Pengurangan Risiko Bencana Ada di Ujung Jari Kita: Transformasi Digital Mencegah Korban Jiwa
Penulis : Sophie Kemkhadze
  • Simulasi perlindungan diri gempa bumi yang diajarkan bagi anak-anak sekolah dasar <br>Foto:  BAZNA�
    Simulasi perlindungan diri gempa bumi yang diajarkan bagi anak-anak sekolah dasar
    Foto: BAZNA

Informasi dapat mencegah jatuhnya korban jiwa. Mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana membuat perbedaan.

Pada tahun 2004, penduduk Pulau Simeulue, di lepas pantai selatan Sumatera, merasakan gempa, melihat air laut surut, dan mengetahui berdasarkan kearifan lokal bahwa tsunami akan datang dan mereka melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi. Pengetahuan telah menyelamatkan nyawa mereka.

Sejak bencana tersebut, Indonesia telah membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan mitra lokal untuk menanggulangi bencana dan membangun sistem peringatan dini nasional. Masyarakat di seluruh Indonesia sekarang tahu langkah-langkah yang harus diambil ketika terjadi bencana dan siswa sekolah dan penduduk desa telah melakukan latihan kesiapsiagaan bencana di sekolah dan desa masing-masing.

Ini adalah contoh pengurangan risiko bencana; menyiapkan berbagai kerangka pengaman untuk berbagai risiko bencana yang dihadapi Indonesia untuk melindungi masyarakat dan mengurangi potensi kerugian. Ketika bencana seperti gempa bumi, tsunami, badai, penyakit melanda, akses ke informasi mencegah jatuhnya korban jiwa.

Dan hari ini, hampir 16 tahun kemudian, teknologi yang ada sudah lebih maju. Pemanfaatan teknologi digital adalah cara untuk melindungi masyarakat di masa depan.

Bertepatan dengan peringatan Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional hari ini di tengah pandemi COVID-19, kita diingatkan tentang perlunya meningkatkan investasi teknologi digital untuk mengembangkan sistem pengurangan risiko bencana yang dapat mencegah jatuhnya korban jiwa ketika terjadi bencana alam dan krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bencana baru-baru ini di Indonesia, seperti tsunami yang dipicu gempa di Sulawesi Tengah atau pandemi COVID-19 saat ini, mengingatkan kita untuk menggunakan analisis data dan pemetaan wilayah yang inovatif untuk menguatkan sistem pengurangan risiko bencana. Di negara di mana 8 dari 10 orang memiliki akses ke ponsel, jawaban untuk penilaian risiko di masa depan terletak pada teknologi digital dan aplikasi ponsel.

UNDP, melalui proyek Program Bantuan Rekonstruksi Infrastruktur Gempa dan Tsunami/Programme for Earthquake and Tsunami Infrastructure Reconstruction Assistance (PETRA), bekerja sama dengan Bank Pembangunan Jerman (KfW) dan Badan Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) untuk membangun kembali sarana dan prasarana penting, serta menguatkan ketahanan masyarakat. Kami juga telah memperluas dukungan terhadap aplikasi seluler 'InaRISK' BNPB untuk membantu pemantauan selama pandemi COVID-19.

Alat tersebut, yang dikembangkan bermitra dengan BNPB, menginformasikan pengguna tentang risiko bencana alam yang akan datang, dan menyebarkan penilaian risiko bencana kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.

Melalui proyek Partnerships for Strengthening School Preparedness for Tsunamis in the Asia Pacific Region, UNDP bersama BNPB, Kementerian Pendidikan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan UNESCO bekerja sama dengan Pemerintah Jepang mengembangkan aplikasi STEP-A untuk menilai kesiapsiagaan sekolah terhadap gempa bumi dan tsunami.

UNDP
Aplikasi STEP-A yang dikembangkan melalui proyek Partnerships for Strengthening School Preparedness for Tsunamis in the Asia Pacific Region untuk menilai kesiapsiagaan sekolah terhadap 
gempa bumi dan tsunami yang dapat diunduh di https://apkpure.com/id/step-a/org.odk.stepa.android.

