Akkimbolong ri Salassa, Catatan Hari Tani Nasional
Penulis : Armin Salassa
  • Foto: Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS)
    Foto: Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS)

lsu kedaulatan pangan berhembus beriringan dengan isu global perubahan iklim. Dampak perubahan iklim sangat terasa terhadap kehidupan pertanian. Perubahan iklim memberi dampak terhadap kasus gagal panen yang meningkat dari tahun ke tahun. Ini merupakan tantangan nyata yang harus dihadapi oleh petani dan pemerintah. Setelah Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 169 Tahun 1963 tentang Penetapan Hari Tani Nasional Tanggal 24 September 2022, sejak itu Peringatan Hari Tani menjadi peringatan tahunan di lndonesia. 

Hari Tani Nasional juga diperingati di Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba. Desa yang dikenal dengan desa organik atau alami karena mengembangkan pertanian alami tanpa pupuk kimia.

Desa Salassae
Desa Salassae adalah salah satu dari 17 desa dan kelurahan yang ada di kecamatan Bulukumpa, kabupaten Bulukumba di Sulawesi Selatan. Penduduk Desa Salassae berjumlah 3.461 jiwa. Desa ini diapit oleh dua sungai yakni sungai Salajueng di sebelah utara dan sungai Annyorang di sebelah selatan. Penduduk desa sebagian besar menyandarkan kehidupannya pada pertanian. Warga Salassae kesehariannya diliputi dengan aktivitas pertanian, bercocok tanam, memelihara ternak maupun mengurus kebun. 

Selain sehari-hari bekerja sebagai petani, warga Salassae juga menyibukkan diri dengan kegiatan organisasi dan kelembagaan di desa. Terdapat banyak organisasi di Salassae antara lain terdapat 8 kelompok tani, 5 kelompok wanita tani, beberapa kelompok pemuda dan terdapat pula Komunitas Perempuan Petani Alami (KPPA) dan Serikat Perempuan Salassae (SPS). Selain itu terdapat organisasi gabungan para petani dalam organisasi Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS).

1


Komunitas Swabina Pedesaan Salassae
Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS) tergolong organisasi yang baru di Salassae jika dibandingkan dengan kelompok lainnya seperti Kelompok Tani (POKTAN) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang rata-rata usia pembentukannya telah lebih dari 20 tahun. KSPS didirikan oleh petani yang umumnya adalah mantan buruh migran yang pernah bekerja di Malaysia. KSPS dibentuk sebagai hasil refleksi atas kemunduran dunia pertanian di Salassae akibat dampak buruk penggunaan bahan kimia dalam pertanian. KSPS menilai input kimia telah menimbulkan kerusakan pada lahan-lahan pertanian dan pada akhirnya menimbulkan kemiskinan bagi petani yang menyandarkan kehidupan pada pertanian. 

KSPS mengusung pertanian alami sebagai sistem pertanian yang dinilai sebagai jalan keluar masalah terkait ekonomi, sosial dan budaya.  Pertanian Alami dapat mengembalikan kehidupan pertanian yang berbudaya, menghargai kehidupan dan manusiawi. Saat ini KSPS sedang menyiapkan 3 kawasan utama sebagai kawasan wisata pendidikan pertanian dan lingkungan, ketiga kawasan tersebut terdiri dari kawasan Kantang di sekitar daerah aliran sungai Annyorang dengan luas kawasan sekitar 30 hektar, kawasan Salebu di sekitar daerah aliran sungai Salajueng dan kawasan possi tanah yang merupakan hamparan persawahan yang luasnya sekitar 10 hingga 15 ha. 

Gagasan Pelaksanaan HTN di Desa Salassae
Gagasan peringatan Hari Tani Nasional (HTN) di Desa Salassae adalah hasil diskusi antara masyarakat dan pemerintah desa. Hari Tani Nasional dianggap sebagai hari raya kaum tani, yang seharusnya dapat dipergunakan sebagai hari bersenang-senang sekaligus refleksi sambil menarik diri sejenak dari kerja sehari-hari sebagai petani lalu menata ulang kegiatan bertani yang lebih baik untuk hari-hari berikutnya. 

