Mencintai Bumi Tanpa Batas
Penulis : Ita Ibnu
  • Foto: Dok. Masyarakat Peduli Pinrang
    Foto: Dok. Masyarakat Peduli Pinrang

“Jika bukan karena sampah, saya tidak akan berkeliling Indonesia menjadi pembicara dalam beberapa forum dan menerima berbagai penghargaan” Ujar Ali Topan dengan bangga, sewaktu kami berdiskusi di Podcast Basuara beberapa waktu lalu. 

Ali Topan, seorang difabel daksa, setelah kecelakaan kerja yang dialaminya di tahun 2015 lalu mengakibatkan kedua kakinya lumpuh total dan membutuhkan alat bantu untuk beraktivitas. Sempat memengaruhinya, terkhusus rasa percaya diri, apalagi stigma tentang orang lumpuh yang hidup dari belas kasih, semakin membuatnya sempat terpuruk. 

Tak ingin berlama-lama larut dalam stigma dan keterbatasan, Ali Topan meyakinkan dirinya dan orang-orang di sekitarnya bahwa di tengah keterbatasannya dia mampu melakukan sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi orang banyak. 

Cara yang ditempuhnya pun terbilang menantang, Ali Topan memilih menjadi aktivis kemanusian dengan membentuk SAR di Kabupaten Pinrang bersama dengan teman-teman. Selain itu Ali juga aktif mengedukasi dan mendorong warga untuk peduli lingkungan terkait sampah. Ya sampah, pekerjaan yang bagi sebagian orang dianggap tak memiliki masa depan, anggapan yang sama diterima Ali dari keluarganya. Orang tuanya beranggapan bahwa pekerjaan mengolah sampah adalah pekerjaan yang paling rendah. 

Foto: Dok. Masyarakat Peduli Pinrang
Foto: Dok. Masyarakat Peduli Pinrang

Menjadi aktivis lingkungan memang bukanlah hal yang mudah, karena mindset warga terkait sampah sebagai hal yang kotor, jijik bahkan malu. Selain itu, kesadaran warga untuk memilah sampah domestic, organic dan non organic, membuang sampah di tempat pembuangan masih rendah. Butuh waktu untuk menanamkan kesadaran tersebut. Ali Topan percaya jika manusianya dibina dan didampingi, mereka pasti lambat laun pasti berubah. 

Keseharian Ali Topan tak jauh dari aktivitas kemanusiaan dan lingkungan. Sehari-hari bekerja sebagai petugas layanan operator di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Pinrang, dan sepulang kerja Ali Topan bersama teman-teman yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Peduli Pinrang aktif melakukan kegiatan bersih-bersih di beberapa lokasi. 

Namun, kegiatan ini tak cukup membawa perubahan yang berdampak signifikan bagi kesadaran masyarakat karena prinsipnya hanya memindahkan sampah ke tempat yang lain tanpa memberikan nilai tambah lainnya. Ali dan teman-teman kemudian mencoba kegiatan lainnya yaitu memilah sampah yang ternyata mampu mendatangkan keuntungan ekonomi. Selama ini, masyarakat memiliki kebiasaan membakar sampah sebagai solusi mengatasi sampah, padahal itu dapat merusak lingkungan dan menjadi salah satu penyebab perubahan iklim selain penebangan hutan tentunya. 

Merintis Bank Sampah 
Ali Topan bersama teman-teman mendirikan Bank Sampah Peduli Pinrang di tahun 2018 bermodalkan Rp.100.000 secara swadaya hingga kini. Ali dan teman-teman senantiasa memegang prinsip bahwa jika ada bantuan dari pihak lain, maka itu adalah bonus. Sehingga mereka tak menggantungkan diri dari mengharapkan bantuan. Inipula yang mendorong mereka untuk terus berpikir kreatif dalam mengelola sampah.  Salah satunya dengan pendekatan jemput pola, tim bank sampah menjemput sendiri sampah dari rumah ke rumah, sekolah dan kantor. Jika volume sampah yang akan diangkut kecil, maka Ali menjemput sendiri sampahnya. Untuk volume banyak, barulah tim bank sampah lainnya turun tangan. Nasabah menabung sampahnya dan dapat dicairkan setelah 3-5 bulan berikutnya karena jika langsung dicairkan nilai yang diterima nasabah hanya berkisar Rp.5000 per kg. Selain masyarakat umum, nasabah bank sampah juga berasal dari instansi pemerintahan, perkantoran dan sekolah. 

Foto: Dok. Masyarakat Peduli Pinrang
Foto: Dok. Masyarakat Peduli Pinrang

Saat ini sudah terdapat 1 bank sampah induk dan 15 bank sampah unit yang tersebar di beberapa lokasi di Kabupaten Pinrang. Jenis sampah yang dibeli adalah kertas, kemasan plastik gelas dan botolan. Harganyapun bervariasi antara Rp.1000 – Rp.2000/kg, dalam sebulan dapat mengumpulkan 300-400 kg sampah. 

