Mengoptimalkan Peran Pemuda dalam Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif Berbasis Olahan Ikan
Penulis : Budiman

Tahukah Anda kalau pengangguran kian menjadi masalah yang pelik di Indonesia? Satu dari empat pemuda saat ini tidak sedang mengikuti pendidikan, kursus, dan atau bekerja.Data Badan Pusat Statistik per Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,82 persen.  

Pemuda dan pengangguran

Tingkat pengangguran kaum muda juga diperburuk dengan adanya pandemi COVID-19 yang berdampak besar pada lapangan kerja dan sektor lainnya. Lambatnya pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 memengaruhi serapan tenaga kerja dan produksi di daerah-daerah yang menggantungkan sumber pendapatan utamanya pada sektor pariwisata seperti Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelum pandemi COVID-19  melanda sebenarnya masalah pengangguran dan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah bagi Provinsi NTB.

Upaya mencapai kesejahteraan telah menjadi perhatian utama provinsi NTB melalui tujuan pembangunan berkelanjutan terkait pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang layak serta pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan. Namun, peluang tersebut tampaknya jauh dari tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan terutama bagi kelompok masyarakat di kawasan pesisir yang didominasi oleh nelayan tradisional. Mereka kerap dikategorikan sebagai kelompok rentan dengan berbagai permasalahan pelik yang kerap menerpa. Bercermin pada kondisi dan fakta kelompok pemuda di kawasan pesisir NTB yang seringkali mengalami kesulitan dalam mengakses pekerjaan produktif di tengah berbagai tantangan pembangunan. Hal ini membutuhkan perhatian berbagai pihak tidak hanya sektor pemerintah, namun berbagai lapisan masyarakat termasuk organisasi-organisasi non pemerintah.

Peluang dan tantangan yang dihadapi pemuda pesisir

Melihat tantangan pembangunan pemuda pesisir, Nusa Biodiversitas Indonesia dengan fokus lembaga pada pemberdayaan masyarakat dan konservasi melakukan sebuah program percontohan terkait optimalisasi peran pemuda melalui pengembangan mata pencaharian alternatif. Desa Meninting, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat menjadi lokasi implementasi program ini yang sepenuhnya didukung oleh UnionAid New Zealand melalui program INSPIRASI, sebuah program peningkatan kapasitas bagi pemimpin muda di kawasan timur Indonesia. Adapun pendekatan yang digunakan dalam implementasi program ialah Co-design, sebuah pendekatan yang mengombinasikan riset kualitatif dan partisipasi aktif berbagai komponen masyarakat lokal dalam menciptakan solusi atas masalah yang mereka hadapi.

Sumber daya pesisir dan kelautan memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan. Pemanfaatan sumber daya kelautannya tidak hanya sebatas penangkapan ikan. Penjelasan gambaran terkait potensi kawasan pesisir ini disadari sepenuhnya melalui temuan-temuan pada tahapan eksplorasi bersama target komunitas pemuda pesisir dan stakeholder desa melalui penelitian awal dalam rangkaian program ini. 

Lebih jauh, potensi-potensi lainnya dapat tergambarkan lebih spesifik dan relevan untuk dikembangkan ke tahap implementasi program melalui salah satu rangkaian kegiatan co-design yaitu proses imagining. Potensi-potensi tersebut tergambar langsung dari kegiatan workshop melalui proses pendekatan pendalaman jawaban target komunitas pemuda atas setiap pertanyaan-pertanyaan pemantik.  Potensi-potensi tersebut dapat diidentifikasi dengan pendekatan pemetaan kekuatan.

Kekuatan personal dari mayoritas peserta menunjukkan bahwa mereka memiliki fleksibilitas waktu, keterampilan memasak, dan dukungan keluarga untuk beraktivitas di sekitar desa. Identifikasi kekuatan lainnya ditunjukkan dengan kesadaran mayoritas peserta bahwa mereka tinggal di kawasan pesisir dengan adanya potensi tangkapan ikan nelayan setiap hari, serta akses pasar, retail modern, dan bisnis hospitality yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Adapun peserta dalam workshop ini adalah pemuda usia 18-40 tahun berjumlah 20 orang (12 perempuan dan 8 laki-laki). Seluruh orang peserta ini kemudian menjadi penerima manfaat dari implementasi aksi program ini.