Ketika gagasan tersebut dilempar ke tengah-tengah masyarakat, semua menyambut dan bersedia berpartisipasi. Rapat pembentukan panitia di halaman kantor Desa Salassae dihadiri sekitar 100 orang warga. Saat pemerintah desa menyampaikan bahwa tidak ada alokasi dana yang tersedia untuk kegiatan tersebut pada anggaran dana desa, warga masyarakat menyanggupi untuk tetap menyelenggarakan dengan dukungan seluruh warga. Setelah itu, panitia yang dipimpin oleh Ketua KSPS melakukan pertemuan lanjutan guna menyiapkan pelaksanaan kegiatan, mulai dari penyiapan dan desain panggung utama, penyiapan tenda untuk menampung peserta, acara talkshow, acara pementasan seni hingga distribusi undangan peserta dan penggalangan dukungan dari individu dan lembaga yang selama ini akrab dengan kegiatan masyarakat Salassae. 

1

Manajemen Pesta Perkawinan dalam pelaksanaan kegiatan HTN Salassae
Hampir seluruh warga memiliki pengalaman terlibat dalam kegiatan pesta perkawinan di kampung. Layaknya sebuah pesta perkawinan, perhelatan peringatan Hari Tani Nasional di Salassae menerapkan manajemen pesta perkawinan. Ada orang yang sejak muda hingga berusia tua membuat barung-barung, rangkaian bambu untuk panghias panggung dan pintu gerbang sebuah pesta, ada juga yang memiliki pengalaman khusus sebagai pembuat tenda pesta, menyiapkan panggung, membuat kue, menyusun acara dan lain sebagainya. Demikianlah dalam pelaksanaan HTN di Salassae, pemerintah desa dan KSPS menggunakan 2 manajemen penyiapan yakni manajemen organisasi dan manajemen pesta perkawinan.  

Pengalaman manajemen organisasi dalam perhelatan ini digunakan untuk memastikan sisi administrasi dan perencanaan kegiatan terdokumentasi dengan baik. Sementara penyiapan dan pelaksanaan kegiatan lapangan diserahkan sepenuhnya pada warga dengan pengalaman partisipasi mereka dalam pesta perkawinan. Tokoh agama dan tokoh masyarakat serta kepala dusun menjadi simpul pembawa informasi dan pesan serta keperluan mensukseskan acara di semua masjid yang ada di Salassae. 

1


  

Hari Perayaan 
Pagi itu, setelah peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya, dua puluh orang perempuan tani Desa Salassae bergerak serentak menuju panggung utama di lapangan bola Desa Salassae. Mereka menyanyikan lagu dalam bahasa Konjo Bulukumpa Buttaku, Salassa Pammantanganku (Bulukumpa Tanahku, Salassa Tempat Tinggalku) di hadapan sekitar 1.200 orang yang menghadiri acara Peringatan Hari Tani Nasional 24 September 2022 yang digelar pemerintah desa dan warga Salassae hari itu. Nyanyian ini tidak berisi kesempurnaan Desa Salassae melainkan mengisahkan tekad dan upaya masyarakat memperbaiki yang rusak dan membenahi jika ada hal yang dirasakan kurang, juga merupakan ungkapan kebanggaan terhadap kampung halaman yang ibarat surga di bumi dan harus dipelihara sebagai pusaka bagi anak cucu.