Diversifikasi Program Bank Sampah 
Selain layanan jemput sampah di atas, Bank Sampah Peduli Pinrang juga mengembangkan beberapa program yaitu: Layanan Jemput Sampah Khusus acara Pernikahan, acara kantoran maupun hajatan yang membutuhkan jasa angkutan sampah. Sehingga pelaksana acara tak perlu lagi repot memikirkan bagaimana mengumpulkan dan mengangkut sampah-sampah dalam jumlah banyak tersebut. Dari layanan ini pula, bank sampah mendapatkan bayaran yang digunakan untuk membiayai operasional. 

Tak berhenti di situ, Ali dan teman-teman berinisiatif untuk membangun kesadaran dan tindakan warga melalui program ‘sedekah sampah’. Melalui gerakan ini Ali mengajak warga bersedekah dalam bentuk sampah tidak lagi menggunakan uang tunai. Masih memanfaatkan penjemputan dan pengelolaan sampah dari hajatan yang digelar masyarakat ataupun instansi perkantoran. 

“Ternyata ketika disampaikan bahwa sampah-sampah tersebut akan digunakan untuk sedekah, nasabah antusias dan terbukti program ini berjalan efektif. Hasil penjualan sampah ini kemudian digunakan untuk membeli beras dan minyak goreng, lalu dibagikan ke kaum duafa, membeli alat tulis buat anak-anak yang kurang mampu” jelas Ali.

Foto: Dok. Masyarakat Peduli Pinrang
Foto: Dok. Masyarakat Peduli Pinrang

Gerakan sedekah sampah ini kemudian yang paling banyak diminati oleh nasabar. Warga tak lagi merasa malu dan risih menjual sampahnya karena mereka tahu sampahnya digunakan untuk sedekah. 

Terakhir Ali dan teman-teman juga  mengembangkan program ‘Sampah Tukar Emas”. Setelah tabungan sampah nasabah mencapai 30 kg, mereka berhak mendapatkan emas mini murni seberat 0,025 gram dan dapat ditukarkan dengan emas 1 gram di emas Antam. 

Ke depan, mereka akan mengembangkan program “Sampah Tukar Sembako”. Dalam hitungan tertentu, jika tabungan nasabah telah mencukupi maka mereka dapat menukarkannya dengan sembako seperti gula, beras, minyak goreng dan lainnya. 

Bank Sampah Peduli Pinrang juga telah bekerja sama dengan bank konvensional dalam pembukaan rekening nasabah. Jika saldo nasabah telah mencapai Rp.100.000, maka Ali akan menghubungi pihak bank, sehingga pencairan dana akan langsung ke rekening nasabah yang bersangkutan.


Menuai Hasil dari Sampah 
Dari hasil mengelola sampah, bank sampah berhasil membeli kendaraan operasional 1 unit ditambah 1 unit hibah dari masyarakat. Selain itu di tahun 2020 mendapatkan 1 unit armada dan 1 unit pencacah plastik dari progam CSR yang dikelola PT. Garuda Indonesi. Berbagai bentuk dukungan ini, membantu kelancaran aktivitas bank sampah melayani nasabah. Hadirnya bank sampah ini juga membuka lapangan kerja baru bagi warga, bahkan beberapa permintaan untuk menjadi mitra bank sampah unit dari beberapa desa, diterima oleh Ali Topan. 

Selain itu, bank sampah Peduli Pinrang juga bekerja sama dengan Yayasan Peduli Negeri dan Unilever telah berjalan beberapa tahun terakhir, mereka menyuplai buku tabungan nasabahan.

“Walaupun keuntungannya tak menentu, kadang banyak, kadang sedikit tapi bukan itu yang kami nilai, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan adalah tujuan utama kami” tegas Ali. 

Kolaborasi dengan pemerintah daerah pun tak luput dijajaki oleh Bank Sampah Peduli Pinrang. Mereka saat ini sedang mendorong pemerintah untuk mencanangkan 1 desa/kelurahan 1 bank sampah.

Apa yang dilakukan oleh Ali Topan untuk menjaga lingkungan, mendapatkan apresiasi dari 
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ali Topan mendapat Penghargaan Khusus Kalpataru 2021 sebagai Pemuda Inspiratif Advokasi Lingkungan, merupakan penghargaan yang diberikan kepada mereka baik individu maupun kelompok yang dinilai berjasa dalam merintis, mengabdi, serta mengelola lingkungan hidup dan kehutanan. 

“Mimpi saya semoga bumi ini selalu dijaga, dibersihkan seperti halnya kita membersihkan diri sendiri” Ujar Ali Topan menutup perbincangan kami. 

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Bank Sampah Peduli Pinrang, kunjungi Instagram @bank_sampah_peduli_pinrang

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.