Rapat Koordinasi Tahunan Program BangKIT; Merefleksi Perjuangan Pembangunan di Kawasan Timur Indonesia
Penulis :

“Kini, Bapak-bapak di Desa Boinhia, Kecamatan Teluk Waru, Kabupaten Seram Bagian Timur tidak lagi tinggal duduk-duduk di pinggir jalan tapi semuanya sibuk di kebun. Bukan hanya Bapak-bapak, tapi juga Ibu-ibu. Mereka sibuk memanen dan memenuhi permintaan sayuran, kacang, singkong dan jagung dari luar desa.” Papar Arita, Project Officer Program BangKIT di Kabupaten Seram Bagian Timur.

Pemaparan ini ia sampaikan dalam kegiatan Rapat Koordinasi Tahunan Program BangKIT yang berlangsung pada 10-14 Juni 2024 di Jakarta. Pada kegiatan ini, seluruh staf Program BangKIT baik itu di Makassar, Sumba Barat Daya, maupun Seram Bagian Timur berkumpul. Pada momen ini, masing-masing staf di lapangan menyampaikan capaian membanggakan mereka di desa yang mereka dampingi. 

Ya, Saat ini, program BangKIT telah memasuki fase akhir pelaksanaan program. Karena itu, bisa dikatakan ini adalah pertemuan terakhir seluruh tim program BangKIT. Di sini, para staf program BangKIT berkumpul dan membagikan cerita-cerita lapangan mereka. Ada rasa bangga, haru dan bahagia dibalik cerita-cerita itu.

Sejak kick off meeting pada Maret 2023, program ini telah melaksanakan ratusan kegiatan selama durasi tersebut, dengan data dan informasi pelaksanaan maupun hasil kegiatan yang juga sangat banyak, baik itu di tingkat desa, kecamatan hingga Kabupaten. Para pendamping atau disebut sebagai Project Fasilitator dalam Program BangKIT ini telah bekerja selama kurang-lebih dua tahun di wilayah dampingan masing-masing. Mereka adalah salah satu garda terdepan dalam implementasi program ini karena bersentuhan langsung dengan sasaran yaitu masyarakat rentan di kawasan timur Indonesia. Masing-masing dari mereka ata-rata mendampingi tiga sampai empat desa. Momen ini pun menjadi yang pertama kalinya mereka menyampaikan apa yang mereka kerjakan di desa dan capaian apa yang membanggakan bagi mereka.

Cerita-cerita seperti kelompok tenun di Desa Lamba Leko Desa Waiholo, Kabupaten Sumba Barat Daya yang kini bisa menjual hasil tenun mereka dengan harga yang lebih layak serta memperoleh dukungan dari pemerintah desa. Atau cerita diversifikasi pangan di Desa Kilotak, Pulau Gorom, Seram Bagian Timur yang masyarakatnya kini telah mengolah tepung sagu menjadi berbagai penganan dan disajikan dalam setiap pertemuan masyarakat. Kini mereka pun tak lagi bergantung pada tepung terigu dan karena tepung sagu yang dulunya dibuang, sangat mudah ditemukan di sekitar mereka. Juga banyak lagi cerita-cerita capaian lainnya, termasuk proses perencanaan desa yang kini melibatkan seluruh masyarakat termasuk perempuan dan kelompok marginal dan menghasilkan rencana kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena berasal dari usulan mereka sendiri.

Tak lupa cerita perjuangan mereka yang harus tinggal menetap di desa selama implementasi program. Sebagian besar mereka adalah orang yang tinggal jauh dari desa dampingan mereka. Bahkan belum pernah mendatangi desa tersebut sama sekali. Melihat kondisi desa yang sangat jauh, bahkan ada yang harus menyeberang pulau dengan perahu seharian mulanya menimbulkan keraguan bagi mereka. Namun, ternyata dengan tekad yang kuat akhirnya mereka berhasil menyelesaikan implementasi program ini dengan berbagai capaian yang membanggakan. Mereka semua bahkan diantar pulang oleh semua warga desa dengan isak tangis menandakan bahwa mereka telah diterima layaknya keluarga di desa dampingan mereka.