Karnaval
Sebelum lagu dinyanyikan, sebelum acara dimulai, pagi-pagi sekali ratusan petani, laki-laki dan perempuan serta anak-anak muda Salassae sudah berkumpul di sekitar lokasi acara. Anak-anak kecil yang masih dalam gendongan dan yang baru belajar berjalan serta anak usia sekolah dasar turut serta dalam barisan. Anak–anak kecil ini, terlihat bahagia dengan pengalaman baru tenggelam dalam suasana gembira warga desa. Suara riuh menggema di antara pemandangan para petani yang tampil menawan dengan dandanan khas peserta karnaval. Beberapa diantaranya memakai kacamata hitam, ada juga yang memakai kacamata warna merah muda, dan banyak di antaranya membawa hasil kebun seperti pisang, buah nanas serta benih padi. Peserta karnaval yang kesemuanya warga dari 5 dusun di Desa Salassae berbaris menyusuri jalan utama dan lorong di Desa Salassae dengan gemuruh yel-yel khas masing-masing dusun. Saat matahari mulai bergerak naik, barisan peserta karnaval berbaris menyatu menuju lapangan untuk memulai rangkaian acara peringatan Hari Tani Nasional. 

Persiapan Lokasi
Lapangan Bola Desa Salassae yang beberapa hari sebelumnya sering digunakan para pemuda untuk bermain sepak bola dan volly pada sore hari dan pada pagi hingga menjelang sore lapangan itu biasanya, dipenuhi dengan tikar-tikar plastik untuk menjemur padi atau cengkeh hasil panen keluarga tani. Hari itu tepi lapangan itu dihiasi dengan umbul-umbul dan bendera ragam organisasi. 

Di tengah lapangan terdapat tenda besar berukuran lebar 10 meter dan panjang 50 meter. Tenda dengan rangka 300 batang bambu tersebut mampu menampung 700 orang. Selain tenda utama terdapat 3 tenda ukuran sedang dan 4 tenda ukuran kecil untuk peserta, kegiatan pameran produk UMKM dan pameran makanan tradisi. Tidak jauh dari lapangan sekumpulan warga desa yang tidak tertampung di dalam tenda memilih bernaung di bawah pohon cengkih yang tidak jauh dari lokasi agar tetap bisa mendengar dan mengikuti acara peringatan Hari Tani Nasional. 

Seorang petani alami, Abdul Wahid bergerak menuju panggung dalam rangka Anggaru. Anggaru adalah sesi pidato sambutan khas Salassae untuk peserta acara-acara yang melibatkan banyak orang seperti acara lamaran pernikahan, musyawarah besar yang melibatkan orang luar Salassae dan lain sebagainya. Pidato sambutan ini dimulai dengan kalimat riemaki mae karaeng, akkimbolong ri salassa (selamat datang tuan dan nyonya, berkumpul dan menyatu di salassa), selanjutnya adalah penjelasan yang keseluruhan isinya adalah kiasan perilaku dan eksistensi kampung-kampung tua dan tempat-tempat yang disakralkan di Desa Salassae. 

Bertindak sebagai ketua panitia adalah petani alami yang juga merupakan ketua organisasi Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS). Dalam sambutannya, Muhammad Nur menyampaikan tujuan kegiatan peringatan hari tani yakni sebagai wadah untuk menghimpun kekuatan kolektif warga desa, petani dan lapisan masyarakat lainnya untuk bahu membahu memperhebat aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah menjadi persoalan global yang dampaknya juga dirasakan oleh kalangan petani di Desa Salassae. 

Ketua Panitia tak lupa menyampaikan kepada peserta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung penyelenggaraan acara, baik individu maupun kelembagaan, baik pada seluruh lapisan masyarakat Salassae maupun warga diluar Desa Salassae. Organisasi di luar desa yang terlibat langsung maupun tidak langsung antara lain dari Yayasan BaKTI, Yayasan Bina Desa, Walhi, Konsorsium Pembaruan Agraria, Gerbang Tani, Asiadhrra, DPW Barikade98 Sulsel dan lain-lain.

Kepala Desa Salassae dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Peringatan Hari Tani Nasional yang diselenggarakan ini tidak terlepas dari upaya pemerintah desa untuk menjadikan momentum Hari Tani Nasional ini sebagai ajang silaturahmi, memperkuat kerja sama antar seluruh lapisan masyarakat dan kelembagaan untuk tujuan-tujuan mensukseskan agenda pembangunan Nasional, pembangunan Kabupaten serta pembangunan di Desa Salassae. 

