Menyusuri Pembangunan Bersinergi di Tepian Sungai Digoel
Penulis : Halia Asriyani
  • Foto: Dok. Program KOMPAK-LANDASAN Fase II
    Foto: Dok. Program KOMPAK-LANDASAN Fase II

Digoel atau Digul adalah nama sebuah sungai yang mengalir di bagian selatan wilayah Provinsi Papua. Sedangkan Boven, dalam bahasa Belanda berarti “atas”. Boven Digoel dulu adalah kawasan rawa-rawa di tepi Sungai Digoel yang oleh pemerintah kolonial Belanda dijadikan sebagai tempat pengasingan para tawanan politik di masa penjajahan. Boven Digoel pada zaman itu dikenal sebagai penjara alami diakibatkan kondisi wilayahnya yang amat sepi, dikelilingi sungai dan hutan belantara, sehingga sangat tidak mungkin untuk dapat kabur dari tempat ini. Penjara yang dibangun di masa kolonial untuk para tawanan pun hingga saat ini masih dapat kita jumpai di wilayah Tanah Merah yang kini merupakan pusat kota Kabupaten Boven Digoel. Sejumlah tokoh kemerdekaan seperti Muhammad Hatta dan Sutan Sjahrir pernah diasingkan di tempat ini.

Boven Digoel merupakan satu dari delapan wilayah dampingan program KOMPAK-LANDASAN Fase II. Sejak tahun 2019, program sinergi perencanaan pun diperkenalkan dan dijalankan di kabupaten ini. Dalam hal ini, kampung dan unit layanan masyarakat diarahkan untuk menyusun perencanaan mereka bersama-sama dengan melibatkan orang-orang yang memang berperan dalam penyusunan perencanaan kampung, Puskesmas dan sekolah. Kehadiran Puskesmas dan sekolah sebagai penyedia layanan dasar kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat adalah untuk menyampaikan permasalahan dalam bidang kesehatan dan pendidikan yang selanjutnya akan menjadi dasar bagi kampung untuk menyusun program kerjanya, begitu pula sebaliknya.

Adalah Distrik Mandobo yang menjadi wilayah sasaran program KOMPAK-LANDASAN di Kabupaten Boven Digoel. Sinergi Perencanaan sendiri kali pertama diperkenalkan di Kampung Sokanggo pada Februari 2020 lalu. Diawali dengan workshop perencanaan yang melibatkan kampung, Puskesmas dan sekolah dasar. Workshop sinergi perencanaan ini difasilitasi langsung oleh para fasilitator kabupaten yang terlebih dahulu melewati proses training of trainer pada 2019 lalu, yang juga diadakan oleh program KOMPAK-LANDASAN. Tiap fasilitator masing-masing mewakili sektor kampung, kesehatan dan pendidikan. Workshop tersebut menghasilkan rancangan program yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dalam dokumen perencanaan masing-masing sektor baik kampung, Puskesmas dan sekolah. Proses penyelesaian dokumen ini sendiri berjalan dengan tetap didampingi oleh tim KOMPAK-LANDASAN melalui Koordinator Kabupaten (Korkab) dan Koordinator Distrik (Kordis) di wilayah tersebut.
 

Foto: Dok. KOMPAK

Melalui program sinergi perencanaan ini, telah lahir dokumen perencanaan di tingkat kampung, Puskesmas dan sekolah yang memuat program yang disusun secara bersinergi di Kampung Sokanggo. Dokumen tersebut antara lain Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung (RPJMK) dan Rencana Kerja Pembangunan Kampung (RKPK); Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas; Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), serta Rencana Kerja Tahunan (RKT) sekolah. Semua dokumen perencanaan ini selanjutnya menjadi dasar dalam melakukan kegiatan pembangunan di wilayah kampung. Juga kegiatan pemenuhan layanan dasar bagi masyarakat oleh Puskemas dan sekolah.

Pada akhir 2020, sinergi perencanaan pun kembali diperkenalkan di kampung lainnya. Kampung tersebut adalah Kampung Ampera, Distrik Mandobo. Kegiatan yang berlangsung pada Oktober-November 2020 ini pun juga kembali melibatkan kampung, Puskesmas dan sekolah di wilayah kampung tersebut. Tantangan yang cukup besar dialami oleh para tim fasilitator dan tim KOMPAK-LANDASAN kali ini, pasalnya untuk sampai di kampung tersebut harus menumpang perahu selama kurang lebih satu jam perjalanan menyusuri sungai Boven Digoel. Namun tantangan tersebut pun terasa terbayarkan dengan antusias pemerintah kampung bersama para warga dalam menyambut hadirnya sinergi perencanaan di kampung mereka.
“Bapak dan Ibu di kampung inilah yang tahu keadaan kampung ini. Kehadiran para fasilitator dan tim KOMPAK-LANDASAN adalah untuk mendampingi bapak ibu. Jadi jangan lagi program kampung ini dibuat oleh orang yang berada di luar kampung ini.” Ungkap Kepala Distrik Mandobo, Dominikus Anggawen, dalam sambutannya pada forum musyawarah kampung di Kampung Ampera. Antusias Kepala Distrik Mandobo tampak dari kehadirannya dan keikutsertaannya memfasilitasi perencanaan kampung ini. “Ke depan, kalau tiba waktunya membuat perencanaan lagi, sudah Bapak dan Ibu sendiri yang laksanakan, bersama dengan Puskesmas dan sekolah seperti yang kita lakukan ini.” Tambahnya. 
Sejumlah warga pun mengakui baru pertama kali mengikuti musyawarah kampung pada momen ini. “Ini pertama kali saya ikut musyawarah kampung. Saya bisa sampaikan pendapat dan ditanggapi langsung oleh kampung. Sekalian juga pendapat kita soal kesehatan dan pendidikan karena ada Puskesmas dan sekolah juga yang hadir.” Ungkap Angelina Woro, salah satu warga Kampung Ampera yang mengikuti musyawarah kampungnya untuk pertama kali.