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi pemuda dalam mengakses pekerjaan produktif yang dapat teridentifikasi dari proses eksplorasi awal meliputi beberapa hal. Pertama, terbatasnya lapangan kerja di wilayah peserta, terutama pasca COVID-19 dan bencana gempa Lombok tahun 2018. Kedua, lemahnya kapasitas peserta terkait pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh penyedia lapangan pekerjaan. Selanjutnya, adanya tantangan yang merujuk pada keterbatasan akses sarana dan prasarana jika hendak mencari pekerjaan ataupun memulai usaha. Di samping itu, minimnya dukungan keluarga (orang tua atau suami) bagi peserta perempuan untuk mengakses pekerjaan yang berlokasi jauh dari tempat tinggal mereka. 

Beberapa harapan penting dari peserta muda dan stakeholder desa terkait tantangan mereka dalam mengakses pekerjaan produktif dapat menjadi atensi dalam implementasi program berikutnya yang meliputi beberapa aspek penting. Pertama, diperlukan upaya-upaya untuk mensinergikan kebutuhan industri di sekitar wilayah desa pesisir (hotel, restoran, dan retail modern) dengan potensi sumber daya lokal yang bisa diserap seperti kebutuhan tenaga kerja lokal dan pasokan produk yang berbasis sumber daya alam. Kedua, adanya harapan dari peserta pemuda untuk mendapatkan dukungan pemerintah, terutama dalam mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kapasitas pemuda dan fasilitasi dukungan lainnya terkait akses pekerjaan produktif. Ketiga, kaum muda perempuan yang telah menikah dan rentan terhadap permasalahan kesetaraan akses pekerjaan mempunyai harapan dalam keterlibatan mereka pada agenda-agenda pembangunan di desa yang dapat mengakomodir fleksibilitas waktu dan jangkauan terhadap program-program tersebut.

Energi produktif perlu akses pekerjaan produktif  

Berdasarkan gambaran permasalahan, potensi dan harapan yang teridentifikasi dari hasil penelitian awal, ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam menyalurkan peran pemuda dalam mendapatkan akses pekerjaan produktif. Salah satu yang menjadi fokus Nusa Biodiversitas dalam implementasi fase kedua dari program ini adalah mengembangkan sebuah program percontohan dalam pengembangan mata pencaharian alternatif berbasis olahan ikan. Adapun aktivitas-aktivitas dalam program ini berorientasi menjawab tantangan yang ditemukan dalam penelitian fase awal program. Pertama, dilakukan asesmen kebutuhan dengan industri dan lembaga pemerintah untuk dapat disinergikan dengan potensi sumber daya masyarakat pemuda dan potensi serapan olahan sumber daya alam ikan tangkapan nelayan di pesisir Desa Meninting. Melalui proses ini ditemukan alternatif untuk mengembangkan produk-produk olahan ikan. 

Untuk dapat menyiapkan produk hingga layak diserap industri, diperlukan keterampilan manajemen organisasi kelompok, manajemen keuangan, manajemen produksi, pengemasan, serta berbagai sertifikat perizinan. Selama proses implementasi program, output yang ditargetkan adalah pembentukan satu kelompok usaha bersama olahan ikan serta fasilitasi peserta muda dengan keterampilan terkait. Selain itu, capaian program pada fase dua ini berhasil menjalin kolaborasi proyek bersama Dita Ryan Amorisa, peserta program INSPIRASI cohort 2021, melalui dukungan donor asal Jerman, Laura Clause. Adapun dukungan ini lebih berfokus pada peningkatan kapasitas peserta muda pada adaptasi perubahan iklim termasuk fasilitasi workshop tentang ekonomi sirkuler, gender dan inklusi sosial.

Selama proses implementasi program, para peserta menunjukkan partisipasi aktif. Berdasarkan hasil evaluasi program, para peserta menunjukkan tingkat kepuasan melampaui 90 persen termasuk dalam hal penyampaian materi, penyediaan perlengkapan pelatihan, dan kemampuan fasilitasi program. Hal ini juga menjadi modal bagi Nusa Biodiversitas atas kolaborasi yang telah dibangun selama program dengan keberhasilan mengakses dukungan keberlanjutan program oleh Head of Embassy Fund (HEF) New Zealand di Jakarta. Harapannya melalui dukungan ini target yang hendak dicapai adalah peningkatan cakupan penerima manfaat, fasilitasi perlengkapan olahan ikan, dan dukungan perizinan yang memadai. Tujuannya untuk menembus pasar modern sehingga olahan ikan dapat menjadi mata pencaharian alternatif dan meningkatkan kesejahteraan kaum muda pesisir.

 

Info lebih lanjut

Budiman adalah Founder dan Director Nusa Biodiversitas Indonesia, Peserta Program INSPIRASI 2022. Budiman dapat dihubungi melalui budimanqub@gmail.com 

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.