Mendunia dengan Komik Melawan Perundungan
  • Foto: Unicef.org
    Foto: Unicef.org

Saya menyempatkan diri hadir pada Kelas Sharing Perpustakaan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia). Kalahkan Kekerasaan dengan Komik! adalah topik sharing kali ini.

Narasumber kali ini menarik, Rizka namanya. Ia adalah pelajar sekolah menengah yang memenangkan kontes komik yang diselenggarakan oleh Unicef dalam rangka kampanye global #ENDViolence untuk membantu mengeliminasi tindak kekerasan yang dialami anak-anak dan remaja.

"Unicef mengadakan kontes ini tanpa syarat dan ketentuan yang spesifik, namun tema yang ditentukan adalah anti- bullying dan stop violence terhadap anak-anak baik di lingkungan sekolah atau tempat tinggalnya," ujar Humas Unicef, Kinanti Pinta Karana saat dihubungi Kompas.com pada Senin (14/1/2019)[1].

Kontes komik ini memiliki tema yang berbeda setiap tahunnya. Pada tahun ini Unicef mengangkat tema tentang kekerasan yang terjadi pada anak-anak dan remaja yang akrab disebut bullying. Saya pribadi melihat bullying ini topik serius untuk ditindaki, bukan hanya jadi bahan diskusi. Dua anak pertama saya pernah mengalaminya. Anak ketiga saya, si spesial yang speech delay kalau keluar rumah juga rentan diolok-olok anak-anak lain karena cara bicaranya yang tak biasa.

Zaman now, ketika kebanyakan anak memegang HP, bullying mudah saja mereka lakukan. Ada yang menggunakan istilah prank dan bagi mereka prank itu hanya main-main. Ada yang dilakukan di dunia maya, melalui grup-grup media sosial, jalur pribadi, ataupun melalui pesan Whatsapp dan masih banyak yang dilakukan di dunia nyata.

Di dunia nyata pun beragam bentuknya. Mulai dari yang secara ekstrem menyerang si anak, ada yang mengolok-olok pekerjaan atau nama orang tua si anak, ada yang dengan mendiamkan anak yang sedang berbicara dengannya, dan sebagainya. Pokoknya perbendaharaan tindakan perundungan ini makin banyak saja.

Itulah yang membuat saya menghadiri acara di kantor BaKTI kali ini. Sayangnya saya datang terlambat. Bersyukur saya masih bisa menyimak Rizka menceritakan pengalamannya mengikuti kontes. Katanya dia sempat tak berharap menang karena khawatir akan menyita waktunya dalam mempersiapkan diri menyongsong Ujian Nasional SMA dan seleksi masuk perguruan tinggi. Sudah terbayang saja kesibukan yang akan dijalaninya jika terpilih sebagai pemenang.

Pemenang kontes ini nantinya akan berkolaborasi dengan tim profesional yang ditunjuk oleh Unicef untuk berkolaborasi membuat buku komik. Buku komiknya nanti akan dipamerkan di hadapan para pemimpin dunia pada sebuah forum politik tingkat tinggi tentang pembangunan berkelanjutan di markas besar PBB di New York pada bulan Juli 2019 serta didistribusikan kepada sekolah-sekolah dan anak-anak di seluruh dunia.

Sempat pula berpikir ingin mundur ketika finalis asal India menyatakan mundur. Namun Rizka mengkhawatirkan para voter yang telah memilihnya. Rasa tak ingin menang terus mengemuka namun kalah telak dengan takdir yang tertulis atas namanya. Rizka berhasil mengalahkan lebih 3.600 karya dari sekira 130 negara di dunia.

Copyrighted: Rizka Raisa Fatimah Ramli
Copyrighted: Rizka Raisa Fatimah Ramli


Tak hanya itu, Rizka juga mengungguli 9 finalis lainnya dengan mendulang 23 ribu voting. Para finalis yang lain berasal dari Ekuador, Mesir, Yunani, Amerika Serikat, dan Filipina. Menariknya, usia para finalis ini berbeda-beda. “Yang paling tua 25 tahun, yang paling muda 12 tahun,” ujar Rizka.

Namun demikian karakter anak juga memengaruhi. Saya beruntung, Athifah anak yang talkative dan mempunyai kemampuan verbal yang baik jadi dia mampu dan mau terbuka kepada saya. Berbeda dengan si sulung Affiq yang lebih tertutup dan tidak banyak bicara.

Pada kasus Affiq saat dia duduk di bangku SMP dulu, beruntung ada kawan baiknya yang menceritakan bullying yang dihadapi Affiq kepada papanya sehingga si papa bisa secepatnya menyampaikan kepada guru BK dan kasus bullying itu langsung diproses.

Jangan tanyakan perasaan ibu yang anaknya dibully. Sakit, Mak! Jauh lebih sakit ketimbang menghadapi permasalahannya sendiri! Namun demikian, sebagai ibu saya sadar harus bersikap waras dan menjadi pendamping terbaik bagi anak. Teman-teman yang saya menganjurkan agar menguatkan anak saya, itu yang paling utama. Kalau sayanya tidak waras tentu tak bisa melakukannya. Bersyukur Athifah bisa diajak berdiskusi banyak hal dan mau menerima pandangan-pandangan yang diberikan kepadanya.

Rizka punya pandangan sendiri dalam menghadapi perundungan. Dari penjelasannya, saya menangkap dia lebih memilih menyelesaikan sendiri masalahnya, yaitu dengan menggambar. Namun dia tahu pentingnya untuk speak up dan tidak membiarkan perundungan berlarut-larut. Speak up-nya “yang dilakukan” Rizka bisa melalui karya.

Kalau boleh saya bahasakan, pelajaran pentingnya diskusi ini adalah bagi yang punya keterampilan menggambar, ayo menggambarlah. Bagi yang punya keterampilan menulis, ayo menulislah. Tapi kalau kalian bisa menceritakan masalah yang terjadi kepada orang tua atau orang dewasa yang bisa dipercaya, lakukanlah. Perundungan memang tak bisa dibiarkan karena pembiaran akan membuat pelakunya memiliki alasan untuk mengulangi perbuatannya lagi dan lagi.

Submission Agreement

Terimakasih atas  ketertarikan Anda untuk mengirimkan artikel ke BaKTINews. Dengan menyetujui pernyataan ini, Anda memberikan izin kepada BaKTINews untuk mengedit dan mempublikasikan artikel Anda di situs web dan situs afiliasinya, dan dalam bentuk publikasi lainnya.
Redaksi BaKTINews tidak memberikan imbalan kepada penulis untuk setiap artikel yang dimuat.  Redaksi akan mempromosikan artikel Anda melalui situs kami dan saluran media sosial kami.
Dengan mengirimkan artikel Anda ke BaKTINews dan menandatangani kesepakatan ini, Anda menegaskan bahwa artikel Anda adalah asli hasil karya Anda, bahwa Anda memiliki hak cipta atas artikel ini, bahwa tidak ada orang lain yang memiliki hak untuk ini, dan bahwa konten Artikel Anda tidak mencemarkan nama baik atau melanggar hak, hak cipta, merek dagang, privasi, atau reputasi pihak ketiga mana pun.

Anda menegaskan bahwa Anda setidaknya berusia 18 tahun dan kemampuan untuk masuk ke dalam kesepakatan ini, atau bahwa Anda adalah orang tua atau wali sah dari anak di bawah umur yang menyerahkan artikel.
 
Satu file saja.
batasnya 24 MB.
Jenis yang diizinkan: txt, rtf, pdf, doc, docx, odt, ppt, pptx, odp, xls, xlsx, ods.