 “Banyak sekali perubahan yang telah tercapai seperti yang direncanakan oleh project ini. Kita berharap dari pembelajaran ini kita bisa memperluas dampak dari apa yang kita telah kerjakan.” ungkap Task Team Leader Program BangKIT di Bank Dunia, Enurlaela Hasanah yang hadir hadir mendengarkan presentasi capaian membanggakan dari tim program BangKIT.

Dalam kegiatan ini video dokumentasi Program BangKIT serta eBook Photostory dari program BangKIT juga diluncurkan. Video yang merangkum gambaran perjalanan dan capaian program BangKIT di Seram Bagian Timur dan Sumba Barat Daya tersebut tersebut dapat disimak di kanal Youtube Yayasan BaKTI. Pasangan eBook Photostory berisi cerita-cerita dari para penerima manfaat dapat diakses melalui kisahbangkit.bakti.or.id 

Selain untuk memberikan gambaran capaian dari program dari sudut pandang tim di lapangan, koordinasi akhir ini juga menjadi satu hal yang penting dimana seluruh tim program saling berkoordinasi baik itu terkait pengumpulan data atau informasi capaian program, pembelajaran, maupun kompilasi data-data primer dan sekunder pendukung. Berdasarkan data dan informasi yang telah terverifikasi penyusunan laporan akhir program pun dibuat untuk diselesaikan segera dalam waktu yang tersisa. Oleh sebab itu, pertemuan koordinasi ini juga segera dilanjutkan dengan penyusunan laporan akhir program oleh tim penyusun yang melibatkan manajemen BakTI dengan koordinator dan spesialis program, dalam bentuk mini workshop.

Mengingat kegiatan ini berlangsung menjelang akhir akhir kontrak kerja dengan para staf program, diberikan pula pembekalan kepada para staf untuk meningkatkan daya saing mereka dalam mendapatkan pekerjaan selanjutnya. Hal ini dilakukan dengan memberi pelatihan singkat mengenai pembuatan Curriculum Vitae (CV) yang menarik dan berkualitas, sebagaimana hal yang teridentifikasi sebagai kelemahan yang banyak ditemukan saat menerima lamaran dari para pelamar yang berasal dari daerah-daerah seperti Seram Bagian Timur dan Sumba Barat Daya.

“Apa yang sudah kita kerjakan dan capai bersama harapannya akan berkelanjutan dengan kita telah melatih dan mendampingi masyarakat hingga pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten dalam menyusun perencanaan yang partisipatif dan inklusif.“ Ungkap Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, M. Yusran Laitupa.

Upaya untuk menghadirkan program yang berbagai dukungannya datang dari usulan masyarakat sendiri kiranya menjadi salah satu sebab kemandirian masyarakat. Dengan begitu, tanpa tim fasilitator yang terus mendampingi, masyarakat dapat melanjutkan hal-hal baik yang telah mereka pelajari dan praktekkan sendiri.

“Kita telah melakukan yang terbaik dari yang kita bisa dan kita patut bangga dengan itu. Semoga kerja keras kita semua terus memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi penghidupan masyarakat di kawasan timur Indonesia sebagaimana tujuan dari program ini.” Ungkap Project Coordinator Program BangKIT, Ricky N. Djodjobo.

Kegiatan Rapat Koordinasi akhir Program BangKIT yang berlangsung selama empat hari  ini pun ditutup dengan makan malam bersama oleh seluruh staf Program BangKIT dan Yayasan BaKTI yang juga dihadiri oleh tim Bank Dunia. Sesi ini juga dihibur oleh penampilan-penampilan yang disiapkan sendiri oleh staf dari Program BangKIT di Seram Bagian Timur dan Sumba Barat Daya. Suasana haru pun menyelimuti acara terakhir kegiatan rakor ini menandakan akhir dari implementasi Program BangKIT.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.