Kebijakan Whatsapp Picu Kesadaran Privasi Warganet
Penulis : Matahari Timoer
  • https://www.enisa.europa.eu/
    https://www.enisa.europa.eu/

Awal 2021 (Kamis, 7 Januari) santer informasi tentang update persyaratan layanan dan kebijakan privasi Whatsapp. Aplikasi pesan paling popular ini dipercaya “memaksa” mengambil data pribadi penggunanya untuk dimanfaatkan Facebook. Informasi ini menurut saya merupakan momen yang menumbuhkan kesadaran warganet tentang betapa pentingnya mengendalikan privasi mereka di era digital.

Dampak dari sebaran informasi tersebut membuat beberapa pengguna Whatsapp mulai beralih ke aplikasi lain, seperti Telegram, Signal, dan Wire. Alasan mereka rata-rata simpel: Tidak mau datanya diambil Facebook untuk kepentingan Bisnis.

Terpicunya kesadaran warganet untuk mengendalikan privasi merupakan kabar baik. Harapannya mereka dapat mengurangi kebiasaan standar pengguna aplikasi berbasis Android, seperti asal instal berbagai aplikasi tanpa memedulikan pemberian izin aplikasi tersebut untuk mengakses data yang tersemat pada smartphone mereka.

Belum lagi kebiasaan mengumbar “apapun” yang mereka alami di media sosial. Kita tahu sendiri beberapa warganet sangat terbuka sekali mengabarkan ke mayantara tentang apa yang mereka rasakan, inginkan, kesalkan, dan segala hal yang amat pribadi

Terkait informasi tentang pengambilan data pribadi, Whatsapp memberikan klarifikasi.

WhatsApp menjelaskan bahwa pihaknya telah membagikan data terbatas dengan Facebook di ranah backend sejak 2016. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur perusahaan. Dalam kebijakan terbaru yang diumumkan awal 2021 ini, tidak ada perubahan tentang berbagi infrastruktur backend ini. WhatsApp menegaskan bahwa update awal 2021 ini menekankan pada perpesanan WhatsApp Business, yang kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk percakapan WhatsApp-nya. Artinya, percakapan yang terjadi pada akun bisnis tersebut akan disimpan di server Facebook. Meski demikian, pengguna masih diberikan kebebasan untuk memilih, apakah mereka ingin berinteraksi dengan akun bisnis tersebut atau tidak.”

Kutipan ini saya ambil dari Kompas.com dengan judul “Klarifikasi WhatsApp soal Kebijakan Berbagi Data dengan Facebook” Saya sarankan membaca tautan ini agar bisa dipahami lebih detail.
 

Image removed.

Yang perlu disadari oleh warganet adalah, sebagian besar aplikasi (bukan cuma Whatsapp) mengumpulkan data dari pengguna. Untuk beberapa aplikasi, data dapat menjadi sangat penting untuk melancarkan berbagai fitur – seperti halnya dengan aplikasi navigasi dan pemetaan yang mengandalkan data posisi. Aplikasi sering kali meminta akses ke informasi pribadi yang berlebihan. Namun demikian, sebagian besar pengguna tidak berpikir dua kali sebelum memberikan persetujuan atas informasi yang diminta aplikasi. Pengembang, pada gilirannya, terkadang memberikan data ini kepada raksasa perangkat lunak seperti Facebook dan Google yang biasanya untuk kepentingan iklan.

Inilah saatnya warganet menyadari data apa yang dikumpulkan aplikasi dan siapa yang mengakses data tersebut. Cara paling gampang untuk mengetahuinya adalah dengan membuka setingan privasi aplikasi yang terinstal di smartphone kita.

Dari menu setting Apps, pilih tab Downloaded.

Akan terlihat daftar semua aplikasi yang terpasang.

Klik aplikasi yang ingin Anda lihat dan ubah daftar permission-nya.

Klik “permissions” untuk menampilkan penjelasan apa saja akses yang kamu Berikan.

Kalau mau mengubah, tinggal tap pilihan “Allow”, “Deny” atau “Allow only while using the app”

Kamu juga bisa mengetahui apa saja yang diakses oleh aplikasi dan ke mana mereka menyetorkan datanya dengan bantuan aplikasi lain. Layanan ini diberikan oleh exodus dan appcencus. Kedua layanan web ini memberikan informasi lebih lengkap dan analisisnya. Aplikasi apapun yang kamu instal sebaiknya cek melalui layanan ini.

Exodus bisa mencari pelacak tersemat (tracker) yang biasanya mengumpulkan data pengguna, serta data penggunaan aplikasi. Platform ini juga memeriksa berbagai izin yang diperlukan aplikasi untuk berfungsi dengan baik di smartphone. Ini adalah analisis yang berguna dan memberikan gambaran tentang apa yang dapat dilakukan aplikasi, karena sebagian besar pengguna (secara sadar atau tidak) menyerahkan data yang diminta aplikasi.

Sedangkan Appcencus menganalisis dan melaporkan informasi pribadi yang dikumpulkan dan dibagikan oleh aplikasi Android gratis dengan pihak ketiga melalui internet. Setiap aplikasi diuji untuk mendapatkan sifat dan jumlah informasi yang diakses, serta dengan siapa informasi itu dibagikan. Laporan analisis juga menyediakan data yang diakses saat digunakan, serta data yang dapat diaksesnya tetapi tidak digunakan. Tes Facebook, misalnya, memberikan hasil yang menunjukkan bahwa aplikasi ini tidak mengakses atau membagikan informasi apapun yang dilindungi izin. Namu tentu saja, kebanyakan pengguna biasanya memberikan izin penuh kepada Facebook untuk mengakses data mereka.

Jadi, sebenarnya kita sendiri dapat mengendalikan data pribadi, apakah mau kita berikan ke perusahaan pengembang aplikasi atau tidak. Ini soal data yang diakses oleh platform digital. Beda lagi dengan informasi lain yang kadang –disadari atau tidak— disebarkan sendiri oleh pengguna, seperti identitas politik, nomor telepon, tanggal lahir, segala kegiatan mereka bahkan anggota keluarga. Ya, semua kembali ke diri kita sendiri meskipun platform digital yang membuat aplikasi tentunya memiliki cara untuk mengakses informasi melalui gadget kita. Eh iya, kalau mau lebih banyak belajar tentang privasi, coba aja ke https://privasi.id.

#kendalikanprivasimu

Artikel ini bersumber dari: https://mataharitimoer.com/kebijakan-whatsapp-picu-kesadaran-privasi-warganet/-8451/

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.