Merajut Asa di Bumi Assamalewuang

Berangkat dari niat dan semangat mengabdikan diri di Bumi Assamalewuang, bersama 18 anak muda, saya turut berkolaborasi menjadi relawan, melaksanakan perjalanan menuju Desa Banua Adolang, Kabupaten Majene - Sulawesi Barat. Perjalanan dengan niat menunaikan pengabdian dan belajar langsung pada masyarakat dalam program Massikola Sibaliparriq. Program ini diinisiasi oleh komunitas Sibaliparriq.

Sibaliparriq adalah komunitas yang terbentuk sejak 12 tahun lalu. Nama yang diadopsi dari Bahasa Mandar yang bermakna hidup saling tolong menolong, gotong royong, ikhlas dan sama rata. Sibaliparriq menjadi bagian dalam kehidupan bermasyarakat orang Mandar.  Sebagai sebuah perkumpulan, komunitas Sibaliparriq mengedepankan filosofi dari nama yang dipakainya.

Tanggal 17 November 2021, asa membuat program pengabdian di kampung halaman lambat laun mulai menemui jalannya. Di awali dengan mengumpulkan teman dengan visi sama dan menemui sosok inspiratif di bidang gerakan literasi untuk belajar dari pengalaman mereka. Sosok-sosok tersebut menyambut hangat dan banyak berbagi pengalaman yang menambah keyakinan untuk segera menunaikan gerakan Massikola Sibaliparriq.
 

1

Adapun para sosok inspiratif tersebut  yakni, Supriadi dari komunitas Sokola Kaki Langit (Makassar), Sandrawali dari Pejuang Pelosok dan juga dari Sikola Cendekia Pesisir (Makassar), Nawir dari Komunitas Relawan Pendidikan Indonesia (Makassar) dan Masli dari Tho Mandar Institute (Majene). Saya juga bertemu dengan Kak Ridwan Alimuddin dari Nusa Pustaka, salah satu tokoh budayawan Mandar Sulawesi Barat dan Kak Qadri Paolai dari Kompasna (Majene). Bertemu dengan mereka memberi energi positif dan pelajaran mengenai pola melaksanakan program pengabdian masyarakat di bidang pendidikan.

Berbekal pengetahuan dari obrolan dengan banyak teman tadi serta pengalaman pengalaman kegiatan Massikola pertama, saya kemudian mengajak lima teman untuk merancang kegiatan Massikola angkatan kedua.  Kelima orang ini kemudian menjadi tim inti untuk di awal. Selanjutnya, kami melakukan perancangan program yang juga menemui banyak tantangan, seperti domisili masing-masing yang berbeda, sehingga rapat harus dilaksanakan melalui daring. Metode daring yang diharapkan memudahkan pergerakan, justru dihadapkan lagi dengan banyak keterbatasan, seperti tidak stabilnya jaringan, waktu luang untuk pertemuan rutin, dan berbagai kendala lainnya. Namun, semangat, rasa tanggung jawab dan visi yang sama di awal berhasil melahirkan rancangan program. 

1

Saat rancangan program Massikola selesai disusun, kami kemudian masuk ke tahap persiapan dengan kampanye lewat media sosial, melakukan perekrutan relawan, perkenalan relawan tingkat awal, pembuatan struktur kepanitiaan, hingga pada proses pemberangkatan. Syukurnya, gerakan yang awalnya hanya dirancang oleh lima orang, perlahan terus bertambah, beriringan dengan semangat gotong-royong untuk mengupayakan terwujudnya kegiatan ini lewat proses seleksi.

Proses seleksi yang kami lakukan meliputi seleksi administratif, wawancara, dan tes kepribadian. Sejatinya, seleksi dilakukan sebagai ikhtiar pembelajaran dan penguatan tim sejak awal. Upaya untuk mengumpulkan relawan yang kuat, bertanggungjawab dengan nilai-nilai sibaliparriq sebagai dasar komunitas. Harapannya nilai-nilai sibaliparriq bisa terus terjaga tidak hanya dalam konteks kata tapi bisa diresapi dalam bentuk tindakan, terkhusus dalam melakukan kegiatan Massikola ini. Dari seleksi tersebut, terpilih 23 orang untuk berkolaborasi.


Sebagai rangkaian dalam proses penerimaan relawan, tanggal 29 Januari 2022, kami mengadakan pertemuan disebut Pendekatan Relawan Tingkat Awal (PRTA) di Gedung KNPI Kab. Majene. PRTA kami laksanakan sebagai upaya untuk memperkenalkan Sibaliparriq dan program-programnya, pembentukan karakter volunteer, serta menyatukan visi dalam melakukan aktifitas Massikola ke depannya. Pada kesempatan itu pemberian materi informasi dibawakan langsung oleh Founder Sibaliparriq. Dalam kesempatan itu pula diangkat Wanto sebagai ketua angkatan dan pembuatan struktur kepanitiaan lainnya. Tentunya dengan semangat, agar relawan merasakan proses ini lebih dalam secara partisipatif, merasa dilibatkan sejak perencanaan, bertanggung jawab dan bisa menikmati hasilnya nanti.
 

