Di Balik Hadirnya Sistem Informasi dan Administrasi Kampung Foroma Jaya
Penulis : Halia Asriyani
  • Kader Kampung Foroma Jaya melakukan penginputan  Data� <br> Foto: Dok. Yayasan BaKTI
    Kader Kampung Foroma Jaya melakukan penginputan Data
    Foto: Dok. Yayasan BaKTI

Bu kami sudah selesaikan pendataan di Kampung Foroma Jaya. Kami mau belajar penginputan sekarang.” Ungkap Yance Nasua, Kepala Desa Foroma Jaya, Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat. Siang itu ia datang ke Kota Kaimana bersama dengan dua orang kader kampungnya. Kehadirannya yang tiba-tiba cukup mengagetkan bagi Ernawati Tanggarofa, Koordinator Distrik Kaimana untuk Program KOMPAK-LANDASAN. Padahal Erna sebenarnya menunggu kabar dari kepala kampung untuk diminta mendampingi proses pendataan di kampung tersebut, namun tak diduga justru sudah selesai.

Kaimana, daerah dengan julukan “Kota Senja Indah” ini memang memiliki pemandangan yang indah. Melihat matahari terbenam dari pinggir pantainya akan memberi pengalaman yang menyenangkan. Kaimana merupakan satu dari delapan kabupaten sasaran Program KOMPAK-LANDASAN di Papua dan Papua Barat selain Jayapura, Nabire, Asmat, Boven Digoel, Manokawari Selatan, Sorong dan Fakfak. Sebagaimana di kabupaten lainnya, di Kabupaten Kaimana, Program SAIK telah berjalan sejak tahun 2017 didampingi oleh Tim KOMPAK-LANDASAN.

Untuk program SAIK+ yang merupakan bentuk pemutakhiran dari Program SAIK, sejumlah 89 kampung di Provinsi Papua Barat menjadi wilayah sasaran program. Salah satu kampung itu adalah Kampung Foroma Jaya yang terletak di bagian timur Kabupaten Kaimana. Untuk mencapai kampung tersebut, terlebih dahulu kita harus melewati perjalanan darat sekira 10 kilometer. Perjalanan ini pun tidak mudah karena harus melalui jalan berliku dan berbukit serta sejumlah ruas jalan yang rusak. Tidak sampai di situ saja, setelahnya kita harus melanjutkan perjalanan dengan jalur laut melalui Kolam Sisir yang terletak di wilayah Kampung Marsi. Menumpang perahu dengan perjalanan kurang lebih 40 menit, barulah kita akan tiba di Kampung Foroma Jaya.

Image removed.
Kordis mengajarkan penginputan kepada 
kader kampung (kanan).  Kampung Foroma Jaya adalah
satu dari  89 kampung di Provinsi Papua Barat menjadi 
wilayah sasaran Program SAIK+
Foto: Dok. Yayasan BaKTI 


Foroma Jaya membentang dari pesisir hingga di atas bukit yang seluruhnya dihubungkan oleh jalan setapak. Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Kelapa, pisang, pinang dan umbi-umbian banyak ditemukan di kampung ini. Sayangnya Kampung Foroma Jaya masih menjadi wilayah yang tidak didukung dengan jaringan telepon dan internet sama sekali. Sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh tentang kampung ini. Padahal ada cukup potensi alam yang dapat dijelajahi di tempat ini.

Setelah bertemu dengan Ernawati, Koordinator Distrik Kaimana, yang menjelaskan tentang SAIK+ dan proses pengerjaannya, Pak Yance pun kembali ke kampung. Nyaris tidak ada kabar lagi mengingat tak ada jaringan telepon di kampung tersebut. Namun betapa terkejutnya Erna ketika lima haru kemudian ia memperoleh kabar dari Pak Yance bahwa proses pendataan di Kampung Foroma Jaya telah selesai dilakukan. Padahal menurut Erna, dirinya belum mengajarkan banyak hal mengenai pendataan. Ia justru menunggu kabar dari kepala kampung untuk dipanggil mendampingi kader dalam melakukan pendataan.

Pak Yance mengakui bahwa setelah mengetahui tentang Program SAIK+ oleh Program KOMPAK-LANDASAN ini, pihaknya langsung tertarik. “Saya tertarik karena memang saya liat proses pendataannya menunjukkan kalau data ini pasti akan akurat karena memang dikumpulkan secara langsung. Jadi saya langsung coba lakukan sendiri,” papar Pak Yance. Memang ia sendirilah bersama dengan sekretaris kampungnya yang mulai melakukan pendataan. Pendataan ini mereka lakukan sembari melakukan proses pemilihan dan penentuan kader kampung. Setelah dipilih dua orang kader kampung, Pak Yance sendiri pula yang menjelaskan dan mengajarkan tentang tata cara pendataan SAIK+. Proses pendataan pun dilanjutkan oleh kedua kader kampung ini hingga selesai.

