam merah putih, bersepatu rapi yang selalu mengucapkan selamat siang kepada kami secara bergantian dan sahut-sahutan.
Kami tiba di SDI Bea Nanga Desa Lamba Keli Kecamatan Lamba Leda Kabupaten Manggarai Timur sekitar pukul 11.30 WITA. Setelah upacara Kepok untuk menyambut kedatangan tamu, kami kemudian diarahkan menuju ruangan pertemuan.
Di bagian depan ruang pertemuan menghadap ke arah peserta nampak deretan perempuan perempuan muda berseragam putih berpadu hitam selalu tersenyum ramah kepada kami semua yang berada dalam ruangan itu.
Tidak berapa lama kader desa yang ternyata seorang perempuan mulai membuka dan memandu acara proses penetapan hasil penilaian bulanan, selanjutnya ketua KPL yang juga seorang perempuan yang masih muda memberikan sambutan.
Dalam sambutannya perempuan yang bernama Theresia Laut tersebut menyampaikan, bahwa sekitar delapan orang dari 11 anggota KPL adalah perempuan yang sejatinya adalah ibu rumah tangga biasa. Awalnya kami merasa risih saat melakukan penilaian bersama guru, karena merasa berpendidikan rendah. Namun karena kuatnya dukungan dari guru dan pemerintah desa ahirnya kami mampu membangun hubungan yang baik.
Kami biasanya ikut upacara di sekolah, selalu datang pada kegiatan Jumat sehat di sekolah, dua kali dalam satu minggu kami berkunjung dari rumah ke rumah untuk memastikan orang tua melaksanakan janji layanan terutama mendampingi anak anak belajar, lanjut perempuan muda tersebut bersemangat.
Puji Tuhan anak-anak dari desa kami sekarang ini banyak memperoleh prestasi di tingkat Kabupaten, bahkan mewakili kabupaten untuk mengikuti lomba di tingkat provinsi. Di Akhir sambutan ketua KPL kemudian menyerahkan dokumen bukti kerja mereka yang sudah disampul rapi kepada perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Manggarai Timur yang juga ikut hadir dalam kegiatan tersebut.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan hasil penilaian terhadap guru dan Kepala Sekolah yang dilakukan secara bergiliran oleh semua anggota KPL.
Selesai acara semua anggota KPL ini ternyata tidak lantas pulang, mereka masih bertahan di sekolah berdiskusi dan berguru dengan para guru, membahas masalah pendidikan di desa. Mereka ini sangat aktif membantu sekolah, ujar Elfrida Jerahi Kepala sekolah SDI Bea Nanga. Terakhir kemarin kami berencana membuat Taman Bacaan Masyarakat di kampung atas, gedungnya sudah ada buku-bukunya sebagian diambilkan dari buku perpustakaan sekolah, agar bisa juga dibaca orang tua dan anak anak, sekarang ini tinggal menunggu peresmian saja, ungkap kepala sekolah wanita tersebut bersemangat.
“KPL dan kader ini ya seperti ini, mereka bahkan sering datang ke sekolah untuk mengusulkan kegiatan sekolah seperti Kartinian bersama, mengadakan perlombaan untuk memeriahkan kemerdekaan, yang saya senang mereka semua didukung oleh suaminya di rumah. Para suami mereka tidak pernah protes jam berapapun mereka pulang ke rumah ketika tahu bahwa istri mereka sedang ada kegiatan di sekolah, ujar perempuan paruh baya tersebut mengakhiri pembicaraan” tambahnya lagi.
Sejak ada KIAT Guru kami menjadi sadar, bahwa mungkin seperti inilah tugas guru yang sebenarnya. Dukungan KPL, Kader Desa, Pemerintah Desa dan Kecamatan membuat kami semakin sadar bahwa mendidik anak itu bukan hanya tugas kami di sekolah saja, tetapi semua harus terlibat dan mengambil peran.
Di sekolah ini kalau kami para guru sedang rapat, anak anak tidak kami pulangkan awal. Mereka kami arahkan ke perpustakaan sekolah untuk membaca di awasi oleh penjaga sekolah, kalau capek mereka bermain dulu baru kemudian ke perpustakaan lagi sampai kami selesai rapat atau waktunya mereka pulang.
Sekarang ini anak-anak dari sekolah kami sudah langganan memperoleh juara saat mengikuti lomba di Kabupaten, bahkan beberapa kali mewakili untuk ikut lomba di tingkat provinsi. Kami berharap kondisi seperti ini bisa terus bertahan dan meningkat sekalipun nanti KIAT Guru sudah tidak bersama kami lagi di sini, ungkap kepala sekolah tersebut mengakhiri percakapan bersama kami.
SDI Bea Nanga memang berada jauh di pelosok Kabupaten Manggarai Timur, namun berkat kerja sama yang baik, antara sekolah dan masyarakat, didukung oleh pemerintah desa, sekolah ini mampu tumbuh menjadi sekolah yang menyenangkan dan ramah bagi siswa, kondisinya bersih, rapi dan menjadi langganan dalam mengukir prestasi siswanya.
Kami terus terbawa oleh cerita cerita kekompakan masyarakat dan sekolah SDI Bea Nanga dalam memenuhi hak anak di bidang pendidikan. Tidak terasa karena asyik berbincang waktu sudah sampai pukul lima sore, kamipun berpamitan untuk kembali. Sepanjang perjalanan pulang kabut sedang turun, jarak pandang mata kami tidak sampai 10 meter, mobil kami berjalan sangat pelan dan berhati-hati, kami pun selamat kembali sampai tujuan.