Laporan terbaru dari agensi marketing We Are Social dan platform manajemen media sosial Hootsuite mengungkap bahwa lebih dari separuh penduduk di Indonesia telah "melek" alias aktif menggunakan media sosial pada Januari 2021. Dalam laporan tersebut menyampaikan bahwa dari total 274,9 juta penduduk di Indonesia, 170 juta di antaranya telah menggunakan media sosial. Menurut sejumlah laporan, kita menghabiskan rata-rata dua jam setiap hari untuk membagikan, menyukai, menulis cuitan dan memperbaharui perangkat ini.
Dan generasi milenial yang umum disebut generasi Y serta generasi Z mendominasi penggunaan media sosiall di Indonesia yang paling banyak berasal dari kalangan muda dengan rentang usia 25-34 tahun dan hampir semua (99,1 persen, 168,5 juta) pengguna media sosial mengakses lewat perangkat mobile seperti smartphone.
Ini memberi gambaran bagi kita semua betapa media social begitu memiliki kekuatan dan pengaruh dalam berbagai dimensi kehidupan kita. Dan hadirnya Social media influencer sedikit banyak telah memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan generasi muda saat ini. Tidak sedikit yang mengaminkan opini mereka tentang sesuatu, turut membeli produk yang digunakan, hingga mengikuti kebiasaan dan gaya hidup mereka.
Karena memiliki kekuatan untuk memengaruhi banyak orang, menjadi seorang influencer di sosial media kini mulai diminati banyak orang. Baik sebagai individu maupun organisasi, menjadi influencer di media sosial dapat menjadi pilihan bagi aktivis isu-isu sosial, pendidikan, lingkungan hidup, dan asasi manusia dalam mengkampanyekan serta mengadvokasi berbagai hal terkait fokus aktivitas.
Social Media Influencer dianggap sebagai orang yang mengekspresikan pendapat dan pengalaman mereka baik dalam jangkauan yang luas maupun terfokus. Pada dasarnya social media influencer adalah orang-orang yang memiliki pengaruh terhadap audiens atau media target online tertentu yang dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk mensponsori produk mereka dengan konten atau interaksi mereka dengan audiens mereka untuk meningkatkan jangkauan, penjualan, dan keterlibatan melalui interaksi yang positif.
Merespons perkembangan dan sebagai organisasi yang bergerak dalam pengelolaan pengetahuan, Yayasan BaKTI melalui platform event berbagi pengetahuan melaksanakan Bengkel Komunikasi “Menjadi Social Media Influencer yang Keren” yang berlangsung secara daring tanggal 7-8 Juli lalu. Bengkel Komunikasi adalah sebuah media belajar, sharing pengalaman, tips dan strategi yang berhasil di antara pegiat komunikasi. Bengkel Komunikasi ini merupakan kerja sama BBC Media Action Indonesia, @aksikitaindonesia dibentuk oleh BBC Media Action untuk mengkampanyekan suara untuk lingkungan dan bumi yang lebih baik dengan pendekatan kaum milenial.
Bengkel Komunikasi menjadi wadah bagi 28 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang organisasi dan wilayah di Indonesia. Mereka berbagi pengalaman dan keterampilan tentang empat hal utama untuk menjadi sebuah lembaga atau seorang social media influencer yang keren dengan menciptakan konten yang berbobot dan beretika. Keempat hal utama tersebut adalah membangun branding dan relasi, menciptakan konten kreatif, menambah bobot konten dengan insights dan analytics, dan etika bersosial-media. Keempat materi ini dibawakan oleh narasumber yang berkompeten dan berpengalaman mengelola media sosial.
Membangun Branding dan Relasi
Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat beragam jenis sosial media muncul dengan tingkat pengguna yang tinggi. Jika digunakan dengan bijak, sosial media tersebut dapat memberikan dampak yang baik untuk diri Anda. Salah satunya adalah Anda bisa membangun citra diri Anda, atau yang lebih umum disebut dengan personal branding.
