Pengelolaan Anjungan NTB yang berfokus hanya pada konsep pariwisata dan pendidikan saja masih menjadi salah satu tantangan pemerintah daerah dalam memanfaatkan keberadaan Anjungan NTB sebagai salah satu media sarana informasi dan promosi mengenai keberagaman sumber daya alam yang memiliki potensi menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di NTB.
Otonomi daerah memberikan ruang Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam mengoptimalisasikan potensi sumber daya lokal yang dimiliki sehingga mampu mendorong kebijakan Pemprov NTB untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Nilai investasi yang berasal dari para pemodal akan menjadi indikator keberhasilan pemerintah daerah dalam menarik investor. Data Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB mengemukakan bahwa nilai investasi pada tahun 2018 sebesar 13,5 triliun rupiah dari target 14 triliun rupiah. Untuk tahun 2019 Dinas PMPTSP NTB menargetkan nilai investasi di NTB sebesar 16 triliun rupiah.
Dalam kerangka otonomi daerah maka keberadaan Anjungan NTB di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang juga merupakan representasi dari pemerintah daerah melalui Badan penguhubung Daerah NTB memiliki kewajiban untuk mengenalkan keberagaman potensi sumber daya alam yang ada di NTB. Penyampaian informasi potensi sumber daya alam yang dilakukan oleh pengelola Anjungan NTB di TMII akan memberikan pengetahuan bagi para investor mengenai peluang bisnis yang dapat dikembangkan sebagai bagian dari pembangunan ekonomi di era otonomi daerah.
Selain menjadi tempat hiburan bagi masyarakat, Anjungan Daerah NTB di TMII juga dapat difungsikan sebagai sumber informasi tentang kekayaan sumber daya alam dan potensi bisnis lainnya bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya di NTB. Apalagi jumlah wisatawan yang datang ke TMII dapat mencapai 5,5 juta orang dalam setahun. Ini berarti ada potensi promosi yang sangat baik di Anjungan Daerah NTB di TMII.
Sayangnya sektor yang dipromosikan melalui Anjungan NTB di TMII masih didominasi oleh pariwisata dan pendidikan yang ditampilkan dalam bentuk pameran dan diaroma kegiatan adat, pakaian adat, senjata khas, replika Gunung Rinjani, serta pameran foto-foto mengenai obyek wisata yang ada di NTB. Padahal NTB memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi NTB, pada tahun 2015-2017 sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 21 persen pada Pendapatan Domestik Regional Bruto Provinsi NTB. Mestinya peluang menanamkan investasi pada sektor pertanian di NTB juga dapat dikelola secara kreatif agar dapat menarik perhatian para investor untuk menanamkan modalnya di NTB.
Dalam hal mempromosikan potensi unggulan melalui Anjungan NTB di TMII, tata letak dan desain lansekap areal akan sangat memengaruhi aktivitas promosi potensi Provinsi NTB. Pengelola Anjungan NTB harus dapat menentukan alat dan media yang dapat digunakan untuk mempromosikan potensi daerah secara efektif dan efesien.
Memanfaatkan teknologi sebagai media informasi yang efisien dalam mempromosikan potensi daerah Provinsi NTB adalah pilihan yang terbaik saat ini. Untuk itu, ketersediaan data yang mendukung upaya promosi adalah hal krusial yang perlu segera dilengkapi. Kurangnya data, baik mengenai Anjungan NTB maupun mengenai potensi daerah yang akan dipromosikan dapat membuat upaya promosi menjadi tidak efektif dan bisa mengurangi minat investor untuk berinvestasi di provinsi ini.
Catatan kebijakan ini merekomendasikan agar Pemerintah Provinsi NTB dapat mengoptimalkan fungsi Anjungan NTB di TMII sebagai pusat informasi potensi bisnis bagi para calon investor. Pemetaan awal tentang komoditi pertanian dapat menjadi prioritas untuk menarik minat investor.
Konten promosi potensi daerah di Anjungan NTB perlu disesuaikan dengan tujuan besar TMII yaitu edukatif dan menghibur. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan penataan ulang lansekap taman yang sudah ada dengan penanaman berbagai komoditi sektor pertanian potensial untuk menarik minat investor. Salah satu sub sektor pertanian yang berpotensi untuk diperkenalkan adalah sektor perkebunan, hortikultura, dan buah-buahan.
Dalam hal kelembagaan, peran Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat sangat besar dalam menarik minat investor menanamkan modalnya di NTB. Kewenangan Gubernur dalam menempatkan aparatur pelayannya, membuat peraturan daerah, serta infrastruktur penunjang seperti penyediaan lahan dan informasi sangatlah penting.
Keterlibatan perangkat daerah lainnya yang terkait dengan upaya-upaya menarik investasi di NTB perlu juga diberikan kepada instansi terkait untuk membantu pengelola Anjungan NTB. Hal ini sebagai salah satu strategi keterbatasan anggaran pada pengelolaan Anjungan NTB. Sebagai contoh adalah Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB diberikan tugas sebagai penanggungjawab dalam hal pemeliharaan lansekap taman Anjungan NTB terutama terhadap tanaman yang merupakan komoditi unggulan NTB.
Ketersediaan informasi tentang potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta berbagai produk yang dihasilkan oleh BUMDes di NTB perlu juga mendapat ruang lebih pada anjungan sebagai salah satu upaya memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat NTB. Untuk itu, pelibatan Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Usaha untuk menarik investasi ke NTB diperlukan kerjasama yang terintegrasi sehingga, kebijakan yang ada di Anjungan NTB bukan hanya sebagai tanggungjawab pengelola saja melainkan Pemerintah Provinsi NTB secara umum. Keberadaan situs web yang secara khusus menyajikan potensi daerah seperti www.penghubung.ntbprov.go.id perlu dibenahi dan dikelola dengan lebih profesional. Hal ini disebabkan karena keberadaan portal media yang harusnya dapat memberikan data dan informasi ternyata tidak berfungsi secara maksimal.
Sistem informasi yang seharusnya juga memuat berbagai potensi yang ada di NTB untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan tidak terakomodir karena tidak aktifnya situs web tersebut. Untuk itu keberadaan situs web tersebut harus dihidupkan kembali tentunya dengan berbagai konten yang menarik agar dapat digunakan sebagai bahan referensi pengambilan keputusan pihak-pihak yang terkait yang dalam hal ini tentunya wisatawan dan investor.
Selain pemanfaatan lansekap taman sebagai media informasi dan promosi investasi, pemanfaatan kemajuan teknologi berupa teknologi wisata Virtual perlu ada pada Anjungan NTB. wisata Virtual atau disebut juga panoramic tour adalah sebuah simulasi dari suatu tempat yang benar-benar ada, biasanya terdiri dari kumpulan foto-foto panorama, kumpulan gambar yang terhubung oleh hyperlink, ataupun video, dan/atau virtual model dari lokasi yang sebenarnya.