Permasalahan kependudukan telah menjadi masalah penting bagi pemerintah dan para pakar kependudukan di Indonesia (Sunaryanto, 2012). Hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2010 menunjukkan kenaikan laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari 1,45 persen pada periode 1990-2000 menjadi 1,49 persen pada periode 2000-2010. Menurut data United Nations (UN), angka TFR (Total Fertility Rate) Indonesia pun masih tergolong tinggi, yakni sekitar 2,6 pada sekitar tahun 2012 (Yuhan & Indraswari, 2017: 1-2).
Permasalahan populasi ini pun lantas berpengaruh secara multidisiplin. Dapat dikatakan dua aspek yang paling terpengaruh signifikan itu sendiri adalah masalah energi untuk menunjang keseharian hidup masyarakat dan masalah pangan.
Hampir 95% dari kebutuhan energi Indonesia masih disuplai oleh energi fosil (Rahman, 2013). Sekitar 50% dari energi fosil tersebut adalah minyak bumi dan sisanya adalah gas dan batubara. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, bahan bakar fosil menjadi subjek terutama yang selalu diulang dalam buku pelajaran IPA. Selalu tertulis bahwa energi fosil diprediksi tidak lebih dari 50 tahun lagi. Selain karena akan habis, energi fosil juga berdampak negatif terhadap lingkungan, seperti emisi gas rumah kaca, pemanasan global, atau perubahan iklim yang ekstrim.
Bukan hanya Indonesia yang masih mengonsumsi energi fosil sebagai energi utama dalam keseharian masyarakat. Banyak negara juga masih mengimpor minyak bumi, batu bara, dan sebagainya sebagai bahan utama penunjang infrastruktur mereka. Dalam artian lain, kebutuhan energi diperkirakan terus meningkat, namun sumber cadangan minyak bumi dan batu bara kian menipis setiap harinya. Permasalahan-permasalahan energi tidak terbarukan ini mendorong urgensi suplai dari energi alternatif selain minyak bumi dan batu bara, yaitu energi terbarukan (EBT). Adapun potensi sumber energi terbarukan di Indonesia seperti energi panas bumi yang didukung oleh kondisi geografis Indonesia sebagai wilayah yang melintasi jalur vulkanik, energi air dan mikrohidro, bio energi (energi tumbuhan), biomassa, biodiesel, listrik, tenaga angin, matahari (tenaga surya), hingga nuklir (Lubis, 2007: 157-161).
Langkah-langkah kebijakan yang dapat diambil pun meliputi konservasi energi (mendorong pemanfaatan energi secara efisien dan konservasi di sisi pembangkit), diversifikasi energi (upaya penganekaragaman penyediaan dan pemanfaatan berbagai sumber energi dalam rangka optimalisasi penggunaan energi terbarukan), serta intensifikasi energi (upaya pencarian sumber energi baru agar dapat meningkatkan cadangan energi).
Upaya-upaya di atas sudah mulai diimplementasikan oleh pemerintah Indonesia. Menurut Siaran Pers Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, pemerintah telah memiliki peta jalan menuju Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 (ebtke.esdm.go.id/16/02/ 2022). Salah satunya dalam hal teknologi infrastruktur kendaraan. Pesatnya perkembangan kendaraan listrik secara global membuat Presiden Joko Widodo juga terus mendorong percepatan penggunaan mobil listrik di tanah air. Bahkan, Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik (Mobil Listrik) juga telah ditekan oleh oleh Presiden Joko Widodo (dephub.go.id).
Berkaca pada dominasi China dalam bidang kendaraan listrik ini, Pemerintah China sudah berinvestasi sekitar 60 miliar dolar US untuk mendukung industri kendaraan listrik dengan ambisi untuk merencanakan transisi mobil bensin (yang konvensional) ke mobil listrik pada tahun 2035. Investasi ini juga mendorong pasar konsumen dan produsen dalam peningkatan industri ini. Di samping pemberian subsidi, Pemerintah China juga menyediakan dukungan pada manufaktur produksi baterai dan ketersediaan bahannya. Untuk mendukung kegiatan ini, China juga bekerja sama dengan Korea dan Jepang untuk membuat keseluruhan produksi baterai untuk kendaraan listrik mencapai 95 persen. Fakta di lapangannya sendiri sudah menunjukkan bahwa total produksi baterai di Cina sudah mencapai 60 persen, dan jumlah ini merupakan yang terbesar di seluruh dunia (CNBC, 23/03/2021).
Selain inovasi pada industri teknologinya, masyarakat China juga menitikberatkan pada proyeksi pangan. Kuantitas 1,4 miliar penduduk menjadi tantangan tersendiri bagi China. Mereka menyadari bahwa Permintaan pangan yang masif ini membutuhkan metode pertanian baru untuk melengkapi teknik yang konvensional. Berbagai teknologi inovasi yang hadir untuk menunjang kegiatan pertanian bermunculan, seperti aerial spring (sistem penyemprotan pestisida melalui udara) dan oak watchers flight path yang mengawasi lebih dari 33 ribu hektar tanah (CGTN, 30/03/2019).
Selain beras, masyarakat China juga mengembangkan inovasi agrikultur pada sektor pangan lainnya. Di antaranya adalah penanaman sea rice, produksi sayur-sayuran yang diikuti dengan pengembangan irigasi secara masif, budidaya alfalfa yang menyediakan protein sehat bagi hewan penggembalaan, peternakan modern yang luas, perbaikan dalam teknik pendinginan (refrigerator) yang juga mengembangkan seafood, dan mesin khusus untuk produksi susu dari sapi.
Dengan demikian, inovasi merupakan hal yang sangat esensial untuk mendorong kemajuan teknologi, yang tentunya akan membawa banyak manfaat bagi umat manusia. Untuk itu, sangat penting untuk membangun sistem yang dapat mendorong inovasi, bukannya justru menjadi penghambat seseorang untuk berkembang dan menggunakan potensi yang dimilikinya secara maksimal untuk kegiatan yang produktif.
Beriringan dengan isu inovasi teknologi, urgensi untuk melakukan studi kelayakan dalam pengembangan suatu infrastruktur teknologi juga perlu dilakukan, seperti bagaimana mesin-mesin yang menunjang beroperasi, charging station untuk kendaraan listrik, dan lain sebagainya. Selain itu, aspek sustainable terhadap lingkungan juga perlu diperhatikan. Akhir kata, optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan tidak lepas dari kebebasan berinovasi proses teknologi yang transparan. Masyarakat dan pemerintah yang tidak berhenti berkreasi dan mempunyai toleransi terhadap kegagalan dalam sebuah proses pengembangan teknologi inovasi menjadi kunci eskalasi perkembangan kehidupan manusia.
Artikel ini bersumber dari: https://suarakebebasan.id/pentingnya-inovasi-bagi-keberlangsungan-hidup-manusia/