INSPIRASI Alumni Hui 2025 sukses diselenggarakan di Manado selama tiga hari, dari tanggal 30 Mei hingga 1 Juni 2025 dengan mengangkat tema “Alumni Contribution and Collaboration for Sustainable Future”. Kegiatan yang dihadiri oleh 59 alumni dan peserta Cohort 2025 serta Staf Kedutaan New Zealand Jakarta, Kemenpora RI, UnionAID dan BaKTI ini menjadikannya ruang temu lintas angkatan yang penuh semangat kolaboratif, reflektif, dan perayaan karya.
Hari Pertama – Pameran, Kolaborasi, dan Eksplorasi Kota
Hari pertama kegiatan yang bertempat di Hotel Luwansa Manado diawali dengan Tari Kabasaran, sebuah tarian perang tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara, yang melambangkan keberanian dan semangat juang para prajurit.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Manado, Steven Tumiwa S.Pd, M.Pd mewakili Pemerintah Kota Manado. Hadir juga memberikan sambutan adalah Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Global Kemenpora RI Bapak Esa Sukmawijaya, Direktur Yayasan BaKTI Bapak Muhammad Yusran Laitupa, Program Manager INSPIRASI dari UnionAID Christina Marcham, serta Development Counselor Kedutaan Besar Selandia Baru untuk Indonesia Bapak Kirk Yates yang hadir secara daring. Acara pembukaan menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali nilai kebersamaan dan semangat perubahan yang diusung oleh INSPIRASI.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pameran produk dan karya alumni, yang menampilkan kerajinan tangan, makanan olahan, kain tenun, kopi lokal, dan hasil kerja dari komunitas dampingan di berbagai daerah. Pameran ini menjadi sarana berbagi inspirasi dan saling belajar antar alumni. Pada sesi berikutnya, peserta terlibat aktif dalam diskusi pengembangan website alumni dan merancang rencana kegiatan kolaboratif satu tahun ke depan.
Menjelang sore, alumni diajak untuk menjelajahi kota Manado melalui aktivitas schavenger hunt, yang tidak hanya memacu kerja tim, tetapi juga memperkenalkan peserta pada budaya dan tempat ikonik di kota tersebut. Hari pertama ditutup dengan makan malam bersama, networking night, serta pengumuman pemenang schavenger hunt, memperkuat semangat kekeluargaan di antara peserta.
Hari Kedua – Massive Action: Kolaborasi Nyata di Lapangan
Hari kedua menjadi puncak dari kegiatan kolaboratif dengan pelaksanaan Massive Action. Dalam kegiatan ini, alumni bekerja sama dengan 7 organisasi lokal dari Manado, Bitung, dan Tomohon yakni Tasik Oki berfokus pada konservasi satwa, Komunitas Dinding Manado & Sahabat Pelangi yang berfokus pada pendidikan inklusif, Swara Parampuang Sulut pada isu perlindungan dan pemberdayaan perempuan, Seasoldier dengan isu lingkungan laut dan perubahan iklim, Kaleb Sulut dengan isu disabilitas, dan Institut Mapanntik pada isu jurnalistik dan masyarakat adat.

\Massive Action ini melibatkan 59 alumni dan Cohort 2025, 183 peserta dari komunitas, dan 14 anggota organisasi mitra, menjadikannya aksi kolaboratif berskala besar yang memberikan dampak langsung ke masyarakat lokal. Kegiatan dilakukan dalam berbagai bentuk seperti kelas inspirasi, lokakarya, kampanye lingkungan dan ruang ekspresi masyarakat.

