Data itu mahal, tapi membangun tanpa data itu akan jauh lebih mahal. Hal ini karena tanpa data maka besar kemungkinan rencana yang dihasilkan tidak tepat sasaran. Permasalahan tidak akan selesai bahkan menjadi semakin besar dan akan butuh upaya yang lebih besar lagi untuk mengatasinya. Karena itu, perencanaan berbasis data mutlak diperlukan dalam menyusun kebijakan dan program pembangunan suatu wilayah.
Di Papua Barat, penggunaan data dalam proses perencanaan pembangunan telah disadari sebagai sebuah faktor penting dalam pembangunan. Melalui Program Strategis Peningkatan Pembangunan Kampung – Otonomi Khusus (PROSPPEK-OTSUS), penguatan sistem administrasi dan informasi kampung menjadi salah satu fokus pemerintah Provinsi Papua Barat. Sistem administrasi dan informasi kampung ini merupakan sebuah sistem database elektronik yang memuat data kependudukan, sosial dan ekonomi setiap penduduk dalam satu kampung.
Penguatan Sistem Administrasi dan Informasi Kampung pada program PROSPPEK OTSUS ini dimaksudkan untuk menunjang tujuan utama dari program ini yaitu meningkatkan tata kelola pemerintahan dan pembangunan di kampung dan distrik dalam bidang ekonomi dan pelayanan dasar yang dikhususkan bagi Orang Asli Papua (OAP). Kampung pun diharapkan dapat mengelola sistem data kampungnya secara mandiri untuk keperluan pemerintahan dan pembangunan kampung. Di samping itu, provinsi dan kabupaten/kota dapat menggunakan data tersebut untuk perencanaan dan penyusunan kebijakan.
Sistem administrasi dan informasi kampung bagi Papua Barat ini sebenarnya bukanlah hal baru. Sejak tahun 2017, program Sistem Administrasi dan Informasi Kampung (SAIK) telah diperkenalkan di Provinsi Papua Barat oleh program KOMPAK-LANDASAN. Sejak saat itu, perencanaan berbasis data pun telah didorong di seluruh wilayah program. Hasilnya, pada tahun 2019, sebanyak 70 kampung di Papua Barat telah memiliki database SAIK dan 63 kampung diantaranya memanfaatkan data SAIK untuk perencanaan kampung. Data SAIK yang sudah dimiliki oleh kampung pun menjadi rujukan untuk menganalisa permasalahan dan menentukan program kerja yang tepat untuk setiap tahunnya.
Seiring berjalannya waktu, evaluasi terhadap jalannya program SAIK terus dilakukan oleh program KOMPAK-LANDASAN. Program SAIK terus berkembang hingga pada akhir tahun 2019, SAIK mengalami pemutakhiran menjadi SAIK+. Adanya penyesuaian sistem SAIK+ dengan teknologi saat ini memungkinkan pemerintah daerah untuk mengintegrasikan SAIK+ dengan sistem informasi elektronik lainnya di daerah. Selain itu, terdapat penambahan variabel data yang dibutuhkan oleh pemangku kepentingan, terutama untuk agregasi data OAP.
Pada tahun yang sama pula, program SAIK+ dari KOMPAK-LANDASAN ini secara resmi diintegrasikan ke dalam PROSPPEK-OTSUS Papua Barat. PROSPPEK-OTSUS yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan di tingkat kampung/kelurahan dan distrik dalam bidang ekonomi dan pelayanan dasar khususnya bagi OAP ini membutuhkan ketersediaan data yang lengkap dan akurat, termasuk data terpilah OAP. Akhirnya, SAIK+ yang telah diterapkan di beberapa distrik dalam wilayah kerja KOMPAK-LANDASAN yaitu Kabupaten Manokwari Selatan, Kaimana, Fakfak dan Sorong akan direplikasi di seluruh wilayah Papua Barat. Dengan kata lain, seluruh wilayah Papua Barat akan memiliki SaiK+ sebagai sumber data yang lengkap dan akurat sehingga dapat menyusun perencanaan mereka berbasis data SAIK+ yang mereka miliki.
Komitmen pemerintah Provinsi Papua Barat untuk menciptakan pembangunan berbasis data di seluruh wilayah ini menjadi faktor utama terealisasinya pelembagaan program SAIK+ KOMPAK -LANDASAN di Papua Barat. Bukan hanya SAIK+, PROSPPEK-OTSUS pun memfokuskan penguatan sinergi bidang kampung dalam sasaran kegiatannya. Dengan demikian, program sinergi perencanaan kampung dengan unit layanan dasar masyarakat yang telah diperkenalkan dan dijalankan program KOMPAK-LANDASAN sejak tahun 2019 di Papua Barat pun juga secara resmi diintegrasikan ke dalam PROSPPEK-OTSUS Papua Barat.
