Solusi Riset di Masa Pandemi COVID 19 : Berbasis Digital atau Protokol Kesehatan
Penulis : Rahmad Sabang
  • Ilustrasi: Ichsan Djunaed/Yayasan BaKTI
    Ilustrasi: Ichsan Djunaed/Yayasan BaKTI

Pandemi COVID-19 berdampak luas, menyentuh semua lini kehidupan sosial, ekonomi. Tidak terkecuali dunia riset, pun ikut terimbas, khususnya penelitian bidang ilmu sosial dan humaniora, yang aktifitas penelitiannya bersentuhan langsung dengan manusia. Lalu, bagaimana pelaku riset bidang ilmu sosial dan humaniora merespon ini, dalam penantian vaksin COVID-19 yang tak kunjung pasti?. Situasi ini membutuhkan  kecerdasan, inovasi dan kreatifitas  beradaptasi secara substansi, akademis, metodologi tanpa mengorbankan kualitas proses dan hasil kajian, serta keselamatan peneliti sebagai subjek dan responden sebagai objek. 

Di masa pandemi sekalipun, beragam kebutuhan akan hasil riset. Riset tetap diperlukan, termasuk penelitian dampak COVID-19 itu sendiri. Maka, pilihannya adalah  memanfaatkan teknologi digital. Menurut Dr. Vina Salviana Darvina Soedarwo, Direktur pada Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), solusi riset di masa normal baru COVID-19, adalah mengumpulkan data berbasis digital, sebuah pendekatan dalam penelitian sosial humaniora untuk mendapat data objek riset secara langsung. Pendekatan ini  menjembatani  subjek penelitian dengan peneliti tanpa mengurangi kualitas data, dan tidak  dibatasi sekat geografis.

Lanjutnya, teknik pengumpulan data di masa  pandemi dan kebiasaan baru melalui wawancara, observasi, bisa dilakukan dengan menggunakan E-kuesioner. Metodologi riset bisa diterapkan dengan platform digital, wawancara mendalam, observasi dan FGD. Keunggulan pilihan platform digital adalah menjaring beragam peserta yang berbeda lokasi, zona waktu, sehingga heterogenitas peserta lebih besar dibandingkan offline. Fleksibilitas dalam menyampaikan ide, pertanyaan, argumentasi secara lisan maupun teks, khususnya aplikasi yang memiliki fasilitas chat room, seperti google meet atau zoom meeting.  Observasi di masa normal menggunakan panca indra, dan masa kebiasaan baru yang   berbasis digital, polanya berubah dalam bentuk pengamatan terhadap teks, kosakata.

Ilustrasi : Ichsan Djunaed/Yayasan BaKTI
Ilustrasi : Ichsan Djunaed/Yayasan BaKTI

Senada dengan itu, Dr. Cecep Sukria Sumantri, Direktur Pengembangan Kapasitas, lembaga penelitian Survey Measurement Training and Research (SurveyMETER) Indonesia, membenarkan argumentasi Dr. Vina Salviana Darvina Soedarwo. Praktik riset SurveyMETER di masa pandemi, dilakukannya dengan memanfaatkan tehnologi digital sebagai alternatif. Pendekatan ini pula yang menyelamatkan  agenda riset  SurveyMETER Indonesia tetap berjalan di awal masa pandemi,  dengan memanfaatkan form survei, survei daring (website). Menurutnya, penelitian berbasis teknologi aman dari  pandemi  COVID-19.

Namun dibalik keunggulannya,  juga ada kelemahan riset berbasis digital. Secara teknis, menurut Cecep, informasinya terbatas, serta cakupan dan tingkat keakuratan datanya yang rendah. Kelemahannya secara teknis adalah durasi waktu terbatas, ‘’survei online tidak efektif apabila dilakukan lebih dari 20 menit, ada kecenderungan responden tidak fokus dan berpotensi menyebabkan data tidak akurat. Kata Cecep Sumantri sesuai pengalamannya, belum lagi tantangan geografis, dan jangkauan fasilitas komunikasi yang belum sepenuhnya menjangkau wilayah perdesaan, atau ketersediaan fasilitas dan kemampuan mengoperasikan teknologi digital, serta karakteristik masyarakat perdesaan yang lebih senang diskusi langsung.