Ketika menghubungi Erna bahwa pihaknya telah menyelesaikan pendataan, Pak Yance tengah berada di Kota Kaimana membawa kedua kadernya. Hari itu, Pak Yance bersama kedua kadernya menyewa penginapan di Kota Kaimana agar dapat melakukan verifikasi data dan belajar melakukan penginputan data SAIK+. Bersama Koordinator Distrik Kaimana, Selama satu hari mereka belajar menginput data SAIK+. Hasilnya pada hari itu mereka berhasil menginput 3 kepala keluarga dalam proses belajar tersebut.

Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah 4 hari setelahnya, kader kampung telah selesai menginput data seluruh penduduk di Kampung Foroma Jaya. Padahal sebelumnya mereka sempat terkendala oleh perangkat laptop yang rusak dan jaringan yang tidak maksimal. Dengan demikian, Kampung Forom Jaya pun menjadi kampung pertama yang telah menyelesaikan pendataan dan penginputan data SAIK+ dari 17 kampung yang menjadi sasaran program SAIK+ di Kabupaten Kaimana. “Saya tidak sangka Kampung Foroma Jaya bisa secepat ini. Bahkan bisa dibilang saya hanya memberikan pengantar saja dan sisanya dikerjakan sendiri oleh kampung,” ujar Erna, kagum.

“Kami semangat karena ini demi kampung kami sendiri ke depannya bisa lebih baik,” ungkap Obet Nagwasai, salah satu Kader Kampung Foroma Jaya. Para kader kampung memang adalah anak muda potensial yang berasal dari kampung tersebut. Mereka dipilih dan diangkat langsung oleh kepala kampung untuk bertugas dalam membantu sejumlah urusan administrasi kampung. Melihat semangat dari kepala kampungnya, mereka pun ikut terpacu untuk bekerja dengan maksimal. “Kami menggunakan laptop saja belum terlalu lancar, tapi kami mau belajar untuk pengerjaan SAIK+ ini. Terima kasih untuk LANDASAN yang sudah mendampingi kami,” Erik Nagwasai, satu kader lainnya, menambahkan.
 

Image removed.
Kepala Kampung dan Kader Kampung Foroma Jaya
Foto: Dok. Yayasan BaKTI


“Data SAIK ini lengkap sekali. Semua data yang kami perlukan untuk perencanaan kampung semua ada di situ,” kata Pak Yance. Dia melanjutkan, “Kita bisa buat program kampung yang baik dan tepat sasaran dengan data ini.”

Bapak Yance sendiri baru saja terpilih menjadi Kepala Kampung di kampung tersebut.      “Ini tahun pertama saya sebagai kepala kampung dan saya mau lakukan yang terbaik. Beruntung ada Program KOMPAK-LANDASAN yang mendukung kami,” katanya.

Memiliki sistem informasi yang lengkap memang akan sangat membantu dalam pemerintahan dan pembangunan kampung karena bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kampung. Sementara itu, menyadari pentingnya sistem administrasi dan informasi yang memadai, program Replikasi SAIK pun tengah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk seluruh wilayah di Papua Barat. Data SAIK tersebut nantinya diharapkan bisa terintegrasi dengan distrik, kabupaten dan instansi-instansi yang terkait seperti Dinas Dukcapil, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Badan Pusat Statistik maupun instansi terkait lainnya.

Proses pengerjaan SAIK+ ini sebenarnya adalah proses yang tidak bisa dikatakan gampang. SAIK+ ini mulai dikerjakan dengan memperkenalkannya kepada pemerintah provinsi, kabupaten hingga kampung. Selanjutnya menyiapkan kader kampung yang akan melakukan pendataan dari rumah ke rumah. Setelah data seluruh penduduk tersedia, langkah berikutnya adalah melakukan verifikasi data dilanjutkan dengan penginputan satu per satu data ke dalam aplikasi SAIK+. Meski demikian, ada semangat-semangat besar di antara sulitnya pekerjaan ini. Seperti yang ditunjukkan oleh Kepala Kampung bersama dengan Sekretaris dan Kader Kampung Foroma Jaya.

Semangat seperti inilah yang rasanya memberikan energi untuk terus bekerja dalam menyiapkan Sistem Informasi dan Administrasi Kampung bagi masyarakat Papua dan Papua Barat. Tim KOMPAK-LANDASAN menyadari bahwa dengan sistem administrasi dan informasi yang memadai, pembangunan akan berjalan dengan lebih maksimal dan terarah. Bertemu dengan orang-orang yang berpikiran demikian, rasanya seperti menemukan harapan besar terwujudnya pembangunan dan ketersediaan layanan dasar masyarakat yang berkualitas di Tanah Papua ke depannya.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.