1


Terhitung satu bulan lamanya, para relawan saling berkoordinasi dan bekerja sama dalam menyiapkan segala kebutuhan kegiatan. Para relawan tergabung dari latar belakang yang berbeda, seperti guru, dosen, mahasiswa dan siswa SMA. Latar belakang yang beragam ini membawa nuansa yang baik, dialog dan pemikiran yang variatif membuat setiap pengambilan keputusan penuh dengan pertimbangan yang pastinya dapat dipertanggungjawabkan. Dari awal ego individu masing-masing relawan lambat laun melebur, terganti dengan bergerak bersama dalam semangat pengabdian dan niatan menyukseskan kegiatan Massikola.

Rabu 2 Maret 2022, kegiatan di awali dengan menyusun segala perlengkapan ke dalam delapan carrier dan memastikan semua barang kebutuhan sudah cukup. Pukul 14.30 langkah pertama perjalanan menuju lokasi pengabdian di Dusun Ratte Desa Banua Adolang Kec. Pamboang di mulai. Lokasinya berada di wilayah pegunungan, mesti melewati jalan yang sebagian masih tanah liat dan licin ketika diterpa hujan. Kami berangkat dari rumah persinggahan di Lembang saling boncengan mengendarai 10 motor. Dalam perjalanan sering kali kami mesti turun saling membantu. Ada yang mesti putar balik menjemput jika di antara kami ada motor yang tidak dapat menanjak, sebagian lainnya memilih untuk berjalan kaki. Menjelang suara adzan dikumandangkan, kami akhirnya tiba di pemukiman penduduk Ratte.

1


Sambutan hangat berupa senyum dan sapa masyarakat saat kami berjalan menuju rumah Kepala Kampung Ratte untuk kami tempati beberapa hari ke depan terasa begitu membahagiakan. Kepala kampung juga sangat ramah menyambut kedatangan kami. Teh, kopi, jalangkote dan donat menjadi suguhkan yang berhasil mengusir lelah pada tubuh usai berjalan kaki.

Semestinya, kami harusnya mengikuti upacara adat penyambutan orang baru usai shalat maghrib. Namun, persiapan untuk melaksanakannya kurang dan usai diskusi dengan Kepala Kappung, akhirnya upacara dipindahkan besok pagi. Aktivitas malam pertama kami di sana diisi dengan makan dan shalat isya. Setelah itu kami melakukan briefing dan segera beristirahat. Tapi saat yang lain tidur, saya melanjutkan diskusi dengan kepala kampung hingga larut malam. Diskusi malam itu membuatku banyak belajar terkait nilai-nilai budaya Mandar. Kebetulan beliau adalah sosok yang konsen terhadap pembelajaran nilai-nilai budaya. Beliau bahkan mendirikan sekolah adat dan memasukkannya ke dalam Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Saya pribadi mengambil banyak pelajaran dari beliau terkhusus pada nilai-nilai dan budaya mandar. 
 

1


Esok pagi, suara pijakan kaki pada lantai bambu rumah menjadi alarm yang mengagetkan tidurku. Kepala terasa sedikit berat, mungkin karena waktu tidur kurang. Satu demi satu teman-teman bergantian untuk mandi, sebagian yang lain terkhusus perempuan menyiapkan sarapan. Setelah sarapan dan segala persiapan, upacara adat untuk menyambut kami dilaksanakan. Upacara adat berupa pemasangan passapu pada tiga orang perwakilan relawan. Selesai upacara, secara adat seluruh relawan dianggap bukan lagi tamu melainkan sudah menjadi bagian dari warga setempat.

Lima hari di tempat ini, kegiatan diisi dengan mengajar di sekolah dasar, penyuluhan anti narkoba kepada peserta didik Sekolah Menengah Pertama bersama Duta Anti Narkoba Kabupaten Majene. Kami beruntung, bisa mengikuti kegiatan sekolah adat tentang budaya Mandar, cara menggunakan pakaian adat, dan bahasa Mandar. Malam terakhir diisi dengan acara apresiasi bakat dan seni. Besoknya, sebelum pulang, ditutup dengan pembersihan lingkungan dan sosialisasi kepedulian lingkungan. 

Pelosok banyak mengajarkan tentang kehidupan untuk saling menolong serta hangat kepada sesama. Alam menyediakan banyak kebutuhan manusia, air, pangan dan berbagai kekayaan lainnya. Massikola Sibalipariq bukan sekadar pengabdian biasa, tapi ikhtiar untuk melihat diri lebih dalam. Setiap orang bertanggung jawab, saling mengingatkan dan menguatkan sesuai nilai sibaliparriq.

Mari menyebarluaskan semangat bersama, berbagi, bermakna.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.