Peringatan Hari Tani Nasional di Desa Salassae mengusung tema “Perkuat Petani Perhebat Aksi Adaptasi Dan Mitigasi Perubahan Iklim”.  Tema ini terkait dengan persoalan global tentang perubahan iklim yang telah memberi dampak buruk bagi kehidupan termasuk dalam konteks pembangunan pertanian. Desa Salassae sebagai penerima anugerah PROKLIM UTAMA pada tahun 2017 dan PROKLIM LESTARI pada tahun 2019 dari Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia memiliki kewajiban moril untuk memelihara semangat dan partisipasi untuk senantiasa mendukung upaya baik pemerintah pusat maupun daerah untuk aktif menyuarakan dan melakukan tindakan-tindakan terkait mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim. 

Momentum Peringatan Hari Tani Nasional kali ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi semua untuk saling mendukung dan bekerja sama antara semua pihak dalam menciptakan iklim yang lebih baik untuk kehidupan masyarakat maupun yang utama pada sektor pertanian.

Pemerintah dan masyarakat Desa Salassae membuka diri untuk menjadikan desa ini sebagai tempat berbagi dan belajar bersama semua pihak, baik dari masyarakat umum, kalangan petani maupun kalangan pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. 

Dalam sambutannya kepada desa juga menyatakan tekad dan sedang menyiapkan diri untuk dapat menjadi tempat belajar bersama pengembangan ekonomi bercorak pedesaan dan pertanian di masa depan. “Kami berharap adanya dukungan dari semua pihak untuk memajukan peran yang dapat diambil oleh pemerintah desa maupun komunitas petani agar dapat berperan lebih aktif, lebih positif dan lebih berdampak luas di masa yang akan datang” ungkapnya. Pemerintah dan masyarakat Desa Salassae berkomitmen untuk terus terlibat mendukung program pemerintah terkait peningkatan kesejahteraan petani dan upaya adaptasi mitigasi perubahan iklim. 

Adapun rangkaian kegiatan dalam peringatan hari tani ini di antaranya adalah pameran, persembahan tari, talkshow, pameran produk UMKM, berbagai macam lomba seperti lomba penataan pekarangan desa, lomba tebang (Talis sapi), lomba pameran makanan tradisional dan lainnya. Pada sesi talkshow menghadirkan narasumber dari Konsorsium Pembaruan Agraria, Yayasan Bina Desa Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bulukumba, Balai PPI dan Karhutla Region Sulawesi dan Bappelitbangda Kabupaten Bulukumba 

Tanam 1 Juta Pohon dari Petani untuk Kehidupan
Sore hari pada acara peringatan HTN 2023, Kepala Desa Salassae, Ketua BPD Desa Salassae, lima orang kepala dusun, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan masyarakat membubuhkan tandatangan pada selembar spanduk peluncuran agenda Tanam 1 Juta Pohon dari Petani untuk Kehidupan. Agenda tanam satu juta pohon ini direncanakan berlangsung selama 5 tahun dari tahun 2023 hingga tahun 2027. Komitmen agenda tanam pohon merupakan aksi nyata dari komitmen pemerintah dan warga desa untuk terlibat dalam kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah menjadi masalah global. 

Hari Tani Nasional 2022 telah usai namun berhari-hari setelahnya HTN menjadi trending topik dihampir seluruh simpul percakapan warga di Desa Salassae. Seluruh warga merasa bahagia karena telah dapat berpartisipasi pada acara yang dihadiri banyak orang. Warga bahagia dengan “hasil kerja kita–partisipasi kita”, kegiatan “Akkimbolong ri Salassa” dalam peringatan Hari Tani Nasional menjadi cermin bagi warga desa menatap wajah kebersamaan dalam cermin tersebut dan membuatnya yakin untuk terus bahu membahu menata perjalanan hari demi hari menuju masa depan kampung yang cerah.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.