Di Kota Makassar setidaknya sebanyak 17 ton minyak bekas pakai atau minyak jelantah dapat dihasilkan setiap hari dari rumah tangga, hotel, restoran, dan pabrik makanan. Selanjutnya minyak jelantah ini kemudian berubah wujud menjadi minyak goreng curah dengan warna yang lebih jernih setelah dicampurkan dengan hidrogen peroxida (H2O2) dan dipanaskan.
Semakin banyaknya minyak jelantah yang beredar untuk dikonsumsi kembali dalam bentuk minyak curah menjadi hal yang mengkhawatirkan. Ada bahaya yang besar bagi kesehatan jika minyak jelantah dikonsumsi kembali. Di sisi lain bila dibuang begitu saja tanpa penanganan khusus, minyak jelantah dapat mencemari air dan tanah.
Peraturan Walikota Makassar terkait pengendalian minyak jelantah sendiri sudah ada, yakni Perwali Nomor 99 Tahun 2017 tentang Pengendalian Peredaran Minyak Jelantah. Perwali ini dipercaya adalah satu-satunya Perwali tentang pengendalian minyak jelantah di Indonesia. Tujuan Perwali Makassar yang ditandatangi oleh Danny Pomanto ini adalah untuk mengendalikan peredaran dan penjualan minyak jelantah di masyarakat.
Adalah Andi Hilmi Mutawakkil dan timnya di GEN Oil (Garuda Energi Nusantara) mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel yang kemudian didistribusikan ke nelayan di Pelabuhan Paotere sebagai alternatif bahan bakar perahu selain solar. Selama ini untuk proses pengolahannya menjadi biodiesel, GEN Oil menerima suplai bahan baku berupa minyak jelantah dari berbagai sumber dan dengan berbagai cara. Beberapa cara yang digunakan untuk memastikan bahan baku jelantah tetap ada yakni bekerjasama dengan mantan preman untuk mengumpulkan minyak jelantah dari restoran-restoran, kerjasama dengan pihak bank sampah sekolah-sekolah dan juga bank sampah komunitas. Berbagai upaya dilakukan GEN Oil untuk lebih memastikan ketersediaan bahan baku biodieselnya yang tak jarang disertai upaya-upaya edukasi dan penyadaran pula terkait bahaya minyak jelantah dan pemanfaatannya.
Pada 25 September 2019, Andi Hilmi Mutawakkil atau yang akrab disapa Hilmi menghadiri kegiatan Business Gathering 2019 yang diadakan oleh Bank Indonesia di Hotel Rinra Makassar. Gathering ini menghadirkan para pemangku kepentingan di Sulsel, seperti pemerintah, perbankan, pelaku usaha, akademisi, serta mitra Bank Indonesia. Hadir sebagai pemandu dalam sesi diskusi adalah Host ternama Andy Noya. Di kesempatan ini, Hilmi yang mewakili GEN Oil mempresentasikan praktik cerdas pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel. Ia menjelaskan tentang kegiatannya dari berbagai perspektif isu seperti lingkungan, kesehatan, ekonomi dan sosial. Tak lupa Hilmi juga mengajak korporasi yang hadir untuk bersama-sama peduli terhadap isu lingkungan dan kesehatan dengan bergabung dan mendukung kegiatan GEN Oil.
Gayung bersambut, beberapa perusahaan yang hadir seperti PT. Pelindo, PT. Semen Tonasa dan Bank Mandiri menyatakan ketertarikannya. Sebagai kelanjutan dari pertemuan tersebut, Bank Mandiri aktif berkomunikasi dengan GEN Oil guna mewujudkan kerjasama dan dukungannya.
Kerjasama antara Bank Mandiri dan GEN Oil diwujudkan dalam bentuk dukungan pendirian bank minyak jelantah yang akan menampung minyak-minyak bekas warga. Sebanyak tiga Bank Jelantah telah dibangun di Makassar. Dua unit dibangun di Jalan Rappocini dan satu unit jalan Kapasa Raya Daya.