Menurut Jeny Karay (Papua Social Media Influencer, Co-Founder Sehati Sebangsa Foundation Commodity Ambassador of Papua & West Papua) personal brand adalah satu hal yang membedakan Anda dengan orang lain dan masing-masing kita memiliki wujud diri yang berbeda. Lalu, bagaimana cara menciptakan citra diri yang baik di dunia digital dan bagaimana membangun relasi? Berikut tips dari Jeny: Anda harus menemukan terlebih dahulu passion Anda, yang paling Anda sukai untuk lakukan. Selanjutnya Anda ingin dikenal sebagai apa? Bagaimana diri Anda ingin dilihat. Barulah audiens yang Anda sasar yang akan memengaruhi konten yang digunakan. Setelah itu membuat jejak digital yang sudah ditemukan dan diidentifikasi, hal ini berguna untuk membangun kredibilitas Anda. Terakhir sering-seringlah melakukan evaluasi konten Anda untuk mempelajari minat dan atraktif audiens.
Selain membangun citra diri, penting untuk membangun dan mempertahankan relasi, ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu: menjadi autentik, menjadi diri sendiri, mempertahankan relasi yang profesional, aktif menggalang kolaborasi dengan berbagai pihak, bergabung dalam komunitas, Jeny percaya dengan membangun kolaborasi maka amplifikasinya lebih luas.
Menciptakan Konten yang kreatif
Menurut Jimmi Silitonga (Digital Manager BBC Media Action) konten yang kreatif adalah konten yang ngena, ngena maksudnya adalah konten yang sesuai antara segmen dan terget dengan kebutuhan masing-masing.
Tujuan membuat konten pada dasarnya adalah mengomunikasikan pesan atau ide kita ke khalayak luas dengan cara bercerita baik melalui foto, video maupun komentar dan caption. Dari konten yang disebarkan, orang akan meresponsnya dengan like, comment, share dan follow dengan demikian pengikut kita akan terinformasi dan harapan jangka panjangnya ada perubahan perilaku yang berhasil dilakukan dengan kontan yang bagikan. Untuk sampai ke perubahan perilaku, sebelum membuat konten kita harus memperhatikan hal sebagai berikut: geografis, demografis (usia, gender, Pendidikan, pekerjaan, dll), psikografis (terkait minat, gaya hidup, kepercayaan) serta aspek sosial budaya (agama, kelas sosial).
Dengan banyaknya pengguna media sosial dan ada banyak content creator menjadi unik, berbeda dan berani melakukan hal-hal baru adalah kunci menarik perhatian pengikut Anda. Intinya Konten yang Ngena adalah kemampuan Story Telling. Visual yang kuat, mampu bercerita dan disampaikan dengan berbagai pendekatan menarik sehingga pesannya/ide dapat sampai ke pengikut dan mendorong orang untuk mengenal lebih dalam bahkan melakukan Tindakan lebih jauh.
Di akhir presentasinya, Jimmi berpesan “Tidak ada ilmu pasti dalam membuat konten yang kreatif, semua tergantung kepada keunikan, kepekaan, keep up dengan tren yang sedang popular, inovasi, sering bereksperimen, dan melakukan riset.
Insights & Analytics untuk Menambah Bobot Konten
Tidak cukup hanya posting konten. Untuk melakukannya kamu memerlukan strategi menganalisis media sosial yang dapat memberikan data-data penting mengenai akun media sosial kita. Mulai dari tingkat engagement, tagar mana yang cocok untuk kita, hingga strategi untuk meningkatkan kepopuleran akun. Sekaligus menjadi alat mengevaluasi strategi yang kita gunakan selama ini, apakah sudah benar konten yang kita gunakan, apakah sudah sesuai antara konten yang kita buat dengan konten yang disukai followers, serta kapan saat yang tepat untuk kita posting.
