Pada tahun 2018, Yayasan BaKTI menghadirkan praktik cerdas pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel dengan pendekatan kewirausahaan sosial di panggung Festival Forum Kawasan Timur Indonesia ke 8 di Makassar. Adalah Garuda Energi Nusantara atau disebut GEN Oil yang digawangi oleh Andi Hilmy Mutawakkil, pengampu praktik cerdas ini.
Dari survey yang telah dilakukan GEN Oil, setiap ibu-ibu rumah tangga rata-rata menghasilkan 50-100 ml jelantah per hari atau sekitar 5 kilogram perbulan. Di wilayah perkotaan seperti kota Makassar sendiri terdapat 300 ribu rumah tangga, yang artinya ada potensi hingga 1 juta liter setiap bulannya yang dapat diserap menjadi biodiesel. Jumlah ini belum termasuk dari sumber pelaku usaha seperti perhotelan, kuliner, industri makanan dll. Saat ini GEN Oil baru menyerap 15-30 ribu liter setiap bulannya dari pemberdayaan 30 unit bank minyak jelantah di Makassar.
Jika sebelumnya wilayah kerja GEN Oil hanya fokus di kota Makassar dengan bank jelantah yang tersebar di beberapa titik, tahun 2022 perusahaan energi yang digagas sekelompok anak muda ini melebarkan sayap ke desa-desa di Kabupaten Pangkep.
Gen Oil bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pangkep melalui dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa) mulai menghimpun jelantah dari rumah tangga. Di awal kerjasama, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) memfasilitasi pertemuan antara pihak GEN Oil dan sejumlah pemerintah desa (pemdes). Beberapa Pemerintah Desa dikumpulkan melalui Posyantek (penyuluh teknologi tepat guna desa), guna mendiskusikan lebih jauh kegiatan pengembangan Bank Jelantah di desa-desa yang ada di Kabupaten Pangkep.
Dari segi bisnis model GEN Oil menciptakan platform bank minyak jelantah dengan melibatkan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan yang peduli untuk bekerjasama menghadirkan bank minyak jelantah RTRW dengan konsep pemberdayaan. CSR perusahaan berperan memfasilitasi infrastruktur unit bank minyak jelantah. 1 unit bank minyak jelantah dirancang untuk dapat menjangkau 300 nasabah dan dikelola swadaya oleh masyarakat dengan konsep sharing ekonomi.
Minyak goreng bekas atau minyak jelantah, yang biasanya hanya dibuang, oleh GEN Oil melalui Bank Jelantah dapat ditukar dengan minyak yang baru. Minyak jelantah yang telah dikumpulkan kemudian diolah menjadi bio diesel. Biodiesel, salah satu energi alternatif untuk menggerakkan mesin diesel seperti mesin mobil truk, mesin pabrik, pembangkit listrik dan juga motor perahu yang digunakan nelayan.
Pada saat sosialisasi program Bank Jelantah dilakukan, antusiasme warga di luar ekspektasi GEN Oil, lebih dari 200 perwakilan rumah tangga hadir. Saat ini, Bank Jelantah sudah ada beberapa unit, salah satunya di Kecamatan Mandalle, Desa Coppo Tompong. Bank Jelantah di desa ini dikelola 1 agen yang mencakup 300 rumah tangga di wilayah kerjanya.
“Kami sedang menjangkau 1.000 nasabah baru dan 5 agen lingkungan. Secara bertahap akan diupayakan sampai 6 ribu rumah tangga di Kabupaten Pangkep menjadi penerima manfaat program Bank Jelantah” ungkap Hilmy.
Mekanisme kerjasama pengelola Bank Jelantah di desa memberdayakan masyarakat sebagai agen setempat. Adapun proporsi sharing ekonominya adalah 20% dari nilai jelantah yang dikumpulkan. Untuk nasabah sendiri yang kebanyakan adalah ibu-ibu rumah tangga akan mendapat nilai uang sebesar 4 ribu rupiah per kilogram untuk setiap jelantah yang disetorkan. Nilai ini dapat disimpan menjadi tabungan yang kemudian bisa dicairkan dalam bentuk minyak baru kemasan seperti yang dijual di pasaran. Bank Jelantah ini juga memberdayakan warung setempat sebagai penyedia minyak kemasan. Pelibatan ini sebagai bagian dari circular economy.
