Berbagi Pembelajaran Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia
Penulis :

Pentingnya berbagi pembelajaran dalam proyek pembangunan masyarakat terletak pada kemampuannya untuk mempercepat kemajuan, meningkatkan efektivitas, dan menciptakan keberlanjutan. Dengan berbagi pengalaman, pengetahuan, dan praktik terbaik, berbagai pihak dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain, sehingga menghindari kesalahan yang sama dan mengadopsi solusi yang telah terbukti berhasil. Dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan, kita dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain, sehingga dapat menghindari kesalahan yang sama dan mengadopsi praktik terbaik untuk mencapai tujuan pembangunan. 

Program BangKIT atau program pengembangan penghidupan masyarakat yang inklusif di pedesaan Kawasan Indonesia Timur bertujuan untuk meningkatkan akses peluang penghidupan bagi masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan dan kerawanan pangan di desa sasaran pada Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku, dan Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Program ini mendapatkan dukungan dari Japan Social Development Fund dan diadministrasikan oleh World Bank. Yayasan BaKTI dipercaya sebagai lembaga pelaksana yang bermitra dengan pemerintah daerah di kedua lokasi.

Pendekatan yang dilakukan Program BangKIT antara lain melalui pengembangan model perencanaan penghidupan yang inklusif dan partisipatif, serta terintegrasi dengan perencanaan pembangunan mulai dari level desa hingga kabupaten. Fokus program ini adalah meningkatkan kapasitas dan mengubah pola pikir dan pola kerja masyarakat dan pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan penghidupan berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimiliki, termasuk sistem pemantauan dan evaluasinya.

Dukungan pengembangan penghidupan yang diberikan Program BangKIT antara lain memfasilitasi musyawarah perencanaan penghidupan masyarakat desa yang inklusif, memfasilitasi sinkronisasi dan integrasi perencanaan penghidupan dengan perencanaan desa dan daerah, memfasilitasi beberapa pelatihan teknis yang diusulkan masyarakat, memberikan paket stimulan untuk memulai inisiatif yang telah direncanakan oleh masyarakat, mendampingi kelas belajar antar kelompok penghidupan, dan memfasilitasi pelaksanaan pemantauan dan berbagi pembelajaran di tingkat desa dan kecamatan.

Pendekatan yang dilakukan ini diharapkan bisa menjadi pembelajaran dan metode yang baru dalam melakukan perencanaan di masyarakat. Karena itulah, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memfasilitasi diadakannya kegiatan berbagi pembelajaran dari Program BangKIT. Kegiatan berbagi pembelajaran ini berlangsung pada 16 Juni 2026 di Jakarta.

Pertemuan ini dihadiri oleh Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, BAPPENAS, Kemenko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, perwakilan Bank Dunia, Wakil Bupati Seram Bagian Timur dan Perwakilan Pokja BangKIT Kabupaten Seram Bagian Timur, Wakil Bupati Sumba Barat Daya dan Perwakilan Forum BangKIT Kabupaten Sumba Barat Daya dan Yayasan BaKTI

Pertemuan ini diawali dengan penyampaian capaian Program BangKIT oleh Task Team Leader Program BangKIT di Bank Dunia, Enurlaela Hasanah terkait capaian-capaian program BangKIT. “Implementasi Program BangKIT telah dilaksanakan di dua kabupaten yaitu Seram Bagian Timur dan Sumba Barat Daya bukan hanya oleh tim program, tapi dari berbagai pihak. BangKIT tidak hanya memfasilitasi mengenai pelaksanaan dari suatu perencanaan tetapi juga membangun mekanisme kerja sama antara berbagai pihak, bagaimana merespon kebutuhan masyarakat.” Ungkap Ibu Enurlaela

Agenda kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Muh. Yusran Laitupa. “Beberapa pembelajaran yang kami dapatkan selama proses pendampingan Program BangKIT dua tahun ini antara lain pentingnya perencanaan yang benar-benar didasarkan kondisi dan potensi yang ada di desa yang dilakukan secara inklusif dan  partisipatif untuk bisa meningkatkan penghidupan masyarakat, pentingnya pendampingan yang benar-benar hadir untuk masyarakat,  dan pentingnya kolaborasi semua pihak mulai dari pemerintah desa hingga kabupaten dalam mendukung inisiatif-inisiatif masyarakat, termasuk dukungan anggaran.” Ungkap Pak Yusran.

Pada kesempatan ini, Ricky N. Djodjobo selaku Project Coordinator Program BangKIT melakukan pemaparan capaian-capaian program secara lebih detail dan proses pelaksanaannya di lapangan. Program BangKIT pertama kali diluncurkan di Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Sumba Barat Daya pada April 2023 dan mulai mendampingi 70 desa tertinggal dan sangat tertinggal sejak Agustus 2023. Pada Oktober 2024, pendampingan diperluas dengan menambah 13 desa replikasi sehingga kini total terdapat 83 desa sebagai dampingan.

Selama dua tahun masa program, setidaknya terdapat 2.886 masyarakat terlibat dan mengalami proses dalam perencanaan penghidupan desa yang partisipatif di tahun 2023, dan 2.907 masyarakat terlibat di tahun 2024. Sementara itu staf pemerintah daerah juga telah memiliki pengetahuan dan pengalaman  memfasilitasi perencanaan penghidupan desa yang dilakukan di 54 desa. Program BangKIT juga melatih kader untuk 70 desa dan fasilitator dari 14 kecamatan di kedua kabupaten.

Hasil evaluasi yang dilakukan oleh masing-masing pemerintah desa dan masyarakat di 70 desa pada awal 2025 melaporkan bahwa setidaknya terdapat peningkatan di sektor pertanian, kelautan, peternakan, kerajinan tenun, usaha kecil rumah tangga, peningkatan di sektor pertukangan dan jasa perorangan dan peningkatan di bidang kesehatan, sanitasi & air bersih.

 

Wakil Bupati Seram Bagian Timur dan Sumba Barat Daya yang turut hadir pun menyampaikan kesan mereka selama bekerja bersama dengan Program BangKIT. “Apa yang telah dikerjakan bersama dengan Program BangKIT di 49 desa di Kabupaten Sumba Barat Daya berupa perencanaan partisipatif ini akan kami replikasi. Kami akan dorong terus sehingga 173 desa lainnya bisa melakukan hal yang sama.” ungkap Dominikus Alphawan Rangga Kaka, Wakil Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya.

 

Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal pun menyambut baik capaian-capaian dan pendekatan yang dilakukan oleh program BangKIT. “Program BangKIT akan dijadikan benchmark untuk program-program pemberdayaan masyarakat desa selanjutnya.” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri, Bapak Murtono, merespon keberhasilan dari pendekatan dan capaian Program BangKIT.

Pada kegiatan ini pun para pihak berdiskusi mengenai capaian program BangKIT dan hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan ke depannya. Poin penting dari proses diskusi pembelajaran pelaksanaan program adalah pentingnya keberlanjutan atas upaya dan investasi program selama ini, dimana diharapkan baik pemerintah daerah maupun kementerian terkait dapat bekerja sama dalam mempertajam capaian-capaian program yang telah dicapai selama ini. Selain itu seluruh capaian-capaian program, cerita sukses, dan pembelajaran selama implementasi program BangKIT telah tersampaikan kepada mitra-mitra program di tingkat nasional yang diikuti dengan apresiasi yang baik dari seluruh mitra.

 

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.