Konten yang berkualitas bukan hanya memikirkan tentang tingkat keoriginalan, panjangnya kata dan tata bahasa. Melainkan bobotnya yang lebih detail ketimbang yang lain serta dapat dinilai dengan memberikan informasi serta panduan yang bisa menyelesaikan permasalahan. Lalu bagaimana cara menyajikan konten agar selalu menarik perhatian pengikut?
Mutia Assyifa Social Media Analyst dari BBC Media Action Indonesia berbagi pengalaman menggunakan metrik di media sosial untuk mengambil keputusan yang tepat dalam mendesain konten agar tepat sasaran. Dalam dunia media sosial, masing-masing platform memiliki alat untuk melakukan Analytics dan insights yang memudahkan penggunanya untuk pengambilan keputusan berbobot berbasis data. Pilihlah metrik untuk menganalisa media sosial Anda sesuai dengan kebutuhan komunikasi seperti: menambah views, followers, mengubah pengetahuan followers, sikap followers hingga kebiasaan followers.
Mengukur performa media sosial dilakukan secara berkala dengan mengukur interaction rate postingan selama durasi postingan. Interaction rate merupakan tingkat interaksi yang diukur dari total interaksi/jumlah reach (Facebook dan Instagram) dan engagement rate merupakan tingkat interaksi yang diukur dari total interaksi/berapa kali post dilihat (Twitter)
Membuat konten yang berkualitas memang memakan waktu lebih lama dari konten biasa. Bahkan jeda waktunya bisa berlipat-lipat karena ada proses riset terlebih dahulu untuk menghasilkan konten berkualitas di atas konten lain.
Etiket Media Sosial
Di era teknologi yang semakin berkembang ini dan dengan adanya jaringan internet ada yang dikenal dengan “Content Creator”. Menurut State of Digital Publishing, content creator adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk setiap informasi yang ada di media, terutama media digital.
Content Creator di media sosial adalah mengenai membangun reputasi Anda. Berikut ini beberapa tips dari Mataharitimoer (Program Officer ICT Watch/Internet Sehat) untuk membangun reputasi Anda di jejaring sosial yaitu:
Berikut ini adalah beberapa hal penting etika dalam menggunakan jejaring sosial :
Etika Dalam Berkomunikasi.
Dalam melakukan komunikasi antar sesama di media sosial, kita harus menghormati aturan main yang ada, terkadang kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Sebaiknya dalam melakukan komunikasi kita menggunakan kata-kata yang layak dan sopan pada akun-akun jejaring sosial yang kita miliki. Pergunakan bahasa yang tepat dengan siapa kita berinteraksi serta senantiasa mematuhi standar komunitas yang telah ditetapkan dan dapat diperoleh melalui https://www.youtube.com/howyoutubeworks/policies/community-guidelines
Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan.
Ada baiknya anda tidak menyebarkan informasi yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama dan Ras) dan pornografi di jejaring sosial. Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring tersebut. Hindari mengupload foto – foto kekerasan seperti Foto korban kekerasan, korban kecelakaan lalu lintas maupun fhoto kekerasan lainnya.
Periksa Kebenaran Berita.
Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di jejaring sosial. Pengguna media sosial dituntut untuk cerdas dalam menangkap sebuah informasi, bila ingin ikut menyebarkan informasi tersebut, ada baiknya kita melakukan kroscek akan kebenaran informasi terlebih dahulu.
Menghargai Privasi Hasil Karya Orang Lain.
Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video milik orang lain, ada baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai bentuk penghargaan untuk hasil karya seseorang.
Selain itu berbagi hal positif, tunjukkan kemampuan dan pengalamanmu, buat jejak digital yang baik serta selalu mengecek opini dan emosi Anda di media social adalah hal penting untuk selalu diingat saat Anda ingin membagikan konten di media social untuk memberi manfaat dan perubahan yang positif bagi Anda dan masyarakat luas pada umumnya.