Direplikasinya program SAIK+ ini juga berarti seluruh wilayah akan melakukan proses penyiapan aplikasi SAIK+ hingga nanti benar-benar dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Proses penyiapan SAIK+ ini diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan pada seluruh keluarga dalam satu wilayah kampung. Proses pengumpulan data ini dilakukan menggunakan form data SAIK+ yang variabel datanya telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Proses pendataan ini memerlukan wawancara dan observasi dalam pelaksanaannya. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan diinput ke dalam aplikasi SAIK+. Namun, sebelum diinput, data-data yang ada akan melewati proses verifikasi atau validasi terlebih dahulu untuk menghindari adanya kesalahan dalam pendataan. Setelah diinput, aplikasi SAIK+ akan menunjukkan semua data kependudukan yang telah dimasukkan dan dapat diakses untuk berbagai kebutuhan akan data.
Proses penyiapan SAIK+ ini terbilang tidaklah mudah. Dalam pelaksanaannya sendiri, masing-masing kampung akan menunjuk kader kampung. Kader kampung adalah orang-orang potensial yang berasal dari kampung tersebut yang membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan kampung. Kader kampung inilah yang juga akan bertugas untuk menyiapkan data SAIK+ di kampungnya mulai dari proses pendataan hingga penginputan. Namun sebelum itu, Kader-kader yang akan melakukan penyiapan data SAIK+ ini tentu saja membutuhkan kapasitas yang cukup untuk menjalankan tugasnya. Untuk itu, mengawali penyiapan data SAIK+, pelatihan Kader SAIK+ dilakukan untuk melatih kader kampung dalam menyiapkan data SAIK+ mulai dari pendataan hingga penginputan data ke dalam aplikasi.
Bekerjasama dengan program KOMPAK-LANDASAN, pelatihan kader SAIK+ ini dilakukan mula-mula di empat wilayah dampingan program KOMPAK-LANDASAN yaitu Manokwari Selatan, Kaimana, Fakfak dan Sorong. Pelatihan ini diikuti oleh kader-kader perwakilan dari seluruh kampung dalam wilayah empat kabupaten tersebut. Sejumlah 618 kader dari 425 kampung mengikuti kegiatan pelatihan kader SAIK+ di Kabupaten Fakfak, Kaimana, Manokwari Selatan, dan Kabupaten Sorong. Untuk selanjutnya, pemerintah Papua Barat telah berkomitmen untuk melakukan pelatihan kader SAIK+ ini di seluruh wilayah Papua Barat.
Selain memperoleh pengetahuan tentang pengenalan dan pengoperasian aplikasi SAIK+, pengenalan format pendataan keluarga, tata cara melakukan pendataan serta teknis penginputan data ke dalam aplikasi SAIK+, kader juga diberi pengetahuan mengenai pengelolaan data agar mampu menginterpretasi dan memanfaatkan data SAIK+ untuk berbagai keperluan nantinya. Di samping itu, para kader juga memperoleh pemahaman mengenai program PROSPPEK-OTSUS untuk mengimplementasikan kebijakan umum program tersebut di wilayahnya. Pelatihan ini difasilitasi oleh fasilitator SAIK+ di tingkat provinsi yang terlebih dahulu telah dilatih pada kegiatan Training of Trainer Penguatan SAIK+ pada akhir 2020 lalu. Para fasilitator berasal dari sejumlah instansi terkait seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK), Bappeda, Dinas Dukcapil, Dinas Sosial, maupun Badan Pusat Statistik.
Bagi para kader sendiri, kesempatan untuk berkontribusi bagi kampung menjadi sebuah kebanggan tersendiri. Seperti yang dirasakan oleh Chentya Ginuni dari Kampung Pahgernkindik, Distrik Fakfak Barat, “Dengan menjadi kader, kita bisa menjadi bagian dalam perubahan di kampung kita.” Ungkapnya saat mengikuti pelatihan kader SAIK+ di Kabupaten Fakfak.
Sejalan dengan Chentya, Obeth Naguasai, Kader dari Kampung Foroma Jaya, Kabupaten Kaimana pun mengakui bahwa apa yang dilakukannya sebagai kader adalah demi kemajuan kampungnya, “Kami bersemangat mengikuti kegiatan ini karena demi kampung kami sendiri ke di masa depan bisa lebih baik,” ungkapnya.
Para kader yang hadir ini, sebagian melewati perjalanan yang jauh untuk mengikuti kegiatan pelatihan kader SAIK+ ini. Di Kabupaten Kaimana misalnya, sebagian besar kampung harus ditempuh melalui jalur laut. Beberapa kampung bahkan ditempuh dengan perjalanan menggunakan darat dan laut lebih dari satu hari perjalanan. Begitu pula di Kabupaten Sorong, sejumlah kampung harus ditempuh melalui perjalanan darat belasan jam dengan kondisi jalan yang rusak parah. Bahkan ada kampung yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan. Namun kehadiran mereka semua untuk berlatih menyiapkan data SAIK+ ini tentu perlu diapresiasi dan menjadi optimisme bagi pembangunan Papua Barat.
Hadirnya SAIK+ di Papua Barat ini merupakan proses yang panjang. Proses ini sendiri pun berjalan bersama dengan komitmen pemerintah baik dari provinsi, kabupaten hingga distrik dan kampung. Harapannya adalah seluruh kampung dapat mewujudkan perencanaan yang sinergis dan berbasis data dengan menggunakan sistem informasi kampung yang dikelola sendiri oleh pemerintah kampung bersama dengan kader kampungnya.