Di sela kegiatan, panitia juga menyediakan layanan konseling dengan psikolog klinis bagi alumni yang memerlukan dukungan psikologis. Layanan ini dimanfaatkan oleh alumni yang telah mendaftar sebelumnya dan menjadi salah satu bentuk kepedulian terhadap kesehatan mental alumni sebagai bagian dari keberlanjutan pengembangan kapasitas personal.
Hari Ketiga – Komitmen terhadap Lingkungan dan Perayaan Perpisahan
Pada hari terakhir, alumni terlibat dalam aksi carbon offsetting yang berlokasi di Pulau Bunaken bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Bunaken, Pemerintah Kecamatan Bunaken Kepulauan dan No Trash Triangle Initiative (NTTI) yang memberikan edukasi proses pemilahan sampah setelah kegiatan clean-up, termasuk jenis-jenis sampah dan cara memilahnya. Selain itu, NTTI juga menyediakan kapal untuk mengangkut sampah laut yang sudah dipilah dari lokasi kegiatan menuju mainland (Manado) untuk proses penanganan lebih lanjut. Kegiatan ini berhasil mengumpulkan 571 kilogram sampah.
Aksi lain yang dikerjakan adalah penanaman 250 bibit mangrove di Pantai Pangalisang, Pulau Bunaken yang mencerminkan komitmen INSPIRASI terhadap keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Setelah kegiatan lingkungan, peserta menikmati waktu santai bersama melalui aktivitas rekreasi, mempererat kedekatan personal dan profesional di antara alumni.
Kegiatan ditutup dengan farewell party yang menampilkan bakat-bakat alumni, persembahan seni, dan santap malam bersama, menjadi simbol perayaan solidaritas dan keluarga besar INSPIRASI. Perpisahan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru alumni untuk terus berkontribusi bagi komunitas mereka dengan semangat kolaborasi yang diperkuat dari Hui ini.
Residential Learning INSPIRASI 2025
Serangkaian dengan kegiatan Alumni Hui, dilaksanakan juga Residential Learning sebagai bagian penting dari Sustainable Development Course (SDC) Part 1 dari Indonesia Young Leaders Programme (INSPIRASI) 2025. Kegiatan ini berlangsung pada 2–13 Juni 2025 di Hotel Luwansa Manado, Sulawesi Utara dan diikuti oleh 10 peserta Cohort INSPIRASI 2025. Mereka adalah Orpha dari Organisasi Perempuan Adat Suku Namblong Kabupaten Jayapura, Jovan dari Yayasan Pohon Sagoe Maluku, Andi Rahman dari Burung Indonesia Halmahera, Andrew dari Yayasan KitongBisa Merauke, Mada dari LBH APIK Jayapura, Didi dari Organisasi AksesHUB Makassar, Sovia dari Yayasan Puge Figo Bajawa, Theodora dari Theo Dance dan Ruma Balajar Seram Bagian Barat, Noe dari Rappo Indonesia Makassar dan Pawan dari Konsorsium Untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi/KONSEPSI Lombok. Residential Learning sendiri bertujuan untuk memberikan landasan pemahaman mengenai pembangunan berkelanjutan serta memperkuat kapasitas peserta dalam riset dan pengembangan proyek aksi berbasis komunitas.
Hari pertama di minggu pertama (2-6 Juni 2025) dimulai dengan sesi pembukaan yang dipimpin oleh Christina Marcham, Program Manager INSPIRASI, serta tim pengajar dari UnionAID dan BaKTI. Peserta diperkenalkan pada tujuan program, struktur kegiatan, dan kode etik pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi refleksi awal, penyusunan ekspektasi, dan ice breaking.

Hari berikutnya diisi dengan berbagai sesi pembelajaran tematik yang meliputi Storytelling Workshop untuk membangun pemahaman nilai dan identitas peserta oleh Andi Arifayani, Pengantar riset dan prinsip-prinsip dasar penelitian oleh Veronika Kanem, Pemahaman konsep pembangunan berkelanjutan, HAM, demokrasi, dan kesetaraan gender.
Peserta juga belajar mengenai konsep-konsep dasar seperti power, agency, equity, dan equality yang dibawakan oleh Victor Matanggaran, Pendekatan Systems Thinking, Pemangku kepentingan dalam pembangunan oleh Yusri, Prinsip dan metodologi penelitian partisipatif, termasuk etika penelitian dan kesadaran bias.

Di sela kegiatan, peserta juga mendapat sesi khusus konseling bersama Psikolog klinis Junita Priskila Rotinsulu. Sesi ini ini dirancang untuk memastikan setiap peserta mendapatkan ruang aman untuk berbagi, merefleksikan tantangan pribadi, dan membangun strategi penanganan stres yang lebih adaptif selama program berlangsung.
Memasuki pekan kedua Residential Learning (9-13 Juni 2025), peserta belajar mengenai isu-isu pembangunan berkelanjutan dalam konteks lokal di Indonesia melalui beberapa sesi luring dan daring dari narasumber yang berpengalaman dibidangnya yakni perencanaan dan pembangunan daerah oleh Lusia Palulungan Program Manager INKLUSI-BaKTI, pemahaman tentang masyarakat adat Indonesia bersama Rikson Karundeng dan Gerard dari Institut Mapantik, analisis kontekstual pembangunan partisipatoris di Indonesia Timur bersama Prof. Darmawan Salman Dosen Fakultas Pertanian UNHAS, masyarakat dan budaya di Indonesia timur oleh Anwar Rahman, sesi advokasi dan kampanye oleh Jimmi Silitonga Head of Production BBC Indonesia, hak asasi manusia oleh Satryano Pangkey Direktur LBH Manado, sesi konteks lokal politik, tata pemerintahaan dan peran CSO oleh Muh. Ilham Program Manager Humanis dan Sesi Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan oleh Reza Rieuwpassa Operation Manager BaKTI.
Di penghujung kegiatan, peserta menyusun dan mempresentasikan refleksi serta rencana proyek aksi mereka. Sesi Review and Reflection menjadi sesi penting untuk menggambarkan transformasi personal dan profesional yang dialami peserta selama kegiatan berlangsung.
Residential Learning INSPIRASI 2025 telah memberikan pengalaman belajar yang mendalam, memperkuat pemahaman teoritis sekaligus membangun jejaring antar peserta. Dengan bekal ini, peserta diharapkan mampu melanjutkan riset dan proyek komunitas secara lebih partisipatif dan kontekstual di tahapan program berikutnya.