Aplikasi STEP-A ini melengkapi latihan kesiapsiagaan tsunami yang diselengarakan UNDP secara berkala di sekolah-sekolah di wilayah berisiko tinggi di Indonesia. Sistem STEP-A juga telah diintegrasikan dalam platform daring 'InaRISK' BNPB. Sistem STEP-A direncanakan akan menyediakan dashboard informasi risiko tsunami untuk sekolah di 17 negara, didukung oleh Proyek Regional untuk tata kelola data kebencanaan (GCDS and Data Digitalization). Dalam hal ini, Indonesia juga memberikan bantuan teknis kepada negara-negara tersebut bekerja sama dengan Fujitsu.

Analisis data sangat dibutuhkan saat ini dan ketersediaan data dapat membantu pemerintah memahami kebutuhan terbesar untuk mengurangi risiko bencana di masa depan. Dengan risiko bencana alam dan pandemi yang semakin besar, kita harus meningkatkan investasi untuk mengembangkan sistem yang dapat mencegah jatuhnya korban jiwa.

Mekanisme tanggap bencana yang didukung sistem digital dalam bentuk sistem peringatan dini dapat memastikan upaya rekonstruksi bencana yang lebih efektif. Hal ini dapat mengurangi korban jiwa dan kerugian akibat bencana. Dengan berinvestasi dalam berbagai platform digital dan menciptakan sistem analitik data terpusat, kita dapat membantu mengurangi risiko bencana di masa depan dan pada saat yang sama membangun ketahanan masyarakat.

Berinvestasi dalam teknologi digital tentunya merupakan jalan ke depan dan akan membantu menciptakan unsur yang diperlukan untuk membangun ketahanan masyarakat melalui mitigasi risiko. Teknologi digital dapat membantu pemerintah, pembuat kebijakan - dan organisasi kemanusiaan mengatasi kekurangan manajemen risiko dan mengatasi tantangan sebelum bencana terjadi.

Selain itu, juga terbuka peluang untuk mengatasi kesenjangan gender. Solusi digital menyediakan platform untuk pendekatan yang inklusif karena dikembangkan untuk memastikan kebutuhan perempuan juga dipertimbangkan dalam rencana mitigasi risiko bencana.

Inovasi digital tentunya menuntut peningkatan infrastruktur telekomunikasi dan peningkatan akses internet secara nasional. Penggunaan teknologi digital di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia. Pengembangkan program untuk meningkatkan literasi digital ditambah dengan perluasan konektivitas akan memberi lebih banyak orang kesempatan untuk melindungi diri mereka sendiri dan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana. Teknologinya telah tersedia; sekaranglah waktunya untuk memanfaatkan teknologi tersebut.

Kita juga harus memastikan tidak seorangpun tertinggal. Pandemi COVID-19 telah memperparah kesenjangan, dan kemajuan teknologi pengurangan risiko bencana tidak boleh memperluas kesenjangan digital. Kita harus memastikan bahwa mereka yang paling tertinggal juga memiliki akses ke opsi digital, terutama untuk membantu mitigasi bencana. Perempuan dan kelompok masyarakat miskin adalah mereka yang paling terkena dampak bencana dan mereka harus dilindungi.

Kita harus memastikan pengurangan risiko bencana dan upaya adaptasi iklim yang lebih komprehensif; menyediakan akses ke informasi risiko bencana dan sistem peringatan dini; dan menguatkan kesiapsiagaan bencana. Digitalisasi adalah salah satu solusi untuk mengurangi risiko perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi, resistensi antibiotik, dan risiko bencana lainnya.

Berbagai upaya di atas harus dilakukan secara bersama untuk menguatkan ketahanan masyarakat perkotaan dan pedesaan dan membantu Indonesia membangun dengan lebih baik di masa depan.

Penulis adalah Deputy Resident Representative UNDP Indonesia

Artikel ini bersumber dari https://www.id.undp.org/content/indonesia/id/home1/presscenter/articles/20201/Pengurangan-risiko-bencana.html

 

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.