Selama ini, tantangan dalam mendirikan Bank Jelantah salah satunya adalah terkait biaya pendirian. Untuk membuat 1 unit Bank Jelantah sederhana membutuhkan biaya kurang lebih 10 hingga 12 juta rupiah dan untuk yang lebih maju dilengkapi dengan peralatan yang lebih memadai membutuhkan biaya sekitar 15 sampai 16 juta rupiah.
Setiap Bank Jelantah didesain untuk mencakup wilayah Rukun Tetangga (RT) atau kurang lebih 100 kepala keluarga. Cakupan wilayah ini dipilih untuk memudahkan koordinasi mengingat jarak antar rumah yang lebih dekat.
Bank Jelantah dilengkapi dengan sistem administrasi, peralatan dan perlengkapan seperti timbangan, corong, plang, saringan, jerigen, buku tabungan, brosur dan stiker. Setidaknya 20 buah jerigen berkapasitas 5 liter disiapkan di masing-masing bank untuk menampung minyak jelantah dari warga. GEN Oil akan datang mengambil bila 10 jerigen telah terisi penuh.
Dalam pengoperasian Bank Jelantah, GEN Oil melibatkan tokoh masyarakat, ibu-ibu PKK dan para pemilik toko bahan campuran. Sebelum beroperasi, pengurus Bank Jelantah terlebih dahulu diberikan pelatihan administrasi dan pengelolaan oleh GEN Oil. Karena memilih konsep bank, maka masyarakat yang menyetorkan jelantahnya disebut nasabah dan wajib memiliki buku tabungan.
Setiap kali menyetor minyak jelantah, pengurus akan mengkreditkan di buku tabungan. Untuk setiap 1,5 liter minyak jelantah yang disetor, nasabah berhak mendapatkan 1 cup atau 240 ml minyak baru seharga 3 ribu rupiah. Beberapa aturan tambahan dikenakan untuk melatih kedisiplinan nasabah. Misalnya jika nasabah menghilangkan jerigen makan akan didenda dengan mendebet 10 ribu rupiah di tabungan.
Dalam kerjasama ini, nilai yang diperoleh dan ditawarkan kepada Bank Mandiri berupa branding (logo Bank Mandiri dicantumkan di beberapa bagian Bank Jelantah dan mural di sekitar bank), engagement dengan komunitas, dan partisipasi berkelanjutan. Selain itu stiker dengan logo Bank Mandiri juga terpasang di rumah-rumah warga nasabah Bank Jelantah selama 3 tahun dan di setiap jerigen. Melalui dukungan ini juga memudahkan Bank Mandiri untuk engage pada program selanjutnya dengan masyarakat misalnya untuk program literasi, pembinaan UMKM dan edukasi.
Selain mendukung pendirian Bank Jelantah, oleh Bank Mandiri dan GEN Oil di lingkungan sekitar bank juga dibuat mural dengan kampanye tema kesehatan diri dan lingkungan serta menyediakan ruang khusus pembinaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Total nilai total kerjasama pembangunan 3 Bank Jelantah dan pengembangan wilayah sekitarnya adalah kurang lebih 100 juta rupiah.
Bank Jelantah kerjasama Bank Mandiri dan GEN Oil telah diluncurkan pada tanggal 21 Desember 2019 di masing-masing lokasi. Masyarakat antusias dan menyambut baik kehadiran Bank Jelantah di wilayah mereka. Mereka berharap, kehadiran Bank Jelantah ini menjadi solusi untuk permasalahan limbah jelantah yang selama ini mereka hadapi. Harapannya akan ada banyak pihak-pihak lain baik swasta maupun komunitas yang turut ambil bagian dalam kegiatan Bank Jelantah bersama GEN Oil agar masalah kesehatan, sosial, lingkungan dan keterbatasan sumber energi terbarukan bisa teratasi.
Pengelolaan minyak jelantah menjadi biodiesel oleh GEN Oil dalam bentuk kewirausahaan sosial adalah salah satu praktik cerdas yang didokumentasikan dan dipromosikan BaKTI di panggung Festival Forum Kawasan Timur Indonesia VIII di Makassar tahun 2018.