Tidak dapat dipungkiri, riset bidang ilmu sosial dan humaniora, lebih efektif dilakukan dengan metode konvensional, diskusi tatap muka, sambil mendengar responnya, juga mengamati gestur, mimik dan tanda-tanda fisik lainnya, serta leluasa mengamati lingkungan sekitar. SurveyMETER sudah melakukan riset lapangan di masa kebiasaan baru, tepatnya awal Agustus, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan konsisten oleh tim peneliti, sejak persiapan hingga pelaksanaan. Tantangannya adalah menghadapi informan yang tidak taat protokol.

Upaya adaptasi pelaksanaan penelitian bidang ilmu sosial dan humaniora di masa kebiasaan baru, dibahas melalui diskusi Penyelarasan Protokol Pelaksanaan  Penelitian/Kajian dan Pengabdian kepada Masyarakat Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora, masa kebiasaan baru pandemi COVID-19 yang dilaksanakan Yayasan BaKTI bekerja sama dengan BAPPELITBANGDA Sulawesi Selatan, dan KSI akhir Agustus 2020 via Zoom. Menghadirkan      Dr. Vina Salviana Darvina Soedarwo, dan               Dr. Cecep Sukria Sumantri sebagai narasumber dan  penanggap hadir  Dr. Sudirman Nasir (AIC Senior Fellow UNHAS) dan peneliti dari Partnership Australia Indonesia Research (PAIR). Diskusi dihadiri peserta dari bidang litbang-BAPPELITBANGDA provinsi Sulawesi Selatan dan kabupaten/ kota, perguruan tinggi dari dalam Sulawesi Selatan, LSM dan pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar.

Ilustrasi : Ichsan Djunaed/Yayasan BaKTI
Ilustrasi : Ichsan Djunaed/Yayasan BaKTI

Sebagai penanggap, Dr. Sudirman Nasir menegaskan dua hal penting yang ditegaskan oleh narasumber, yaitu  keamanan peneliti dan subjek penelitian, serta fleksibilitas ketika  terjadi force majeur yang tidak bisa dikontrol. Beliau juga menegaskan penting untuk memastikan hal yang harus dilakukan sehingga bisa mencapai tujuan penelitian dengan kualitas dan kredibilitas yang terjaga. Situasi ini membutuhkan kecerdasan dan kreatifitas  beradaptasi dan diadaptasikan dengan situasi yang terjadi. Sebagai tenaga kesehatan, ditegaskan pentingnya keselamatan peneliti dan responden/informan dalam sebuah penelitian harus diutamakan.

Peserta diskusi diingatkan, betapa prinsip keselamatan dan kesehatan jauh lebih utama, mengingat pola penyebaran COVID-19 yang sangat cepat. Kajian lapangan menghadapi risiko, berhadapan dengan fenomena  penyakit kronik atau komorbiditas, diabetes, cardiovascular beserta faktor risikonya seperti hypertensi, obesitas, yang bukan lagi fenomena perkotaan, tetapi juga di pedalaman dan kalangan menengah ke bawah (Data Reskesdas 2018), sehingga fatal apabila ada yang terinfeksi, gejala kliniknya cepat membesar dan menyebabkan kematian.

Itulah sebabnya, keselamatan diutamakan di masa pandemi,  namun tetap bisa diupayakan dengan pemberlakuan prosedur dan protokol  keselamatan dan kesehatan secara ketat. Dalam pelaksaan penelitian, perlindungan terhadap subjek maupun objek penelitian, merupakan prinsip etik, yang diatur melalui regulasi, salah satu poin pada pasal 44 PERMENRISTEKDIKTI No. 44 Tahun 2015, menyatakan ‘‘..mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan’’ (PERMENRISTEKDIKTI No. 44 Tahun 2015).

Peserta diskusi memberikan mandat kepada pemerintah, dalam hal ini BAPPELITBANGDA Provinsi Sulawesi Selatan untuk menyiapkan SOP protokol kajian di masa pandemi dan  penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan kajian bersifat mandatori, sebagai upaya menerapkan prinsip etik penelitian dan ketaatan terhadap regulasi. Sebagai respon atas rekomendasi tersebut, BaKTI bersama KSI telah menyiapkan SOP protokol kesehatan dalam pelaksanan kajian bidang Ilmu Sosial dan Humaniora di masa kebiasaan baru, yang akan di uji coba pada pelaksanaan kajian rantai nilai komoditas sutra, pada Oktober – Desember 2020, hasil uji coba sebagai materi perbaikan SOP.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.