Pengembangan Bank Jelantah di Kabupaten Pangkep sebagai mata rantai suplai minyak bekas untuk pabrik biodiesel bekerjasama dengan pihak swasta dalam hal ini CSR Bank Sulselbar, Bank Mandiri, Astra dan Bank Indonesia. Dalam kerjasama ini, GEN Oil bertindak selaku penyedia platform, sementara pihak CSR menyediakan infrastruktur yang diperlukan.
Dalam operasional Bank Jelantah, Gen Oil bekerja dengan perseorangan dan agen lingkungan. Agen lingkungan adalah mereka yang menjadi pengelola penimbangan jelantah di unit bank. Untuk mempermudah komunikasi nasabah dan pengelola Bank Jelantah, tiap agen memiliki grup WAnya masing-masing untuk wilayah kerjanya.
“Kami mengupayakan setiap titik tidak ada lagi minyak yang terbuang atau dikonsumsi berulang oleh masyarakat. Dengan 300 nasabah per lokasi, kurang lebih ada 1.500 liter jelantah yang bisa dikumpulkan agar tidak menjadi masalah lingkungan” ujar Hilmy yang juga sebelumnya aktif dalam kegiatan-kegiatan HIPMI PT.
Saat ini Hilmy terus giat mengupayakan lebih banyak lagi CSR yang mau kolaborasi agar upaya perluasan manfaat dari program berkelanjutan ini bisa hadir di setiap rumah masyarakat sekitar.
memungkinkan menyerap semua jelantah yang masuk per hari karena penggunaan teknologinya lokal, sehingga volume produksi bisa disesuaikan.
Lokasi pabrik Pangkep tepatnya di Jl. Kelapa Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep. Untuk operasional pabrik pengolahan jelantah, tim yang bekerja terdiri dari 5 orang tenaga lokal. Hilmy menargetkan ada 30 titik di Kabupaten Pangkep. Saat ini 5 titik dicover oleh CSR Bank Sulselbar. Beberapa lokasi bank minyak jelantah di Pangkep nanti akan dikelola oleh Bumdes (Badan Usaha Milik Desa). Pengumpulan minyak jelantah oleh masyarakat, juga berkolaborasi dengan penyuluh teknologi tepat guna desa (Posyantekdes).
Kebutuhan akan bahan bakar diesel hari ini sangat besar jumlahnya, dimana kebutuhan ini dapat disediakan dari biodiesel bersumber dari minyak jelantah. Jumlah produksi GEN Oil saat ini masih jauh lebih kecil dari kebutuhan pasar, olehnya mereka lebih banyak berfokus untuk mendapatkan suplai bahan baku dan mengendalikan harga pokok produksi.
GEN Oil menggandeng CSR untuk bisa sama-sama memperluas dampak dan penyerapan limbah jelantah di masyarakat. Selain itu juga menargetkan lebih banyak lagi pihak swasta yang menyerap produk akhir seperti pelaku industri yang membutuhkan BBM diesel untuk operasional, salah satunya pabrik semen yang kebutuhannya lebih dari 1 juta liter setiap bulannya.
Selain sedang mengupayakan agar ada lebih banyak lagi CSR yang mengambil peran membantu memperluas dampak dari program bank minyak jelantah, GEN Oil juga sedang mengembangkan konsep Business to Government. Konsep ini diterjemahkan dengan membuat franchise pengolahan biodiesel di daerah/kabupaten dengan model kemitraan seperti yang ada di Pangkep. Hal ini tentu akan lebih efektif memperluas dampak yang diharapkan dalam penyediaan energi skala lokal dan berkelanjutan yang berbasis masyarakat.
Dalam 1-3 tahun ke depan GEN Oil merancang bisnis model dengan melibatkan setiap pemerintah daerah di Indonesia, menghadirkan model ini ke dalam program pemerintah guna menghadirkan solusi inovatif dan bernilai ekonomi yang akan menyehatkan masyarakat dan lingkungan dari dampak buruk minyak jelantah.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai praktik cerdas ini sila menghubungi:
Andi Hilmy Mutawakkil
CEO Garuda Energi Nusantara Oil
Email: genoil007@gmail.com