Namun kali ini, proses sinergi perencanaan tidak hanya berjalan di satu kampung melainkan diperkenalkan di tiga kampung lainnya. Kampung tersebut adalah Kampung Meriam, Mawan dan Persatuan yang mulanya tidak menjadi sasaran untuk program sinergi perencanaan kali ini. Berawal dari permintaan kepala kampung bersama dengan pendamping Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) yang sempat dilibatkan bersama pada workshop sinergi perencanaan sebelumnya, tim KOMPAK-LANDASAN bersama dengan fasilitator kabupaten pun mendampingi jalannya perencanaan kampung ini. Dengan ikut didampinginya ketiga kampung tersebut, maka seluruh kampung yang ada di Distrik Mandobo, Kabupaten Digoel pun telah menyusun perencanaan mereka secara bersinergi.

Foto: KOMPAK

“Kami lihat kemarin pelaksanaan sinergi perencanaan di Kampung Sokanggo berjalan dan kami sangat tertarik untuk memperkenalkan juga di kampung lainnya. Ternyata kepala kampung juga sangat tertarik dengan program ini. Karena itu kami diskusi dengan tim KOMPAK-LANDASAN untuk bisa bersama-sama mendampingi perencanaan kampung.” Ujar salah satu pendamping P3MD di Kabupaten Boven Digoel. Pelibatan masyarakat dalam musyawarah kampung serta hadirnya perwakilan dari sektor kesehatan dan pendidikan menurutnya juga menjadi satu poin penting dalam menyusun perencanaan.

Memang ada sejumlah permasalahan yang akan lebih efektif jika didiskusikan dan dicari pemecahannya bersama-sama. Selanjutnya masing-masing sektor pun dapat mengambil peran dalam mengatasinya. Kurangnya tenaga pengajar di sekolah yang mengganggu efektivitas belajar mengajar siswa namun terbentur dana untuk membiayai guru honor misalnya. Oleh kampung kemudian diprogramkan pendanaan guru honor berupa biaya akomodasi sementara sekolah yang akan merekrut guru tersebut. Atau masalah di Puskesmas berupa ketiadaan bangunan Posyandu yang menyebabkan perkembangan bayi dan balita tidak terpantau dengan baik. Penyediaan bangunan Posyandu pun menjadi program kampung sementara Puskesmas menyiapkan kader untuk bertugas di Posyandu tersebut. Kolaborasi-kolaborasi semacam inilah yang diharapkan dapat terjadi ke depannya melalui sinergi perencanaan. Hal ini tampaknya akan sulit terjadi hanya dengan inisiatif pribadi kepala kampung atau petugas Puskesmas maupun guru sekolah, melainkan perlu mekanisme yang terstruktur dan terinstitusional untuk dijalankan bersama-sama.

Markus Toding, salah satu fasilitator di sektor kampung mengungkapkan bahwa meskipun terkadang agenda ini berjalan tak kenal waktu, namun melihat antusias kampung dan para pendamping P3MD dalam menyusun perencanaannya menjadi pendorong baginya untuk bersemangat pula mendampingi proses ini. Hal yang sama dirasakan pula oleh coordinator kabupaten dan distrik Kabupaten Boven Digoel. “Walau capek, saya senang karena KOMPAK-LANDASAN dapat bekerja bersama P3MD. Konsep kita yang membangun sinergi dalam perencanaan serta melibatkan pemerintah kabupaten dan distrik sebagai fasilitator menurut mereka sangat efektif dalam memastikan lahirnya dokumen perencanaan sebagaimana yang diharapkan.” Ungkap Ady Budijanto, Koordinator Kabupaten KOMPAK-LANDASAN untuk Kabupaten Boven Digoel. 

Tentu masih banyak masalah lain yang dapat diselesaikan dengan bersinergi. Melalui komitmen dari kampung, Puskesmas dan sekolah diharapkan sinergi antara kampung dan unit layanan dasar kesehatan dan pendidikan yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik. Berjalannya perencanaan yang bersinergi ini adalah pertama kalinya di Kabupaten Boven Digoel, bahkan di Papua dan Papua Barat. Diharapkan, Distrik Mandobo yang telah menjadi pilot project untuk program sinergi perencanaan dapat menjadi teladan bagi wilayah lain di Kabupaten Boven Digoel dalam menyusun perencanaan kampung, Puskesmas dan sekolah. Sementara itu, kampung-kampung yang telah difasilitasi dalam penyusunan rancangan program kerjanya pun akan terus didampingi hingga menghasilkan dokumen perencanaan baik itu di kampung, Puskesmas maupun sekolah.

Kini Boven Digoel bukan lagi tempat pengasingan yang sepi. Baik warga lokal maupun pendatang mulai meramaikan berbagai sektor di kabupaten ini. Boven Digoel telah menjelma menjadi wilayah dengan berbagai potensi. Mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan hingga pertambangan. Pembangunan pun telah tampak di banyak tempat. Maka dari itu, akses masyarakat terhadap layanan dasar pun harus terus ditingkatkan agar kesejahteraan masyarakat dapat terwujud. Semangat bersinergi dari tanah pengasingan di tepi Sungai Digoel ini diharapkan dapat mewujudkan harapan tersebut.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.